Saat ini pukul 02.00 dini hari. Aku memasuki kamar setelah selesai menemani Arumi belajar. Gila, aku sudah habis 3 cangkir cokelat panas. Kalori, apakah kalian memang sahabatku?
Di ponselku, ada 5 panggilan tak terjawab dan 5 pesan masuk. Semuanya dari Reiza. Beneran deh, dia cocok jadi operator kartu sim.
Reiza : nggak bales ?
Reiza : ra, udah tidur ?
Reiza : ra?
Reiza : kamu nggak papa kan?
Reiza : kalau udah buka hape, hubungin aku. Aku blm tidur sampe kamu bls.Gila ! Jam berapa ini? Masa iya sih Reiza belum tidur cuma gara gara menunggu balasanku ?
Coba kubalas.
"Maaf, baru buka hape."
Tingg... Pesan masuk.
Hah, beneran dia belum tidur !
"Iya, nggak papa. Yang penting kamu baik baik aja kan?"
Belum sempat aku membalas, ponselku berdering lagi tanda panggilan masuk. Reiza menelfon.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam. Kamu blm tidur?" Tanyaku.
"Nggak liat ya, pesan terakhirku?"
"Iya liat sih. Kirain kamu tetep tidur karena aku balesnya lama"
"Belum. Aku khawatir."
"Khawatir?"
"Iya"
"Kenapa kamu khawatirin orang yang lagi duduk manis di kosan nya sih?"
"Khawatir aja."
"Yaudah, kamu tidur gih. Bukannya besok kuliah?"
"Yes, perhatian pertama yang aku dapet dari seorang Tara Sekar Maheswari!"
Ucapnya girang. Aneh banget nggak sih, dia ini?
"Wah. Congratulations!"
Aku meledek.
"Harus ku tulis kata katamu di kertas, terus kutempel di tembok nggak nih?"
"Boleh. Jangan pake dobel tip tapi nempelnya, nanti dimarah bu kostmu"
"Hahaha."
Hening.
"Ra"
"Ya?"
"Boleh ngomong sesuatu?"
"Ngomong aja"
Aku setengah mengantuk.
"Tapi jangan marah"
"Bergantung apa yang kamu omongin"
"Tuh kan!"
"Iya, kamu mau bilang apa?"
"Jangan marah ya?"
"Iya"
"Aku sayang kamu"
Tut.. tut.. tuttt..
Reiza mematikan telfonnya.
Buset !! Aku deg degan sekali dengar kata terakhirnya.
Tak lama, terdengar lagi dering ponsel singkat pertanda ada pesan masuk.
"Dah ya, aku tidur. Seharian ini capek banget nyiapin mental buat bilang itu ke kamu hihi."
Pesan masuk lagi
"Mimpi indah, Tara ku"
Hah? Hah? Tara ku? Tara kuuuuuu? Tara kuuuuuu katanya ?
Kok geli geli seneng ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikhlaskan Kenangan
RomanceBagaimana jika, janji dua orang - aku dan dia - yang telah terpahat dan terikrar tanpa ragu, berakhir dengan secarik undangan tanpa namaku di dalamnya ?