LW - 55.

9.4K 962 18
                                    

HAPPY READING .

(Es teh manis nya yeorobun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Es teh manis nya yeorobun)

Ketiga nya saling terdiam, mengingat kejadian tadi yang membuat nya canggung.

Hwarang melirik kearah kakak nya yang hanya diam diam melirik kearah lijen.

Ada apa dengan kakak? Mengapa kakak melihat lijen seperti itu? Bingung hwarang.

"B-bagaimana kabar mu kak? Aku sempat khawatir karna seminggu ini kau tidak menemui aku,jadi aku berfikir untuk menemui kakak" Ucap hwarang.

"Aku tidak apa apa hanya ada sedikit kerjaan yang harus aku tangani, maaf tidak bisa menemui seminggu ini" Senyum tipis wicen.

"Syukurlah jika kakak baik baik saja" Senang hwarang.

Lijen hanya diam mendengar percakapan dari kedua pria itu sebelum sosok awai datang dengan tergesa-gesa.

Wicen yang tengah berbicara pada hwarang pun menoleh bingung kearah awai.

"Ada apa dengan mu?" Tanya wicen.

"Huh huh huh maaf menganggu yang mulia, saya mendapat kabar jika nona yuri dan nona gongshi akan mendatangi kediaman wang" Beritahu awai.

"Ck, untuk apa mereka datang kesini?" Kesal hwarang.

"Menjawab pengeran, nona yuri dan nona gongshi akan menginap disini untuk sementara waktu karna tuan gongmin berserta nyonya gong tengah melakukan perkerjaan nya di kekaisaran utara" Balas nya.

Wicen memijat pangkal hidung nya.

"Baiklah,hwarang ayo" Ajak wicen.

"Tapi kak bagaimana dengan lijen" Ragu hwarang.

Lijen yang mendengar itu pun segera berbicara.

"Kalian pergilah aku akan menunggu disini" Ucap lijen.

"Apakah tidak apa" Sahut wicen.

"Tidak" Singkat nya.

Wicen hwarang berserta awai berlalu meninggalkan lijen seorang diri di taman persik.

Siapa mereka? Mengapa hwarang tampak kesal saat mendengar berita itu Pikir lijen namun dia tak mau ambil pusing bukan urusan nya juga.

Wicen maupun hwarang menyambut kedatangan dua perempuan itu dengan rasa terpaksa nya, terutama hwarang.

Karna kedatangan mereka hanyalah masalah bagi nya.

Sudah 1 jam lama nya lijen menunggu, hal itu mambuat nya bosan dan memutuskan untuk pulang namun sebelum itu dia harus pamit terlebih dulu pada wicen, walaupun sedikit dekat tetap saja ini kediaman wang kediaman kaisar jadi dia harus menunjukan rasa hormat nya.

Lijen menulusuri kediaman dengan kerutan bingung, dimana mereka berada.

Dengan terpaksa dia menanyakan keberadaan kedua pria itu pada salah satu pengawal.

"Apakah kalian tau dimana kaisar dan juga pangeran ketiga sekarang" The poin lijen.

"Maaf jika boleh tau nona siapa?" Ucap nya berhati-hati.

"Lijen aku tamu dari pangeran ketiga" Balas nya.

"Akh tamu pangeran! Mari nona saya antar" Ajak nya.

Lijen hanya mengikuti kemana pengawal itu berjalan, hingga tiba di salah satu taman yang begitu luas.

"Kaisar dan juga pangeran berada di ujung taman nona" Ucap nya.

"Terimakasih" Ujar nya lalu melangkah kearea taman.

Lijen melangkah hingga ujung taman, hingga nampak lah sosok dia pria dengan tiga perempuan cantik.

Ketiga perempuan itu tampak bercanda ria bahkan ada yang menjahili kedua pria itu, namun berbeda dengan salah satu perempuan dari mereka yang hanya diam melihat apa yang kedua perempuan itu lakukan.

"Maaf menganggu" Ucap lijen tiba tiba membuat semua yang berada di sana menoleh.

"Lijen" Girang hwarang berdiri menghampiri lijen.

"Siapa dia" Bingung ketiga perempuan itu.

"Dia lijen teman aku dan juga kakak" Ucap hwarang.

"Aku hanya meminta izin untuk pulang,jadi permisi" Ucap lijen hendak berbalik.

"Tunggu" Cegat wicen.

Wicen berdiri menhampiri lijen.

"Ada apa" Malas nya.

"Apa aku perlu menyuruh awai untuk mengantar mu?" Ide nya.

"Tidak perlu yang mulia terimakasih atas tawaran nya"  Senyum tipis nya membuat degupan jantung wicen berdetak kencang.

Lalu pergi meninggalkan mereka semua.

Siapa perempuan itu mengapa dia sangat dekat sekali dengan yang mulia Marah dari salah satu perempuan itu.

Siapa tuh....

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang