LW - 59.

7.7K 807 53
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
h

Hwarang telah selesai membersihkan diri begitu juga dengan wicen, lijen tengah berada di danau kecil yang berada di belakang kediaman nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwarang telah selesai membersihkan diri begitu juga dengan wicen, lijen tengah berada di danau kecil yang berada di belakang kediaman nya.

Hwarang yang sudah hafal tempat tempat yang sering di kunjungi oleh lijen pun lantas berjalan hendak menyusul.

Sembari menunggu sang kakak yang masih tampak berbicara serius dengan awai, dia lebih memilih untuk menghampiri lijen.

Lijen yang tengah menatap danau itu di kejutkan oleh seseorang yang duduk di samping nya.

Mereka saling terdiam, lijen sibuk dengan dunia nya sendiri dan hwarang yang sibuk dengan pemikirannya nya.

"Bagaimana tipe pria yang kau suka?" Tanya hwarang menatap lekat iris perempuan di sampingnya.

"Untuk apa kau menanyakan hal seperti itu?" Sahut nya.

"T-tidak aku hanya iseng bertanya saja" grogi hwarang.

Lijen mengangkat bahu nya tak acuh lalu kembali menatap danau.

"Aku menyukai pria yang dewasa dan bertanggung jawab, dan bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk melindungi keluarga nya selain itu juga aku tidak munafik aku juga menyukai pria yang tampan dan kaya"

"Aku sangat benci pria yang seolah olah perempuan hanyalah boneka yang hanya layak untuk di permainkan, sebagai perempuan aku mempunyai tekad tersendiri untuk menjadi sukses tanpa harus bergantungan pada pria yang akan menjadi suami ku kelak"

"Jika mungkin kau menganggap ku perempuan murahan hanya karna aku menyukai pria tampan dan kaya itu salah, pasti semua perempuan juga keinginan tipe pria seperti itu namun ada juga yang tidak tapi aku pikir mereka bodoh mau di ajak susah tanpa memikirkan keluarga nya berupaya memberikan kita kehidupan yang layak dan malah memilih hidup susah hanya bermodalkan kata " aku mencintaimu, aku benar benar tidak ingin kehilangan mu" itu benar benar bodoh" Ujar lijen panjang lebar.

Hwarang yang serius mendengarkan ocehan lijen pun  terdiam.

Tampan dan kaya?

Pikiran hwarang langsung tertuju pada sang kakak.

Hah jadi seperti itu kekeh hwarang dalam hati.

Berarti selama ini kedekatan antara diri nya dan lijen hanyalah kedekatan biasa, dan bisa bisa nya dirinya menaruh perasaan hanya karna kepedulian lijen terhadap nya.

Itu benar benar menyedihkan.

Tampan dan kaya itu semua melekat pada diri sang kakak, berarti selama ini lijen menyukai pria seperti kakak? Dewasa? Diumur sekarang kakak sudah manjadi pemimpin Kekaisaran wang? Bertanggung jawab? Kakak sudah bisa mengatasi masalah yang akan menimpa Kekaisaran wang? Sedangkan aku? Aku hanyalah pria bodoh yang tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan dan bisa bisa nya menaruh perasaan pada lijen yang tipe nya adalah seorang kaisar?

[Btw ini menurut pemikiran aku sendiri ya, jadi kalo ada yang kurang setuju maaf aja]

"Akh seperti itu" Kekeh miris nya.

Lijen yang menyadari raut hwarang pun mengkerut bingung? Ada apa dengan nya?.

"Kalau begitu aku akan menghampiri kakak terlebih dulu, sepertinya mereka juga telah selesai" Ujar nya hendak pergi.

"Baiklah" Acuh nya.

Hwarang pun berjalan menghampiri sang kakak.

"Ayo berangkat, maaf membuat mu menunggu lama tadi ada yang harus aku bicarakan" Ucap wicen.

"Tak apa" Senyum tipis hwarang.

Mereka pun berjalan memasuki kereta milik wicen.

Selama dalam perjalanan hwarang lebih banyak diam, raut wajah nya pun tak ada raut semangat nya.

Hal itu membuat sang kakak bingung.

Sifat hwarang yang selalu ceria dan tiba tiba menjadi pendiam membuat nya cemas.

"Kau baik baik saja?" Cemas sang kakak.

Hwarang tersenyum lembut lalu kembali terdiam sembari menatap kearah luar jendela.

Apa dia seperti ini karna melihat kejadian tadi? Pikir nya.

Wicen menghembuskan nafas nya, itu salah nya juga menggoda lijen padahal dia tahu jika sang adik menyukai perempuan itu.

Ini benar benar membuat ku bingung batin wicen.

"Apa kau benar benar menyukai lijen?" Tanya wicen berusaha untuk tampak biasa saja.

"Ya" Singkat nya.

"Maafkan aku untuk kejadian tadi aaku da-" Ucapan nya terputus saat hwarang berbicara mendadak membuat dahi mulus wicen mengkerut.

"Tak apa kak, sepertinya juga aku yang terlalu bodoh yang menganggap kepedulian lijen adalah perhatian yang dia berikan kepada ku lagi pula tipe lijen bukan lah seperti ku" Senyum palsu nya.

Malainkan seperti mu! Dewasa, bertanggung jawab dan juga kaya raya.

"Apa yang kau bicarakan!" Bingung sang kakak.

"Tidak ada" Acuh nya.

"Dan dari mana kau tahu jika tipe lijen bukan seperti mu?" Tanya lagi.

"Lijen yang berbicara kepada ku" Ucap nya melirik sang kakak.

Wicen terdiam saat melihat perubahan yang hwarang timbulkan.

HAII GUYS! SEBELUM NYA MAAF YA KALO CERITANYA PART NYA KEPANJANGAN, AKU PIKIR DULU BUAT ISENG ISENG AJA EH TERNYATA BANYAK YANG LIAT.

JADI MAAF KALO MUNGKIN ADA YANG BINGUNG ATAUPUN GA SUKA KARNA DARI AWAL AKU BIKIN CERITA NYA TERLALU PENDEK JADI KAYA GINI DEH:(

Dan Terima kasih yang udah vote crita aku🥰

Lijenwang ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang