LW - 67.

6.1K 666 2
                                    

HAPPY READING.

Kini sudah 2 hari di lewati oleh lijen yang sibuk mengurusi kebutuhan serta keperluan wicen.

Bahkan wicen tak segan merengek pada nya, hal itu membuat awai - sang pengawal pribadi wicen membuang muka malu.

Oh Tuhan, apakah benar ini kaisar Wicen Ming Wang?! Kaisar terkejam yang tak segan membunuh musuh nya? Pikir awai tak habis pikir.

"Yang mulia" Panggil awai.

Wicen yang tengah di suapi makan oleh lijen pun menoleh acuh, lalu kembali fokus pada wajah yang tampak tak sudi menyuapi nya.

Dalam hati wicen tertawa saat melihat reaksi lijen saat dirinya meminta di suapi makan, karna beralasan bahwa luka nya akan kembali terbuka jika dirinya bergerak.

Tapi alasan lijen hendak menolak nya adalah yang terluka itu tangan kiri ingat tangan KIRi, bukan lah tangan kanan apa pria idiot ini memakan makanan nya dengan tangan kiri! Cih menyusahkan saja.

"Ada apa!" Sahut nya dingin saat makanan yang berada dalam mulut nya telah habis.

"Besok pekan akan ada acara perjamuan sesama kaisar, apakah yang mulia akan hadir" Tanya awai.

"Tid-" Wicen baru saja hendak menolak namun lijen lebih cepat dulu berbicara.

"Ya dia akan hadir, kau tanang saja aku yang akan mengurus nya" Sahut cepat lijen mambuat wajah wicen merenggut tak terima.

Awai diam menatap lijen hal itu membuat dada nya panas.

"Heii untuk apa kau melihat nya seperti itu, enyahlah dari sini menganggu saja" Kesal nya.

"Baiklah yang mulia, nona saya izin undur diri" Ucap nya menuruti keinginan sang kaisar manja itu.

Setelah kepergian awai, wicen menatap perempuan di hadapan nya dengan lekat.

"Mengapa kau sangat bersemangat saat mendengar akan ada perjamuan sesama kaisar?! Apa kah kau mau melihat mantan suami mu itu apa mau bertemu banyak pria!" Sahut nya.

"Cih mengelikan, aku hanya penasaran dengan kaisar utara itu bisa mendirikan kekaisaran hanya dalam waktu tiga minggu bukankah sangat di sayangkan jika terlewatkan untuk melihat rupa nya" Enteng nya.

Hal itu membuat rasa cemburu wicen kembali bertambah.

"Dan untuk apa kau bebicara seperti itu apa kau-"

"Tidak! aku tidak cemburu! Terserah kau saja aku malas pada mu" Renggut nya lalu membuang muka.

"Hei aku tidak akan mengatakan kau akan cemburu! Percaya diri sekali" Kesal nya.

"Karna kau telah selesai memakan makanan mu, aku akan merapihkan semua keperluan mu" Ujar nya lalu berjalan keluar.

Wicen kembali menatap nanar punggung perempuan itu.

Entahlah rasa nya dia sangat amat sensitif jika berhubungan dengan perempuan itu.

*****

Setelah meminta pelayan untuk menyiapkan keperluan pria manja itu, lijen lebih memilih untuk berjalan jalan.

Suasana tampak sepi, ya karna memang jarang sekali seseorang berlalu lalang terkecuali jika ada perayaan.

Hwarang pun izin untuk keluar istana untuk beberapa hari, awalnya hwarang ingin membatalkan acara nya karna melihat kondisi sang kakak namun wicen mengatakan dirinya tak apa apa.

Lantas dia tak jadi membatalkan hal itu.

"Huh" Dengus lijen saat mendudukan bokong nya pada bawah pohon.

Panas matahari membuat nya menyipitkan matanya, terlalu terang.

Besok dia bisa melihat bagaimana rupa kaisar utara itu dan sepertinya besok matanya akan langsung merasa fresh setelah melihat pria tampan.

Oh shit, jangan bertingkah lagi vera Batin nya mengingatkan dirinya.

Merasa lelah setelah mengurusi bayi besar itu, lijen lebih memilih untuk memejamkan mata nya.

Tenggelam dalam lautan mimpi, sebelum seseorang mengangkat nya dalam pelukan nya.

"Ck, dasar ceroboh" Umpat wicen.

Lantas dia membawa lijen masuk kedalam kediaman lalu membaringkan nya.


Dobel up nih!

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang