19

3.4K 414 8
                                    

Kini suasana yang tadi lenggang karena hanya terdapat dua orang sekarang kembali terasa sesak, selain karena gedung tua yang nampak tak terawat dan tumpukan tubuh yang berserakan sekarang dua orang pemuda berstatus kakak adik itu terkepung dengan posisi saling membelakangi.

" Kau harus menjelaskan apa maksud ucapan si tua tadi Jaemin." Ujar Haechan dengan dingin, Jaemin menghela nafas karena tak biasanya kakaknya ini menggunakan nada seperti itu.

Sret

" Akan aku jelaskan nanti, kita selesaikan ini saja dulu." Ujar Jaemin setelah melepas paksa anak panah yang tadi tertancap di pundaknya.

Dan detik itu juga suara pukulan, sabetan, tembakan dan teriakan saling tumpang tindih, dua orang pemuda dengan keadaan berbeda jauh kini tengah saling melindungi agar tak terkena serangan.

Anak buah Kim Changmin beberapa ada yang mundur, mereka terlalu terkejut dengan anak yang tengah memutar tombaknya dengan ganas, tak peduli dengan luka menganga akibat anak panah tadi juga bekas luka di lengan kirinya akibat misi kemarin kembali terbuka. Jaemin tetap saja menerjang lawab yang ada di depannya, sedangkan Haechan raut wajah dingin yang tak pernah muncuk itu nampak benar-benar mengintimidasi.

" Mereka benar-benar monster!"

" Jangan khawatir, salah satu dari mereka sudah terkena racun, tidak akan lama lagi kita bisa membunuhnya dengan mudah."

" Benar, lagipula kita juga mengetahui semua taktik dan strategi mereka."

Dor

" Darimana kalian tau hm?" Tanpa di duga, Haechan sudah ada di antara enam orang pria yang tengah berdiskusi itu.

" Katakan! SIAPA YANG MEMBERITAU KALIAN!" Haechan berteriak dengan mencekik salah satu diantara enam pria itu hanya dengan satu tangan.

" Hahaha, kau t-tidak tau? Orang terdek-katmu bekerja s-sama dengan tuanku." Jawabnya terbata, telinga Haechan terasa berdengung, wajahnya memerah marah dengan sekali kibas orang di tangannya langsung tewas dengan leher hancur.

" Renjun hyung! Kita harus bicara setelah ini!" Setelah itu alat komunikasi yang bertengger di telinga Haechan langsung di lepas paksa, hari ini sepertinya banyak fakta yang harus di terimanya dengan paksa. Renjun di sisi lain bersamaan dengan mengawasi keseluruhan agensi menegang, bukan seperti maunya. Air matanya langsung mengalir begitu saja tanpa bisa di cegah.

"Sialan! Maju kalian semua, aku butuh pelampiasan."

Racun dalam tubuh Jaemin semakin lama semakin menyebar, menyebabkan pandangannya makin memudar dan tubuhnya bergerak tak sesuai keinginannya, hal ini langsung di manfaatkan anak buah Changmin untuk mengeroyoknya, apalagi jarak antara Haechan dan Jaemin agak jauh dengan Haechan yang sedang bernafsu menghabisi musuh lainnya.

" H-hyung!"

" JAEMIN !!!"

Haechan tak membatu, tubuhnya langsung tak bisa di gerakkan saat di depan matanya sang adik tumbang dengan sebuah pisau yang tertancap di perutnya.

" Jika bertempur jangan lengah" bisik Jaemin lirih, matanya makin lama makin memberat karena racun dan kekurangan darah.

Haechan langsung melupakan segalanya dan memangku kepala sang adik dengan mata berlinang air mata, hatinya berdenyut sakit menatap wajah pucat sang adik.

Haechan memejamkan mata pasrah, ia sudah kehabisan tenaga, sekarang di pangkuannya ada yang adik yang sekarat, jika ia harus mati ia tak peduli asalkan sang adik tak apa.

☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang