2 tahun kemudian
Seorang pemuda manis dengan surai berwarna coklat mudanya nampak menatap pemandangan yang ada di balik jendela kamarnya sebelum suara tangisan bayi berusia sekitar delapan belas bulan menarik perhatiannya.
" Cup..cup...cup... Kenapa menangis? Kau merindukan papa, hm?"
Bukannya diam, bayi perempuan itu malah makin mengeraskan tangisannya membuat sang ibu juga ikut bingung.
Ceklek
" Ada apa ?" Seorang pria tampan memasuki kamarnya dan sang istri, ia yang tengah mengerjakan berkas kantornya di bawah mendengar tangisan sang putri yang tidak kunjung mereda namun malah makin kencang.
" Tidak tau Guan, Minjeong tiba-tiba bangun dan menangis keras bahkan aku sudah menberinya susu tapi dia makin menangis." Guanlin menatap putrinya bersama Renjun dengan lembut sebelum mengangkatnya dalam gendongannya.
" Jadi benar kau merindukan papa ya?" Tanya Renjun gemas yang hanya di balas suara bayi yang menggemaskan.
Guanlin mendudukkan diri di tempat tidur dengan Minjeong di gendongannya yang kini sudah diam dengan mata yang mengerjab menggemaskan, Renjun kemudian ikut duduk di samping sang suami.
" Bukankah dia sangat menggemaskan?" Tanya Guanlin yang di balas anggukan semangat Renjun, "Wajahnya benar-benar perpaduan darimu dan diriku, sangat lucu." Pekik Renjun gemas.
" Jika Minjeong juga seperti kita bagaimana? Apa kau akan marah?" Tanya Guanlin menarik perhatian Renjun yang tengah mengusel-usel pipi putrinya yang sangat tembam mirip pipi Jaemin waktu kecil.
" Jangan gila, dia bahkan belum bisa bicara."
Guanlin tertawa sembari menepuk punggung putrinya, mendapatkan Renjun bukanlah hal mudah. Setelah kejadian 2 tahun lalu, Guanlin memang berhasil mendekati Renjun namun ia sempat kalah cepat dengan seorang penyanyi solo yang merupakan anak asuhan baru di agensi pamannya.
Mendengar hal itu Guanlin sempat hendak menyerah, dia pergi ke Jepang untuk menyusul Jaemin, disana si jangkung bertemu dengan Jeno yang masih setia menunggu Jaemin yang tak kunjung sadar padahal sudah memasuki hampir 1 tahun.
Jeno mengetahui masalah yang dihadapi Guanlin, dan untuk pertama kalinya pemuda berhidung mancung itu mau berbicara panjang lebar setelah kejadian yang menimpa Jaemin untuk memberi saran pada Guanlin yang tengah kalut.
Kepergian Guanlin ke Jepang yang hampir 1 minggu tanpa kabar itu menbuat Renjun kelimpungan, bahkan Haechan dengan tegas mengatainya bodoh karena mengabaikan Guanlin yang selalu ada untuknya saat ia rapuh dan malah menjalin hubungan dengan pria lain.
Haechan pada akhirnya merasa kasian pada Renjun dan mengatakan bahwa Guanlin kini kembali kerumah orang tuanya setelah bertemu dengan Jeno di Jepang. Entah setan apa yang merasukinya, tanpa persiapan apapun Renjun langsung menyusul Guanlin dan hal itu membuat Haechan berdecak kesal.
Tiba di Taiwan, Renjun langsung menuju kediaman kedua orangtua Guanlin berbekal alamat dari tumpukan berkas di meja Jaemin. Disana ketika si mungil bertatap muka dengan si jangkung dengan seluruh perasaannya mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasa dan pendam. Bahkan isak tangis juga melingkupi Renjun saking senangnya bisa bertemu Guanlin dan mengungkapkan perasaannya.
Setelah kejadian itu, tanpa basa basi keduanya langsung pergi ke Jenjang serius menyusul Haechan dan Mark yang lebih dulu menikah.
Dan kini kebahagiaan mereka makin lengkap dengan hadirnya si putri kecil bernama lengkap Lai Min Jeong, yang kerap di sapa Winter karena lahir pada puncak musim dingin.
Berbeda dengan Guanlin dan Renjun yang harus melewati kisah cinta sulit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan pada awalnya, kisah Haechan dan Mark lebih menantang.
Keduanya dalam situasi aman dan nyaman ketika pacaran, namun dua hari sebelum mereka menikah, Kim Yena kembali datang untuk menganggu Haechan. Mark yang kesal miliknya di dekati bahkan di ganggu tanpa jeda itu tanpa basa basi menyeret Yena keruang bawah tanah milik keluarganya dan menghabisinya tanpa ampun, membuat Haechan makin jatuh cinta pada calonnya yang terlihat sexy ketika berkeringat dan berlumur darah.
Tak sampai di situ, hubungan keduanya setelah menikah juga sempat terkuak kepublik karena tersebarnya foto seorang Mark bersama seorang pria sedang berada di sebuah toko cincin dengan Mark yang merangkul mesra pinggang pasangannya dan menyebabkan banyak hujatan dan nyinyiran para netizen membanjiri keduanya, namun mereka berdua tak ambil pusing, bahkan para senior Mark di Agensi juga menyarankan agar keduanya tidak usah menggubris bacotan tak penting orang luar.
Lima bulan setelah pernikahan keduanya, Haechan mengandung sepasang anak kembar dan begitu membuat seluruh keluarga senang, apalagi ternyata bayi yang di kandungnya merupakan bayi perempuan dan laki-laki makin senanglah mereka.
Kehamilan Haechan, dengan penuh keyakinan Mark dan Haechan membuka secara resmi hubungan keduanya kepublik, dan saat mengetahui bahwa pasangan Mark adalah putra penguasa bisnis mereka berbalik mendukung meskipun masih banyak yang menghujat.
Kelahiran si kembar begitu membuat antusias Haechan dan Mark, calon ayah muda itu bahkan absen dari konser besar grupnya demi menemani sang istri diruang persalinan.
Lee Sungchan dan Lee Yujin, Mark bahkan menangis keras saat kedua anaknya berada di dalam gendongannya membuat Chanyeol menatapnya julid dan berakhir di cubit dengan lembut oleh Baekhyun.
Berbeda dengan kedua pasangan yang berhasil membangun keluarga kecil mereka, Jeno, putra bungsu Park itu masih saja harus bersabar menanti kesadaran sang pujaan hati yang masih betah menutup matanya.
Sehun dan Luhan bahkan dengan ikhlas memberi kesempatan pada Jeno untuk mencari pasangan lain mengingat putra mereka tak kunjung membuka mata, namun jawaban Jeno benar-benar membuat Sehun akan melepaskan putranya pada bungsu Park itu.
" Bahkan jika aku harus menunggu ratusan tahun lagi untuk Jaemin aku tidak akan ragu, aku akan tetap merawatnya bahkan pergi bersamanya bila perlu. Sebelum ini dia telah berjanji akan menuruti semua permintaanku jika aku berhasil membawa Haechan dan Renjun dari bahaya waktu itu. Dan aku akan tetap disini menagih janjinya dulu saat kecil juga sekarang."
Chanyeol dan Baekhyun bahkan kembali menempati rumah mereka di Jepang untuk menemani Jeno.
" Kapan kau bangun Na? Sepertinya kau sangat lelah ya sampai tertidur dengan sangat nyenyak." Jeno mengecup punggung tangan Jaemin yang bebas dari infus. "Kau tau? Kedua hyungmu sudah mempunyai buntut, bahkan Hyunjin dan kekasihnya juga akan menyelenggarakan pernikahan lusa. Cepatlah bangun agar kita lekas menyusul mereka semua."
Jeno menelungkupkan kepalanya disamping lengan Jaemin, bahkan genggaman tangannya tak di lepas sedikitpun.
" Aku benar-benar merindukanmu." Lirih Jeno lemah.
Tak berapa lama kemudian terdengar isakan dari si pemuda itu, hatinya terasa sangat sakit ketika sosok yang begitu dicintainya sedari kecil masih saja terbaring tam berdaya di atas ranjang dengan banyak selang yang melingkupi tubuhnya.
Empat orang yang berdiri di depan pintu kamar milik Jaemin menatap penuh iba pada punggung pemuda kekar yang biasanya nampak kuat kinu terlihat begitu rapuh.
Haechan dan Renjun tak kuasa, mereka bahkan ikut menangis ketika punggung Jeno bergetar disamping Jaemin yang masih dalam keadaan koma.
" Kita datang lain kali saja, kita beri waktu untuk Jeno mengungkapkan seluruh bebannya." Usul Mark memberi ide yang langsung diangguki Guanlin.
Kedua pria tampan itu merengkuh pasangan masing-masing dan berjalan meninggalkan ruang rawat Jaemin. Meninggalkan Jeno yang masih saja menangis dengan Jaemin yang masih setia menutup matanya.
" Jaemin lekaslah bangun, kami semua menunggumu."
TBC......
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]
FanfictionKisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis dan kisah cinta yang rumit. Na Haechan, si tengah dengan sikap absurd dan perjuangannya dalam meluluhkan hati sang dambaan hati. Serta, Na...