.
.
.
.
.
.
.
The Great Wall and its history
.
.
.
.
.
.
Sepasang kaki panjang nampak berjalan santai keluar dari airport, matanya menatap sekitar dengan pandangan menilai, tidak banyak yang berubah sejak terakhir kali ia menapakkan kaki disini.
Beijing Capital International Airport.
Airport terbesar di Cina itu masih nampak ramai meskipun waktu sudah menunjukkan bahwa petang telah tiba, Guanlin menelisik sekitaran airport dengan serius, setelah menemukan sesuatu yang ia inginkan, dengan pasti ia melangkahkan kaki panjangnya mendekati objek.
" Sudah lama sejak aku tak memakan makanan asli dari Cina." Gumamnya menatap sebuah gedung sederhana yang merupakan sebuah tempat makan tradisional cina.
Dengan senyum yang mengembang, Guanlin segera memasuki rumah makan itu dan segera memilih tempat duduk, tak lama setelah itu datanglah seorang pelayan yang membawa sebuah note dan memberikan buku menu untuk si tampan memilih.
Setelah mencatat dan memastikan kembali pesanan yang di sebutkan pelanggannya si pelayan lantas segera bergegas pergi meninggalkan Guanlin sendirian dengan mata yang sibuk mengawasi sekitaran. Kegiatannya itu tak berlangsung lama sebab getaran ponsel mengalihkan perhatiannya dari seluk beluk jalan yang menunjukkan aktivitas orang-orang.
" Ya? Ada apa?" Tanya Guanlin setelah memastikan bahwa yang menelponnya adalah orang yang benar.
Keningnya mengkerut sesaat setelah mendengar lokasi yang di sebutkan oleh seseorang di sebrang sana, "Ya, baiklah. Aku akan mengisi perutku terlebih dahulu sebelum menemanimu bertindak barbar." Setelah berbincang-bincang akhirnya telpon pun terputus bebarengan dengan datangnya pesanan Guanlin, setelah mengucapkan terima kasih kepada pelayan, dengan semangat Guanlin segera mencicipi hidangan di depan matanya.
" Jja, mari mengisi amunisi sebelum melakukan game menyenangkan."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
" Dimana adikmu Chan?" Sebuah suara menyebabkan Haechan yang baru saja mendudukkan tubuhnya di sofa ruangan pribadinya bersama saudaranya menoleh, matanya yang semula terpejam dipaksa kembali terbuka.
" Jaemin melakukan perjalanan ke Cina atas instruksi dari Renjun hyung bahwa Kim Sae Joon berada disana." Ucap Haechan menjelaskan kepada pamannya yang entah sejak kapan juga berada dalam ruangan.
Dahi Jaehyun mengeryit, " Lalu dimana Renjun?" Haechan menggeliat guna merenggangkan tubuhnya sesaat, duduk berjam-jam di pesawat dan memastikan keamanan para idol dan staff hingga tiba di tujuan ternyata begitu melelahkan.
" Entahlah, ia bilang bahwa akan mencari sesuatu untuk temannya yang akan datang." Ujar Haechan tak peduli.
" Lalu Jaemin, dengan siapa dia di Cina?" Tanya Jaehyun lagi, entahlah perasaannya saat ini sedang tidak karuan.
" Tentu saja sendirian uncle." Jawab Haechan santai, Jaehyun seketika langsung berdiri tegak dan meninggalkan ruangan dengan tergesa tanpa memperdulikan Haechan yang dibuat terkejut dan bingung akan tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]
FanfictionKisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis dan kisah cinta yang rumit. Na Haechan, si tengah dengan sikap absurd dan perjuangannya dalam meluluhkan hati sang dambaan hati. Serta, Na...