Dibelahan negara tepatnya di Korea keempat gadis yg baru saja mendarat di Bandara Incheon tersenyum, akhirnya mereka bebas sebentar dari mereka semua.
"ayo kita kerumah gue dulu bersih2 abis itu kita jalan2, uhh kangen banget sama tanah kelahiran" ucap jisoo semangat
"skuy" mereka serempak, jisoo menelfon supir agar menjemput mereka dibandara
"makan dulu yuk laper nih gue" shasa angkat bicara
"ih jangan, bibi han udah masak banyak buat kita, beli kopi aja gimana" ujar jisoo, mereka mengangguk mengiyakan. Mereka ke cafe dekat bandara, untuk membeli kopi
"biar gue aja deh yg pesen, kalian pesen apa?" tanya jennie
"mocachino ice" jawab shasa
"samain aja ya" tanya jennie
Mereka tidak sadar jika mereka ditempat sama dengan mark dan yg lainnya, tetapi mereka tidak mengetahui satu sama lain."eh itu cewe cantik banget njir yg ponian pake rambut pink, wagelasehhh!" ucap mark dengan mata berbinar seperti mendapat sebuah jackpot, semua melihat ke arah gadis yg dibilang mark tadi
"kaya ga asing deh" celetuk renjun
"hooh ponian kaya ka shasa imut2 gitu ga sih" tanya jisung dengan melihat keempat gadis yg berbincang manis, mereka tidak mengenali mereka karena mereka menggunakan masker.
"lo jangan ngawur sung, bang taeyong susah payah nyari ka lalisa jangan bikin kita salah paham" ucap jeno yg sedang melihat keempat gadis itu, tapi bener kata renjun kaya ga sing mukanya
"tck ditutupi masker lagi mukanya jadi ga keliatan kan" rengur chenlee
"lagian rambut ka shasa kan warna coklat buka pink tolol" pedas jaemin yg daritadi makan es krim
"ya biasa aja dong ngab gausah ngegas gitu, sensi amat kaya lagi pms" sewot renjun
"iya juga ya kata jaemin, rambut ka shasa kan warnanya coklat bukan pink" mark berkata sambil berpikir
"eh yuk kita jalan2 lagi, kita disini udah 1 jam anjenk" ajak chenlee, mereka semua pergi dengan muka2 yg berpikir dan bingung.
Dirumah sakit taeyong melamun, ketiga temannya sedang melacak hp kekasihnya dan menelfon orang2 mereka agar cepat2 menemukan mereka. Taeyong ke ingat obrolan shasa dan dirinya, rasa nyilu hinggap di hati taeyong, pengin nangis lagi tapi udah terlanjur, nasi udah jadi bubur. Mau sampai kapan dirinya lemah seperti ini? Ingin cepat2 menemukan shasa dan mengurungnya agar tidak pergi lagi, sudah cukup dirinya ditinggalkan, sekarang, besok dan selamanya lalisa tidak boleh meninggalkannya lagi.
"yong lo udah makan" tanya taeil, taeyong tidak menjawab, taeil menghembuskan nafas lelah
"makan dulu yong agar lo cepet sembuh, biar lo ada tenaga buat nyari shasa ntar" yuta, taeyong yg mendengar itu pun mengangguk.
Suara pintu terbuka mengalihkan fokus mereka masing2 dan melihat siapa yg datang, ternyata momynya taeyong, dia tersenyum kepada mereka dan dibalas senyuman juga.
"gimana keadaan kamu? Mendingan ga?" tanya taeyong lembut seraya mengelus surai anaknya
"baik mom, momy ga usah khawatirin aku" jawab taeyong menengkan hatinya taeyon, taeyon bernafas lega mendengarnya
"syukur, lalisa dimana? Momy pengin crita2 ih, dari tadi kan dimonopoli kamu terus momy ga boleh sama lalisa" sebel taeyon, mendengar nama lalisa tubuh taeyong menegang, tapi dia mengatur nafasnya agar tenang, temen2nya panik takut taeyong kumat
"lalisa aku suruh pulang mom kasian kecapean, besok aja ya" usul taeyon
"gabisa yong, momy harus terbang ke amerika sekarang nyusul dady kamu, dady pengin pulang ketemu kamu tapi ga bisa, pekerjaannya bener2 banyak, dia khawatir banget sama kamu. Cepet sembuh ya sayang, maafin momy ya yg ninggalin kamu pas sakit, nanti momy sering2 kirim kabar" sesal taeyon
"gapapa mom, berapa hari disana? Lalu somi? Aku tinggal di aprtemen aja deh" tanya taeyong.
"2 minggu momy disana abis itu kita pulang, somi tidur dirumah sepupumu yeri" ucap taeyon, lalu melihat jam yg melingkar ditangannya "ya udah momy pergi ya kamu jaga diri kamu baik2 kalo ada apa2 telfon kamu" sambil mengecup kening taeyong.
"anak2 apa tante boleh minta tolong kalian jagain taeyong selagi tante pergi?" pinta taeyon kepada mereka bertiga
"kita akan rawat taeyong tan, tante tenang aja" jawab jhony sopan
"makasih ya sayang, kalo ada apa2 kabari tante, minta aja nomer tante ke mamah kalian" taeyon yg menasehati
"baik tante" ucap taeil mewakili.
Bagus momy pergi gue bisa leluasa nyari lalisa menampilkan senyum smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine Is Still Mine
Teen Fiction"semua yg menjadi milikku, termasuk kamu, aku akan menjadi sangat egois jika itu menyangkut kamu ketika ada orang lain yg akan merebutmu dariku. Aku bakalan melawan takdir jika takdirmu bukan aku lalisa" Lee Taeyong "aku tidak suka cowo yg tukang se...