LW - 46.

11.4K 1K 16
                                    

HAPPY READING.

Lijen mendengarkan jelasan hwarang dengan serius hingga sampai saat cerita itu berakhir lijen masih tetap setia menatap hwarang dengan lekat.

Hwarang yang merasa malu di tatap seperti itu pun berdeham kecil.

"Jadi kau hanya diam diperlakukan seperti itu oleh kakak tiri mu sendiri?" Tanya lijen di angguk hwarang.

"Sial! Mengapa kau begitu bodoh hah" Geram lijen.

Hwarang pun terdiam saat mendengar kata kata yang sering orang lain lontarkan kepada nya 'bodoh'.

Lijen tak memperdulikan ucapan nya berdiri lalu duduk tepat di samping hwarang yang membuat pria itu tersentak kaget.

"A-ada apa?" Gugup hwarang.

"Diamlah" Tekan lijen.

Hwarang pun diam mengikuti ucapan lijen.

Lijen memegang lengan hwarang lalu mengecek urat nadi lengan pria itu.

Benar, pria ini terkena penyakit syaraf yang mengakibatkan semua syaraf otak nya terhambat.

Tunggu!

"Apa kau sering merasakan sakit di bagian jantung mu?" Tanya lijen.

"Humm, bagaimana kau tau?" Bingung hwarang.

Sial pantas saja! Maki lijen dalam hati.

"Apakah kau ingin sembuh?" Serius lijen.

Hwarang terdiam cukup lama hingga dia menggelengkan kecil kepalanya.

"Kau yakin? Kau mau seperti ini lagi? Dibully dihina dan dicaci maki oleh orang yang bahkan lebih rendah dari mu? Kau mau ibu mu terlarut kesedih karna memikirkan nasib mu?" Pertanyaan lijen membuat nya diam tak berkutik.

Apa yang akan aku lakukan batin hwarang.

Ibu....

"Aku akan menunggu jawaban mu dan lebih baik kau istirahat lah" Ucap lijen.

"Baiklah" Patuh hwarang berjalan menuju kamar yang di sediakan oleh lijen.

******

Kembali ke Kekaisaran long.

Along berserta para bawahannya berbondong-bondong menuju kesuatu tempat.

Tempat yang dia telah cari selama berminggu-minggu ini.

Kediaman perempuan yang telah membuat nya pusing.

Pusing karna hilang tiba tiba bak ditelan bumi yang membuat nya seperti merasa?

Kehilangan?

Tunggulah aku. Kata kata itulah yang terus dia ucapkan dalam hati nya.

Hwarang terduduk ditepi kasur dengan menatap kosong kearah lantai.

Apa yang harus aku lakukan? A-aku tidak mau ibu terlarut dalam kesedihan hanya karna aku tapi bagaimana dengan kak hwanghae?.

A-apakah aku harus menyetujui ucapan lijen?.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang