LW - 39.

12.7K 1.2K 9
                                    

HAPPY READING.

Lijen mengkerutkan dahi nya, nama pemuda di hadapan nya ini tak asing baginya.

"Aku tampak tidak asing dengan nama mu" Bingung lijen.

"Siapa nama lengkap mu?" Lanjut lijen.

Pemuda itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaan lijen.

"Ku tanya sekali lagi! Siapa nama mu?!"

"Hwarang wang" Pelan hwarang.

"Wang? Tunggu jangan bilang kau?" Tebak lijen.

"Ya aku pangeran ketiga dari keluarga wang" Ucap nya tak bisa mengelak.

"Jika kau seorang pangeran mengapa kau tidak melawan saat seseorang menindas mu bodoh!" Sentak lijen yang tiba tiba membuat hwarang tersentak.

"Hiks hiks" Isak hwarang kembali terdengar.

Sial! Bagaimana aku bisa kelepasan.

"H-hei berhentilah menangis" Panik nya.

"Hiks"

Lijen yang tak tahu menghentikan seseorang menangis pun memutar otak nya sehingga sebuah adegan film yang pernah dia tonton menjadi pilihan nya.

Dengan sekali tarikan dia memeluk tubuh pria yang baru tadi siang dia kenal, sesekali dia mengelus elus punggung tegap hwarang.

Awal nya hwarang agak terkejut namun rasa nyaman nya lebih besar dari pada rasa terkejut nya.

Tak mendengar suara isakan lagi lijen mengintip dari arah belakang.

Sial,pria di dekapan nya ini malah tertidur dengan pulas.

Milen tampaknya tengah menidurkan wongle jadi mungkin kali ini dia harus turun tangan sendiri dengan mengandalkan kekuatan nya.

Memapah dengan teratih atih lijen membaringkan hwarang di kamar yang tersisa, selepas membaringkan pria itu lijen kembali memasuki kamar nya.

Shit, mengapa aku tiba tiba bisa melakukan hal seperti itu.

Kau bodoh vera!

Dengan kesal dia membanting tubuh nya kearah kasur, dengan kasar dia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh nya.

*****

Awai memasuki ruang pribadi milik tuan nya.

"Salam yang mulia"

Wicen yang tengah menatap kearah luar jendela pun menoleh acuh kearah pengawal nya.

"Ada apa" The poin.

"Aku baru saja mendengar jika pangeran ketiga telah kembali ke sekolah nya" Ujar awai.

"Hwarang? Mengapa dia pulang begitu cepat" Bingung wicen.

"Yang aku dengar pangeran ketiga kembali lebih awal karna ada sesuatu yang harus dia kerjakan" Sahut awai.

"Baiklah, jika ada sesuatu yang mengacam pangeran ketiga cepat beri tahu aku" Perintah telak wicen.

"Siap yang mulia, aku izin undur diri" Pamit awai.

Wicen hanya diam menganggukkan kepalanya.

Selepas awai pergi wicen kembali menatap sinar bulan dengan seksama.

Sial, mengapa aku tiba tiba merindukan perempuan itu.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang