Diapartemen, tepatnya diapartemen taeyong dia sedang merenungi dirinya sendiri, se brengsek itu kah dirinya sampe lalisa bahkan tidak mau menemuinya lagi? Taeyong tau taeyong salah dan dia sudah menyesal, apakah lalisa memang berniat meninggalkannya? Meninggalkan kenangan mereka yg mereka bangun hampir 2 tahun ini, lalisa pergi taeyong merasa hancur, perasaannya sakit, dia yg jarang menangis sekarang sering menangis sejak kepergiannya, ingin rasanya taeyong memutar waktu dia akan berjanji akan setia dengan shasa walaupun jarak sebagai pemisah se jauh apapun.
"apa kamu bener2 mutusin aku lalisa? Kamu ninggalin aku? Secepet itu nglupain aku, tapi sampai kapanpun aku tidak akan mau berpisah sama kamu, silahkan kamu bilang aku egois, jahat, brengsek iya itu semua yg ada pada diri aku" lirihnya, menghela nafas panjang "tapi orang brengsek sepertiku ingin bersamamu, aku tidak ingin memikirkan kamu yg ninggalin aku atau punya yg lain, memikirkannya aja sakit bagaimana itu terjadi? Lebih baik kamu bunuh saja aku" tersenyum getir disela tangisnya. Dia begitu rapuh saat ini, ingin mencari lalisa tapi tidak tau dimana keberadaan gadisnya, tiba2 poselnya bergetar dari tadi menandakan ada yg menelfon, mengusap air matanya lalu melihat siapa yg menelfon.
"momy" beo taeyong, diangkat panggilan itu
"hal-" belum selesai mengucapkan halo, suara sang momy lebih dulu mencelanya
"pulang" kata taeyong dengan nada dinginnya, 1 kata yg membuat taeyong bertanya2 kenapa momynya dingin padanya
"iya mom aku pulang sekarang" taeyong mengucapkan itu taeyon tidak berkata apa2 langsung mematikan telfon secara sepihak. Pikiran taeyong kalut, belum lg masalah shasa belum selesai ditambah sang momy yg dingin padanya, akhirnya taeyong bangkit ke arah cermin melihat dirinya sendiri, benar2 bukan taeyong. Wajah merah, mata merah masih ada bekas air mata yg mengering, hidung juga merah, pakaian yg acak2an. Dirinya lantas masuk kamar mandi untuk mencuci mukanya yg matanya udah sembab, selesai mencuci muka berjalan ke arah lemari mengganti pakainnya yg lusuh itu. Selesai, dirinya keluar dari kamar menuju rak sandal, memakainya terus membuka pintu dan menutupnya, pintu aprtemen taeyong terkunci otomatis. Berjalan menaiki lift untuk ke lantai bawah basement, di dalam lift taeyong melamun seperti kehilangan semangatnya, sampai dibasement dirinya menuju mobil menaikinya dan jalan kerumahnya. Butuh waktu 15 menit agar sampai kerumahnya, didalam perjalanan dia hanya diam saja biasanya kan menyalakan musik atau radio tapi sekarang hening hanya ada suara mesin mobil atau mobil yg melaju berlawanan arah.Sampai dirumahnya yg elegant taeyong lantas masuk rumah, dirinya tidak menduga bahwa sang momy sudah menunggu di ruang tamu
"mom ada apa nyuruh ak-" belum lagi kalimatnya selese taeyon berjalan ke arah anaknyaPlak!
Ya! Taeyon menampar wajah putranya dengan tatapan marah
"momy tidak pernah mengajarkan kamu memainkan hati perempuan, momy tidak pernah mengajarkan kamu menjadi seorang bajing Lee Taeyong!!" ucap dengan bentakan, taeyon marah, kecewa dan sakit mendengar anaknya selingkuh, memainkan hati wanita. Apa lagi taeyon sangat menyayangi lalisa, dia mengaggap lalisa sebagai calon menantunya tidak mau yg lain, lalisa sangat baik dan sopan itu yg membuat taeyon langsung luluh ketika pertama kali bertemu, gadis yg cantik, manis, imut, baik sopan dan ramah. Taeyon benar2 menyukai lalisa, taeyong pernah membawa Nayeon dulu tapi taeyon hanya biasa saja, tidak seperti dengan lalisa jika gadis itu datang kerumahnya taeyon menyambutnya dengan hangat dan antusias.
"orang tua kamu mengajarkan yg baik agar kamu mengharagi perempuan taeyong bukan seorang bajingan, ingat kamu punya adik, adik kamu perempuan!!" ucapnya dengan nafas tersenggal senggal, dikamar donghae yg mendengar istrinya bertiak pun langsung keluar kamar dan turun, benar saja taeyon sedang memarahi anak laki lakinya itu.
"momy tau kamu main dibelakang, bukan berarti kamu tampan tapi kamu seenaknya aja memainkan perempuan, perempuan punya hati yg lemah dan mudah rapuh nak, sama seperti momy, mendengar kamu yg seperti itu hati momy sakit, kecewa dan marah campur jadi satu, apalagi lalisa anak yg baik" ucapnya lirih dengan air mata yg menetes "momy bener2 kecewa sama kamu!!" menatap anaknya tajam langsung pergi ke kamarnya.
Hati taeyong teriris mendengar bentakan momynya, selama taeyong hidup taeyon tidak pernah semarah ini padanya, se bajingan itu kah dirinya dimata lainnya? Ibunya bahkan kecewa padanya, gadisnya yg meninggalkannya membuat dirinya seperti manusia yg tidak beruntung.
Taeyong jatuh ke lantai dengan air mata yg mengalir deras, tadi sudah menangis di apartementnya sekarang menangis lagi, bukan karena tamparan momynya yg membuatnya sakit tapi perkataan taeyon yg menusuk hatinya, hatinya seketika sesak, tidak bisa bernafas normal dirinya butuh banyak oksigen. Dia butuh lalisa saat ini sangat membutuhkannya.
"bangun yong jangan seperti pengecut, dady tidak ingin kamu menjadi laki2 yg pengecut, kamu harus tanggung jawab dengan apa yg kamu lakukan, meminta maaflah sebelum semuanya terlambat" ucap hongdae dengan membantu taeyong lirih, dia memeluk taeyong disitulah tangis taeyong makin deras.
"keluarkan semuanya tidak apa2, kamu juga pasti punya hati untuk bisa merasakan sakit, dady pernah diposisi kamu rasanya sulit untuk dimaafkan oleh orang yg sangat kita cintai, tapi jika awali dengan niat dan usaha itu tidak akan sia2" ucap hongdae menenangkan taeyong dengan menepuk2 punggungnya "segera bertemu dengan lalisa, meminta maaf, menyesali perbuatannya, kembali berjuang untuknya itu point penting yg harus kamu lakukan" ucapnya, taeyong hanya mengangguk2 tidak bisa menjawab, mengucapkan 1 kalimat saja sangat sulit seperti ada yg menahan di tenggorokannya.
"sana ke kamar kamu istirahat, nanti biar dady yg ngomong sama momy kamu" ujar hongdae dengan senyuman, taeyong membalas dadynya dengan senyum tipis, matanya tidak terlihat saat tersenyum karena bengkak.
Taeyong berjalan ke anak tangga dengan lesu, masih menangis dalam diam hongdae yg melihat putranya seperti itu kasian dan sakit yg bersamaan, "nak dady tau kamu anak yg kuat, dady akan berusaha agar kamu bisa kembali menjadi anak yg ceria, dady akan lakukan apapun untuk kamu agar kamu bisa berubah" ucap hongdae dengan tatapan sendu.Didalam kamarnya taeyong menangis, memadang foto shasa dengan sorot mata penyesalan, rindu, kekecewaan. Menyesal bermain dibelakang, rindu ketika shasa menghilang sengaja menghindari taeyong, kecewa karena memutuskannya begitu saja.
"apa aku tidak pantas untukmu? Apa aku tidak boleh merasakan kebahagiaan? Kenapa banyak sekali yg menginginkan hubungan kita berakhir, teman2mu bahkan tidak mau kita berhubungan lagi, momy juga seperti itu kecewa denganku. Apa aku benar2 tidak pantas menjadi kekasihmu? Hanya aku? Jawab lalisa" monolog taeyong sambil memandang foto kekasihnya yg sedang tersenyum manis, melihat foto lalisa yg tersenyum membuat dirinya tertular tersenyum.
"ntah kenapa kamu bisa membuat aku tergila gila padamu sayang, apa yg kamu lakukan sehingga aku sehancur ini hem? Kamu ninggalin aku aja aku hancur hampir gila, bagaimana jika kamu memiliki yg lain? Aku mungkin akan membunuhnya" ucapnya sendiri, dan siapa sangka mental taeyong terguncang, saat itu pula dirinya mengamuk tidak jelas, membanting apa saja yg ada di jangkauan nya kecuai foto lalisa yg dipeluknya.Prang! Bruk! Prang!
Taeyon yg diam dikamarnya kaget mendengar barang2 yg dibanting dikamar anaknya, taeyon kalang kabut lari dari kamarnya ke arah kamar taeyong, dibukanya kasar taeyon membulatkan matanya melihat taeyong seperti orang tidak waras, tangis taeyon pecah seketika ada rasa penyelasan yg melingkupi hatinya yg tadi memarahi anaknya. Taeyon berjalan cepat menujut taeyong dan membuang kasar vas bunga yg digenggam taeyong, membawa wajah taeyong dengan tangannya agar menghadap dirinya
"taeyong!! Sayang sadar nak sadar!!!" ucap taeyon histeris sambil nangis
"DADY!!" panggil taeyon berteriak
"DADY TOLONG HIKS HIKS" teriaknya lebih keras
"ada apa mom" jawabnya sambil terengah engah "oh ya tuhan kenapa ini" lanjut donghae yg kaget melihat kamar taeyong brantakan
"aku gatau dad hiks taeyong hiks seperti..." taeyon tidak bisa melanjutkan kata2nya karena takut
"hustt udah udah mom ayo kita bawa ka kamar tamu" ucap hongdae menenangkan istrinya. Taeyong bersikeras tidak mau yg akan dibawa hongdae, dia hanya mengucapkan kata shasa dan lalisa sambil berteriak. Taeyon hatinya tergores melihat anaknya seperti ini, segitukah rasa cintanya kepada shasa? Tapi kenapa dia selingkuh dibelakangnya pikirnyaHalo aku kembaliii, nantikan chapter berikutnya nanti malam yaa, byee❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine Is Still Mine
Teen Fiction"semua yg menjadi milikku, termasuk kamu, aku akan menjadi sangat egois jika itu menyangkut kamu ketika ada orang lain yg akan merebutmu dariku. Aku bakalan melawan takdir jika takdirmu bukan aku lalisa" Lee Taeyong "aku tidak suka cowo yg tukang se...