.
.
.
.
.
.
.Stuck with you
.
.
.
.
.Beberapa menit yang lalu, pesawat yang membawa rombongan besar idol grup korea yang tengah tenar di berbagai kalangan dan seluruh kru maupun staff telah lepas landas. Kerumunan penggemar yang tadi berdesak-desakan demi menyaksikan para idola nya kini mulai berkurang, dari ratusan orang yang mulai membubarkan diri, seorang pria manis kini keluar dari jalur VIP yang tadi di gunakan sebagai jalur utama para rombongan agar aman dari serbuan fans. Renjun menatap sekelilingnya yang nampak lenggang dengan nafas lelahnya, beberapa menit yang lalu sebelum keberangkatan para idol adalah waktu yang menurutnya sangat menjengkelkan.
Idol yang seharusnya berjalan dengan nyaman sempat terjepit diantara ratusan orang yang mencoba mengambil gambar mereka bahkan beberapa juga ingin menyentuh bagian tubuh idol. Untung saja para bodyguard yang berada di bawah pimpinan adiknya sendiri mampu menjaga dan menempatkan para idol dalam keamanan, meskipun salah satu anggota idol tadi sempat hampir di ganggu oleh Sasaeng fans.
Renjun sempat merasa geram, dirinya saja yang berjalan bersama para staff juga agak terdesak akibat beberapa fans yang agresif sangat terlihat brutal. Kaki mungilnya bahkan sempat terinjak dengan high heels salah satu penggemar, memejamkan mata sejenak guna meredam kekesalannya, batinnya seketika langsung bergejolak, jika ia saja yang berada diantara para staff sangat merasa terganggu dan marah bagaimana dengan para idol yang dengan sembarangan beberapa fans yang dengan tak sopan menyentuh anggota tubuh mereka?
Untuk pertama kalinya ia ikut mengantarkan grup idol, Jaemin sudah pasti ikut karena ia adalah pimpinan keamanan disini sedangkan si gembul untuk pertama kalinya juga ikut di bawa bersama si bungsu, kini tinggal dirinya sendiri yang harus mengawasi agensi milik paman mereka untuk sementara.
" Hey, kita bertemu lagi mungil." Sebuah suara sontak langsung membuat Renjun berbalik dan terkejut. Bagaimana bisa? Batinnya mendadak berkecamuk, namun ekspresi wajah dari putra pertama Na Suho itu masih tetaplah biasa.
" Ya, kita bertemu lagi." Jawab Renjun dengan menatap lurus pria di depannya.
" Sudah lama tak bertemu,
Hyunjin."
.
.
.
.
.
.
.Jaemin nampak menyandarkan kepalanya pada jendela pesawat, manik bulatnya menerawang semua pemandangan di balik awan yang mampu ditangkap indranya. Entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa ada yang aneh, setelah menghabiskan waktu bersama pemuda Lee kemarin, bukan karena ia jatuh cinta, si bungsu Na ini saja tidak pernah tau bagaimana rasanya jatuh cinta namun perasaan aneh yang ia rasakan ini adalah tentang aura Jeno yang terasa begitu kuat menurutnya.
Lamunan si manis nampak terganggu dengan suara ringisan kecil yang berasal dari sampingnya, ketika menoleh sudah terdapat Haechan yang kini mengisi tempat duduk kosong di sampingnya. Beberapa kali nampak Jaemin lihat hyung keduanya meringis kesakitan dengan memegangi kepala bagian belakangnya dan lengan kirinya.
" Ada apa hyung?" Tanya Jaemin dengan khawatir, baru pertama kali ini hyungnya ikut dan malah kesakitan seperti ini.
" Nana ya," Haechan merengek, maniknya nampak berkaca-kaca ketika menghadap sang adik, "Bagaimana ini? Kepala belakangku terasa mau pecah ketika tak sengaja terkena lemparan botol dan tanganku tercakar oleh fans tadi." Ujarnya seraya menunjukkan lengan kirinya yang terdapat beberapa goresan panjang dan agak berdarah sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]
FanfictionKisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis dan kisah cinta yang rumit. Na Haechan, si tengah dengan sikap absurd dan perjuangannya dalam meluluhkan hati sang dambaan hati. Serta, Na...