LW - 65.

7K 717 11
                                    

HAPPY RAEDING.

Sosok wanita mengacak acak seisi kamar nya, saat dia mendapat kabar jika perempuan yang dia ikuti selama ini lepas karna bantuan pria milik nya.

Ya! Wicen selamanya akan tetap milik nya, penghalang sebesar apapun dia akan tetap lawan hanya untuk bisa menjadikan pria itu milik nya.

"Awas kau perempuan sialan, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun mengganti posisi ku di samping pria ku!" Desis nya.

Dia mengambil sebuah alat tulis, lalu menuliskan sesuatu yang berisi memerintah seseorang.

"Pelayan!!" Teriak nya.

Sosok pelayan perempuan datang dengan raut takut nya.

"Y-ya nona" Cicit nya takut.

"Sampaikan ini kepada pengirim surat, pastikan tidak ada seseorang yang mengetahui hal ini" Ujar nya.

"B-baik nona, permisi" Balas nya lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan wanita yang tersenyum puas.

*****

Hwarang melepaskan pelukan nya lalu kembali memegang pundak lijen.

Ia memandang iris merah itu dengan dalam, seolah ada sesuatu hal yang menarik.

"Bisakah kau lepaskan tangan mu" Ucap nya menghempaskan lengan hwarang.

Along maju satu langkah, lalu kembali menatap perempuan cantik itu.

"Maafkan aku" Sesal nya.

"Tidak masalah" Enteng nya membuat emosi hwarang kembali muncul.

"Bagaimana kau bilang itu bukan masalah, andiakan saja disini tidak ada yang mengetahui keberadaan mu!mungkin kau sudah! S-sudah"

"Sudah?" Beo lijen.

"Akh! entahlah" Rajuk nya memalingkan wajah nya kearah lain.

"Sekali lagi maafkan aku, aku janji tidak akan pernah membawa mu kedalam masalah" Ucap nya.

"Ya" Singkat nya malas bertele tele.

"Kau pasti lelah, kalau begitu kau tinggal lah disini untuk sementara aku takut mereka akan datang kembali" Ujar wicen.

Lijen pun berulang kali berfikir, hingga akhirnya dia menganggukan kepalanya.

Disini dia mencoba terlihat lemah layak nya perempuan biasa, karna yang mengetahui semua kemampuan dirinya hanyalah milen, wongle dan juga wicen.

Hwarang hanya mengetahui sebatas beladiri dan juga berlajar menaikan kekuatan kualifikasi hingga tingkat 6.

"Aku antar" Ucap hwarang tiba tiba membuat mereka terdiam termasuk wicen.

Terdiam cukup lama sebelum akhirnya wicen menyetujui hal itu.

"Kalau begitu antarkanlah" Balas nya.

Lijen saat ini hanya bisa kembali diam, lagi pula dia tidak tahu dimana letak dia akan tinggal.

Milen pun lantas mengikuti sang nona nya, dengan derai air mata yang masih tersisa.

Wicen menatap kepergian mereka dengan raut aneh nya, hal itu membuat kedua pria yang berada di samping nya menyirit bingung.

"Aku akan kembali" Beritahu nya.

"Baik yang mulia, aku akan menyuruh seseorang untuk menyiapkan keperluan yang mulia" Balas awai.

"Hmm, dan siapkan semua keperluan perempuan itu jangan sampai membuat nya merasa tak nyaman" Setelah mengatakan itu pun wicen berjalan menuju kamar nya.

Dirinya pun sama lelah nya, setelah mencari lijen salama berjam jam dan mengeluarkan energi nya untuk membentuk teleportasi.

Malam gelap, sosok pria bersurai putih dengan jubah tidur nya yang tampak terbuka menampilkan dada bidang nya.

Dia menatap langit langit kamar nya, hingga sebuah wajah seseorang muncul membuat senyum pria itu mengembang.

Wajah mungil nya, surai hitam nya, iris merah nya dan jangan lupakan bibir merah ranum yang membuat nya tak tahan untuk tidak melahap nya.

"Aku menyukai semua tentang nya, dan yang ada di dalam dirinya itu semua adalah milik ku! " Gumam nya.

Khemm saat aee lu..

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang