LW - 36.

13.9K 1.3K 12
                                    

HAPPY READING GAYS.

Lijen yang sudah selesai menyelesaikan masalah syarat syarat untuk pendaftaran sekolah wongle pun berjalan menulusuri sekolah baru nya dengan lengan mungil wongle yang terus digandeng nya.

Namun saat hendak berjalan kearah belakang sekolah dia terhenti kala melihat sosok siswa yang tengah diganggu oleh beberapa teman sebaya nya.

Pria itu terus menepis saat salah satu dari mereka mencoba mengganggu nya, mata indah nya sudah berkaca kaca siap mengeluarkan cairan bening milik nya.

Tak tinggal diam lijen menyuruh wongle untuk berkenalan terlebih dulu pada anak seusia wongle yang tengah berkumpul di ujung sana, dengan polos nya bocah kecil itu pun menuruti nya.

Selepas wongle pergi lijen pun mendekatkan diri nya kepada kumpulan remaja itu.

"Bukankah menganggu teman itu tidak baik, bagaimana jika perilaku kalian aku laporkan kepada pihak sekolah atas ketidak nyamanan sesama teman" Ucap lijen secara tiba tiba mengejutkan mereka.

"Hei kak! Lebih baik tak perlu ikut campur" Sahut pemuda itu.

"Ya! Lagi pula pihak sekolah mana mungkin mengeluarkan kita dari sini secara kan orang tua kita kaya raya" Bangga nya.

Lijen menaikan sebelah alis nya.

"Lalu kau bangga?"

"Ya jelas kita bangga kita menjadi lebih terpandang dari manapun" Ucap nya.

"Hei kalian itu masih sangat muda, lagi pula kekayaan hanyalah titipan tuhan. bagaimana jika kalian sekarang masih bisa berfoya-foya dan esok hari nya kalian menjadi gelandangan dengan membuka kedua tangan kalian meminta sedekah" Cerca lijen membuat keempat pria itu mengeram marah.

"Kau mendoakan keluarga ku jatuh miskin hah!" Marah nya.

"Aku tidak mendoakan nya aku hanya mengingat kalian" Enteng lijen.

"Dari keluarga mana kau berasal hah! Berani beraninya mendoakan buruk keluarga kita" Murka pemuda satu nya.

"Tidak baik berteriak kepada yang lebih tua" Tekan lijen.

Dia juga heran biasanya dia akan langsung mengurus hama dengan kekuatan bela diri nya, namun kini malah berceramah terlebih dulu.

Apakah aku harus menganti profesi menjadi mama dede?

"Huh kupikir cara halus ku di sia siakan oleh kalian, baiklah kita pakai cara seperti biasa nya kali ini persetanan dengan umur kalian" Sarkas lijen.

Dengan gesit dia memberikan pukulan ringan kepada keempat pemuda itu, mereka yang kekuatan nya masih tingkat tengah pun tak mampu mengelak hingga akhir nya mereka terjauh tak sadarkan diri.

Lijen menoleh keasal pemuda yang baru saja dia tolong, terlihat dari raut wajah nya seperti ketakutan.

"Kau tak apa ap-eh" Terkejut? Tentu saja.

Tanpa rasa bersalah nya pemuda itu memeluk dirinya dengan isakkan kecil terdengar dari suara nya.

Tubuh nya bergetar seolah dia sangat tertekan.

Lijen awalnya hendak menyingkirkan tubuh pemuda itu namun lagi lagi dia dikejutkan oleh sosok tubuh pemuda yang tiba tiba melemas.

"Hei!" Panggil lijen.

"Kau baik baik saja?"

"Ck sial" Umpat lijen.

Bingung hendak mengantar pemuda ini kemana hingga akhir nya dia menyerah,dengan rasa kesal nya dia membawa pemuda itu ke kediaman nya dengan wongle yang sudah terlebih dulu berada di dalam kereta.

Hayo tebak siapa itu, kalo bener double up deh.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang