LW - 52.

9.8K 1.1K 4
                                    

HAPPY READING.

Mereka sama sama terkejut sama melihat satu sama lain.

"K-kakak! " Gugup hwarang.

"Pangeran!" Ucap seseorang yang terkejut atas apa yang dilihat nya.

Ya! Kedua pria itu adalah wicen berserta pengawal pribadi nya - awai.

Wicen maupun awai begitu terkejut saat mendapati adik - pangeran ada disini.

"Apa yang kau lakukan disini!" Tatapan tajam wicen membuat nya sedikit takut.

"Harusnya aku yang menanyakan itu pada mu kaisar" Sahut seseorang.

Ketiga pria itu menoleh kearah dalam kediaman, dan sosok perempuan cantik datang dengan raut wajah kesal nya.

"Tapi! Bukan kah kalian tidak pernah bertemu bagaimana bisa kalian begitu akrab" Ucap wicen yang bingung sekaligus kesal akibat pertanyaan lijen.

"Dia teman ku" Malas lijen.

Wicen begitu bingung, dia menoleh kearah sang adik yang tampak menundukkan kepala nya.

"Hwarang bukankah aku menyuruh mu untuk tetap berada di asrama! Mengapa kau berkeliaran disini!" Tekanan wicen.

"A-aku" Hwarang yang bingung untuk menjawab apa pun dengan terpaksa melirik kearah lijen.

Lijen yang mengerti arti lirikan itu pun melangkah mendekati wicen.

"Bisakah aku berbicara berdua dengan mu yang mulia!" Ujar nya menatap lekat kearah bola mata hitam milik wicen.

Wicen membalas tatapan itu dengan tatapan lekat seolah ini adalah kesempatan yang begitu rugi untuk di lewatkan.

"Baiklah"

Lijen berjalan terlebih dulu meninggalkan ketiga pria itu.

"Awai!" Tekan wicen membuat sang empu merinding takut.

"Y-ya yang mulia" Cicit nya.

"Kali ini aku memaafkan mu tapi jika lain kali ini terjadi aku tidak akan segan segan membunuh mu" Lirik wicen lalu berjalan melewati hwarang yang hanya bisa diam membatu.

Lijen menunggu keberadaan wicen dengan malas.

Ck, untuk apa dia datang menganggu ketenangan saja batin lijen mengerutu.

"Bisakah kau jelaskan bagaimana bisa kau mengenal adik ku" Tanya wicen yang tiba tiba saja duduk di kursi samping nya.

Lijen hanya melirik santai saat iris tajam itu menatap nya.

"Kurasa itu tidak penting namun ada yang lebih penting yang ingin aku sampaikan pada mu" Ucap lijen.

"Apa itu" Sahut wicen.

"Apa kau tau jika selama ini hwarang selalu di siksa oleh seseorang?" Geram lijen.

"Di siksa! Bagaimana bisa aku selama ini membayar seseorang untuk menjaga adik ku dan jika ada sesuatu pasti mereka akan melaporkan nya kepada ku!" Bantah wicen.

"Apa kau seorang kakak yang baik? Bagaimana bisa sang kakak tidak bisa merasakan perubahan adik nya" Comoh lijen.

Dirinya sebenarnya pun merasakan nya dari tatapan hwarang yang kosong dan berjalan sedikit pincang namun awal nya dia tak menghiraukan itu karna dia tahu jika hwarang terjadi sesuatu pasti orang suruhan nya akan memberitahu nya.

"Bisakah kau menjelaskan lebih teliti" Ucap wicen yang tak mau bertele tele.

"Apa kau tau jika selama ini adik mu di siksa oleh suruhan kakak tiri mu sendiri?" Ucap lijen yang tiba tiba membuat nya tersentak.

"Mana mungkin, walaupun hwanghae membenci hwarang dia tidak akan melakukan hal seperti itu" Balas nya tak percaya.

"Terserah jika kau tidak percaya dan jika ingin bertanya lebih jelas nya tanyakan saja pada adik mu itu"

Pergi memasuki kediaman meninggalkan wicen dengan penuh tanda tanya.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang