LW - 54.

9.8K 979 27
                                    

HAPPY READING.

Sedari dalam perjalanan wicen lebih sering banyak melamun bahkan saat awai bertanya tentang perkerjaan wicen hanya diam saja, hal itu membuat awai khawatir.

"Yang mulia?" Panggil awai.

"Yang mulia?" Panggil kedua kali nya namun tetap tidak ada tanggapan.

"Yang mulia?" Hingga panggilan terakhir wicen menoleh kearah awai.

"Hah?" Kikuk nya.

"Apa anda baik baik saja?" Tanya nya.

"Tidak" Singkat nya membuat awai bingung.

Seminggu sudah berlalu semenjak wicen mengunjungi kediaman lijen dan selama itu juga wicen hanya menghabiskan waktu nya dengan menatap ke sebuah selendang biru milik seseorang.

Ya milik lijen yang sempat dia ambil saat lijen menutupi tubuh nya dengan selendang milik nya.

Wangi tubuh lijen yang begitu melekat di selendang nya membuat candu.

Bahkan dia berjanji tidak akan pernah melupakan dimana dirinya terluka hingga datangnya lijen dan jangan lupakan ciuman pertama miliknya yang di rampas oleh lijen.

Senyum tipis tiba tiba terukur di bibir nya namun tak lama senyum itu hilang di gantikan dengan raut datar nya.

Melamar! Melamar! Melamar.

Kata kata itu terus berputar di otak nya yang membuat nya kehilangan fokus selama seminggu ini.

Apakah kedekatan hwarang dan lijen membuat nya tubuh rasa suka pada diri hwarang? Lalu bagaimana lijen? Apakah dia juga menyimpan rasa pada hwarang.

Wicen mengacak acak surai nya, dia bingung.

Bingung saat kedua nya sama sama menyukai wanita yang sama dan seperti nya juga terjadi pada mantan sahabat dekat nya ck lebih tepat nya sahabat dekat nya.

Ketukan dari arah pintu membuat nya mengalihkan pandangan nya.

"Masuk" Malas wicen.

Hingga awai masuk dengan gagah nya.

"Maaf yang mulia? Pangeran ketiga dan juga nona lijen tengah berkunjung ke kediaman, dan sekarang tengah berada di taman persik" Ucap nya memberitahu maksud dari kedatangannya.

Mereka disini?.

"Baiklah aku akan kesana" Gegas wicen.

"T-tapi maaf yang mulia p-pakaian anda" Ujar awai.

Wicen menatap penampilan nya dari atas hingga dada nya.

Sial.

"Suruh seseorang siapkan aku pakaian aku akan membersihkan diri terlebih dulu" Ucap nya.

"Baik" Balas awai.

Selesai membersihkan diri dan juga menganti pakaian nya wicen kini tengah berjalan menuju taman persik yang tengah di tempati oleh kedua lawan jenis itu.

Baru saja dia menginjak kaki nya di taman itu pandangan tidak mengenakan menyambung kedatangan nya.

Dengan lijen yang berada di bawah kungkungan hwarang saling bertatapan.

Entahlah pemandangan itu membuat dada nya sesak seolah ada bongkahan batu mehempas nya.

Awai yang melihat itu pun bingung.

"Yan-" Ucapan nya terpotong.

"Khem" Deham wicen membuat kedua lawan jenis itu tersentak terkejut.

"M-maafkan aku" Gugup hwarang.

Lijen yang merasa tertangkap basah pun merasakan pipi nya panas.

"T-tidak apa apa" Ucap nya mencoba biasa saja.

Wicen yang melihat itu pun juga mencoba biasa saja lalu duduk di kursi.

Sial maki lijen.

Hayoo dukung siapa nih

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang