LW - 05.

29.2K 2.8K 20
                                    


Judul:Lijenwang.

Hari ini lijen telah bebas dalam masa penghukuman nya. Biasanya seseorang bila terbebas dalam masa penghukuman akan disambut dengan hangat dengan keluarga nya namun tidak untuk lijen. Tak ada satu orang pun yang datang mengunjungi nya tapi itu tak akan membuat nya sedih karna di dalam jati diri lijen adalah vera si permpuan licik.

"Milennn" Teriak lijen.

"Ya permaisuri" Ucap milen.

"Aku bosan berada di dalam kamar jadi aku ingin berjalan jalan, apa disini ada mall?" Ujar lijen membuat milen bingung.

"Umm mall itu apa permaisuri" Bingung milen.

"Ck semacam menjual berbagai barang seperti baju tas makanan sepatu" Jelas malas lijen.

"Disini tidak ada mall permaisuri tapi disini ada pasar muli" Ucap milen.

"Pasar muli?" Ulang lijen di angguki milen.

"Baiklah antar aku kesana dan ambilkan aku cadar" Perintah lijen.

"Baik" Balas milen.

"Ayo berangkat" Ajak lijen "T-tapi kita harus izin terlebih dulu pada yang mulia kaisar permaisuri" Sahut milen.

"Untuk apa aku meminta izin nya" Santai lijen lalu melangkah pergi.

"Permaisuri tunggu" Teriak milen tak dihiraukan oleh lijen.

Lijen berjalan dengen santai tanpa terburu buru, para penjaga kini sedang tertidur pulas seolah tak terganggu apapaun.

Selang beberapa menit lijen ah tepat nya vera dan milen sampai dipasar muli. Begitu banyak orang yang berlalu lalang kesana kemari untuk membeli atau hanya sekedar melihat nya saja. Vera berjalan dengan anggun setiap kala di melangkah harum mawar tercium membuat para warga menatap nya.

Siapa dia

Mengapa dia begitu harum

Ya dia juga memakai cadar ada apa dengan rupa nya

Baju nya terlihat murah seperti dia bukan seorang bangsawan

Iya dia tak terlihat kaya

Vera tak menghadiahkan ucapan mereka vera terus berjalan hingga pandangan nya terkunci pada toko hanfu. Dia berjalan memasuki toko yang tampak lebih berkelas di area pasar.

"Selamat datang nona" Ramah pelayan itu menyebut kedatangan vera.

"Hmm" Balas vera lalu melihat lihat berbagi macam hanfu.

"Nona hanfu disini sangat mahal, kaisar tak memberikan uang sebanyak itu" Bisik milen.

"Tak apa aku ada uang simpanan" Enteng vera lalu mengelilingi toko.

Setelah cukup lama vera mengelilingi toko dia sedikit tertarik dengan hanfu berwarna merah darah yang tampak anggun dan tegas kain yang tidak terlalu berat serta sangat halus ini lah dicari vera sedari tadi karna memang disini lebih banyak hanfu yang terbuka serta sangat berat.

"Apakah nona tertarik dengan hanfu ini" Tanya pelayan itu.

"Ya berapa harga nya" Ucap vera.

"Apakah nona mempunyai uang untuk membeli hanfu ini" Cibir pelayan satu nya seolah tak percaya vera mampu membeli hanfu ini.

"Tentu saja jelas aku mampu, membeli harga dirimu saja tak akan mengurangi uang ku" Sekakmat para pelayan itu terdiam malu.

"M-maaf kan pelayanan kami yang kurang sopan nona" Ucap perempuan lebih tua dari nya.

"Saya kimsu hae pemilik toko ini" Ucap nya memperkenalkan dirinya.

"Ya... Berapa harga hanfu ini" Ucap vera tak mau terbelit belit.

"Ah nona mempunyai selera yang cukup bagus, hanfu ini baru saja diselesaikan dan baru tadi pagi diperjualkan" Jelas nya"Soal harga hanya 2000 emas nona" Ucap nya membuat milen terkaget lalu menghampiri lijen.

"Permaisuri a-apa sebaiknya tidak usah membelinya harganya sangat mahal" Bujuk milen.

"Tak apa" Ucap nya menenangkan milen.

"Aku ambil yang itu" Sahut lijen lalu meraih kantung hanfu nya.

"Baik nona silahkan ikut aku" Ujar kimsu memberikan jalan.

Selesai dengan pakaian lijen serta milen berjalan kesana kemari untuk mencicipi berbagi hidangan makanan dijaman dulu.

"Permaisuri sebaiknya kita pulang sekarang" Peringat milen.

"Baiklah kita pulang sekarang" Sahut lijen menyetujui ajakan milen.

Bersambung...

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang