LW - 27.

17.4K 1.7K 4
                                    

HAPPY READING BEB.

Sampai di dalam kamar nya lijen menghembuskan nafas lelah, sial setelah pria bodoh yang tiba tiba meminta nya menemuinya kini dia dilibatkan oleh pria yang tiba tiba saja sok asik dengan diri nya.

"Aku harus menghindari mereka" Purau lijen menutup mata nya.

****

Pagi kini disambut dengan gemericik hujan yang terus membasahi kekaisaran wang.

Sosok perempuan cantik itu kini tangah duduk di hadapan jendela kamar nya dengan secangkir teh hijau kegemaran nya dan beberapa kue kering yang disediakan oleh pelayan setia nya, milen.

Angin dan air menyatu menerpa wajah tanpa cadar nya, kulit putih halusnya sesekali meneteskan air hujan yang membasahi wajah nya.

"Kak" Panggil bocah kecil mengintip dicelah pintu kamar nya.

"Masuklah" Jawab lijen.

Bocah kecil itu memasuki kamar lijen dengan jalan secara perlahan.

"Kemari" Ucap lijen menyuruh wongle duduk dikursi tepat disebelah nya.

"Ada apa kaka menyuruh ku untuk menemui mu?" Tanya wongle penasaran.

"Apakah aku tidak boleh melihat adik kesayangan ku ini?" Gemas lijen mencubit pipi tembam bocah kecil itu.

"Tentu saja boleh, namun agak aneh saja" Jelas nya.

"Aneh? Kenapa aneh" Bingung lijen.

"Ya kau kan sering meninggalkan aku sendiri dengan kak milen, bahkan kaka berbicara pada ku hanya ada  sesuatu yang penting jadi ini agak aneh menurut ku" Polos wongle menatap lekat wajah cantik lijen.

Deg.

Seperti bongkahan batu besar menghantam diri nya, apakah diri nya terlalu sibuk mengurusi dunia nya sehingga dia bahkan melupakan adik kecil nya ini.

Lijen memeluk tubuh mungil wongle dengan erat.

"Maafkan aku, aku terlalu sibuk dengan urusan ku dan bahkan melupakan kehadiran mu disini" Sesal lijen.

Wongle membalas pelukan kaka angkat nya dengan hangat.

"Tidak apa apa itu tidak masalah, walaupun kau sibuk tapi aku tau kau selalu menjagaku dari jauh" Tulus wongle.

"Akh, kau sangat pengertian sekali bolehkah aku menikahi mu" Gemas nya.

"Ck!" Decak wongle mendelik kearah nya.

"Hehe aku bercanda" Cengir lijen merasa bodoh.

"Oh ya, aku hanya ingin memberitahu mu bahwa minggu depan kau akan segera bersekolah" Senyum nya.

"Benarkah" Kejut wongle.

"Kau senang?" Tanya lijen dengan antusias wongle mengangguk.

"Senang! Bahkan sangat senang, aku sangat menyayangi mu kak" Peluk hangat wongle sebagai tanda terimakasih nya.

Lijen tersenyum lembut mengusap puncak kepala wongle.

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang