LW - 16.

22.7K 2.4K 17
                                    

HAPPY READING JANCUK!.

Setelah dimana mereka saling bertubrukan kini kedua insan itu tengah diam dilanda canggung, tidak lebih tepat nya pria itu! Bahkan saat ini lijen tengah sibuk menatap taburan bintang dengan tenang.

"Khem... Soal tadi aku minta maaf" Ucap wicen manggaruk tengkuk leher nya tidak gatal.

"Humm" Balas lijen.

"Apa kau masih marah" Takut takut nya kembali bertanya.

"Lupakan soal itu" Ucap lijen menatap wajah wicen membuat pria itu salting sendiri. Heii! Ada apa dengan ku! Geruntu wicen kesal sendiri dengan tingkah nya.

"Oh baiklah" Sahut nya.

Malam semakin larut angin berhembus kencang suara jangkrik semakin terdengar. Waktu semakin bertambah hingga mata kedua nya saling tertutup dengan posisi begitu intim,kedua nya saling berpelukan mencari kehangatan satu sama lain suara berisik dari arah mana pun tak membuat mereka terusik seolah hanya merekalah penghuninya.

****

Sinar yang mulai menyoroti mereka membuat salah satu dari mereka terusik hingga membuka kedua mata nya, mengejerabkan dengan pelan menyesuaikan cahaya yang menyorot kearah wajah nya hingga bola mata itu membesar dengan posisi nya yang berada dipelukan pria tampan didepan nya.

Dengan cepat dia mengubah posisi nya dengan pelan Seolah tak mau membangunkan pria dihadapanya.

Lijen menatap pria bersurai putih itu dengan lekat lalu berjalan mengambil kantung berisi makanan milik nya, Pagi ini dia memutuskan untuk pulang karna rencana untuk mengambil air mata serigala putih itu sudah terlaksanakan.

Melihat wajah pucat wicen, lijen dengan sigap melepas sebagian selendang hanfu biru milik nya untuk menutupi tubuh wicen. Dan tak lupa menaruh beberapa makanan dan sebotol air. Dia tidak lupa diri bahwa yang menolong nya adalah pria bernama wicen itu andaikan saja wicen tidak memberinya air mata itu mungkin kini lijen tengah terbujur kaku.

Setelah selesai dia kembali melompat kearah pohon kepohon lain nya untuk kembali kekota, meninggalkan wicen yang tengah tertidur pulas seorang diri.

Selepas lijen pergi kedua mata wicen terbuka melihat disamping nya sudah tidak ada lagi perempuan bercadar dihadapanya ia lantas langsung terduduk. Memutar kejadian dimana ciuman pertama nya telah hilang. Ah sial runtuk wicen.

Mata nya menangkap selendang biru, ia meraih lalu menyesap aroma mawar yang menguak dari arah selendang nya. Dialihkan lagi tatapan nya karah samping yang berisikan kantung makanan dan minuman hingga tak sadar senyum tipis terbit di bibir nya.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang