(13)

72 12 1
                                    

Aku menyusuri koridor kampus lunglai. Lega rasanya telah memberikan surat permohonan izin  reshuffle kepada pengurus komunitas sastra. Kak Barra diberikan sanksi akademik berupa skors selama satu semester dan dikeluarkan dari komunitas satra.

Ck, harus nya itu di Drop Out, tau !!

Mungkin karena dia anak pejabat sehingga kampus cukup segan memberinya hukuman. Cih.

Kejadian kemarin sukses membuat seisi kampus heboh. Seorang mahasiswa yang citra nya selangit karena tampan, kaya, dan cerdas, berusaha melukai seorang mahasiswi kentang hanya karena cintanya ditolak.

Seisi kelas mengerumuniku. Mereka bertanya apa yang terjadi. Bersyukur sekali, aku memiliki teman teman sekelas yang walaupun menyebalkan, tapi memiliki perhatian yang tulus. Kami cukup solid.

"Ra, apapun yang terjadi, kamu harus kuat"

"Ra, Allah masih lindungin kamu. Alhamdulillah"

"Ra, mau kutraktir soto? Tapi janji harus senyum ya"

"Ra, mau kugantiin jadi Pj mata kuliah kimia organik?"

"Ra.. mau kucariin calon suami?"

Dan segala perhatian aneh yang lain. Aku tau, mereka melakukan segala cara yang mereka bisa, untuk membuatku merasa lebih baik. Bahkan dosen kami, mengundur ujian sampai dua pekan ke depan. Bukan karena aku sih, kayanya. Hehe. Tapi aku cukup senang. Ada tambahan nafas untuk belajar.

Arumi juga sama. Akhir akhir ini selalu menunggu ku di depan kelas saat aku telah selesai kuliah.

"Rum kamu nggak ada kuliah?"

"Udah selesai dari tadi pagi jam 10"

"Kok ke kampus lagi? Ini jam 4 lho"

"Untuk jemput kamu"

Kan??? Kan ??? Gak biasa nya kan?!
Hiks, aku memang semenyedihkan itu, ya.

"Main ke sekret yuk"

Ajak Arumi

"Gak ah"

"Kena-why?"

"Aku malu"

"Sama?"

"Semuanya"

"Gak akan ada yang mempermalukanmu di sana, ra"

"Kak Harun."

"Kenapa kak Harun?"

"Aku malu sama kak Harun. Semua keanggunan keeleganan kekalemanku, sirna dimatanya"

"Sempet sempetnya ya mikirin itu?!!"

Arumi malah menjewerku

"Dah yuk, ke sekret."

Aku menyerah dan mengikuti ajakan Arumi.

Aneh.

Sesampainya di sekret, semua akhwat yang ada, berhambur memelukku. Ada yang memberiku cokelat, ada yang mengajakku terus menerus bercanda, ada yang membelikanku kaus kali, dan lain lain. Aku terharu. Padahal kenal juga tidak terlalu. Mereka baik sekali, sih??

Perlakuan baik dan menghibur dari orang orang disekelilingku membuatku mudah melupakan kejadian kelam itu. Mereka semua memberikan perhatian yang luarbiasa kepadaku.

Salah satu yang memberikan perhatian terbesar adalah Arumi, sahabatku.

Dan Reiza.

Entah ya, Reiza sangat sangat perhatian denganku. Subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya, tahajud, bahkan tiap jadwal makan, Reiza selalu mengingatkanku.

Mirip apa ya, mirip aplikasi cuaca di ponsel milikku.

Malah, setiap aku mengerjakan laporan di bawah pohon beringin, dia selalu datang. Dan entah ya, pasti membawa es krim atau cokelat, dua bungkus sekaligus. Kira kira begini dialognya :

"Nih ra kebetulan aku bawa dua. Katanya cokelat gak bagus buat gigiku. Jadi daripada gigiku bolong, mending kuman nya kubagi ke kami"

Atau..

"Ra, ini ada es krim. Aku gak mau pilek jadi satunya ku kasih kamu. Kayanya kalo kamu yang pilek gak papa deh. Soalnya aku lebih berharga daripada kamu"

Kalau gitu ya, ngapain dia beli dua!!!

Semakin hari, aku semakin nyaman dengan perhatian yang Reiza berikan.

Kalau diperhatikan, sebetulnya Reiza lebih tampan dari kak Barra. Bahkan ketampanannya sepadan dengan kak Harun. Kok dulu aku nggak sadar ya ?

Eh tapi kenapa juga sekarang aku malah sadar? Bodoh skl sih?

Aku semakin rajin mengikuti kajian. Kalau dijumlah, aku telah mengikuti kajian dua bulan lamanya. Melebihi janjiku kepada Arumi !

Aku bahkan telah menjadi anggota aktif di LDK, dan menjadi panitia kajian rutin.

Nanti saat mahasiswa baru, aku telah diamanahkan menjadi panitia perwakilan dari LDK. Salah satu panitia lain, adalah Arumi. Dan Reiza.

Kok Reiza lagi sih yang kusebut? Haha masa iya sih aku suka.

Nggak lah ya

Eh tapi

Masa..

Ah udah lah. Aku harus fokus. Tapi Reiza memang perhatian sih !

Aku semakin menambah koleksi pakaian syar'i ku. Baju baju yang masih bisa kupadukan dengan manset tangan atau gamis, masih kupakai.

Yang sudah tidak tertolong karena tidak bisa untuk menutup aurat, terpaksa ku museumkan. Sementara celana kulot yang kupunya, lebih sering kupakai di kost-an ketika akan tidur. Hehe..

Begitulah hari hariku di semester tiga ini berlalu. Penuh dengan banyak kejadian tak terduga. Namun yang kusadari banyak sekali.

Salah satunya, pada satu musibah, telah mengantre hikmah tak terhitung.

Terimakasih, Allah.

Mengikhlaskan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang