3 - Bu Dokter
Bangchan sebagai Aresh
Minho sebagai Arkha
Changbin sebagai Ardan
Ayen sebagai Ayen / Jeara
Minnie as Resya________________________
Mata Aresh memicing saat melihat beberapa orang yang sedang menggotong sesuatu di balik sarung.
"Itu ada apaan?" gumamnya bingung.
Tiba-tiba seseorang menghentikan laju mobilnya lalu mengetuk kaca jendela mobil dengan tidak sabaran.
"Punteun, Pak, minta tolong. Aya ibu-ibu bade lahiran, tiasa nambut mobilna kanggo ngajajap?"
(Permisi, Pak, minta tolong. Ada ibu-ibu mau lahiran, bisa pinjem mobilnya buat ngantar?)
Aresh diam. Bukan, dia bukan tidak mengerti bahasa sunda, dia hanya--- sedang terpesona dengan wajah manis perempuan di depannya ini.
Suasana sedang genting begini, masih sempat-sempatnya dia terpesona.
"Pak, bapak ngerti gak yang saya omongin?" tanya perempuan itu lagi. Mungkin karena wajah Aresh kebule-bulean jadi perempuan itu berpikir mungkin saja ia tidak paham ucapannya barusan.
"Excuse me, Sir?"
"Huh? Ah i-iya masuk aja, Mbak. Bawa si ibunya masuk," kata Aresh setelah sadar dari lamunan.
"Bu dokter, nanaonan di dinya? (ngapain di situ?)" tanya bapak-bapak yang berjalan di belakang rombongan yang membawa si ibu hamil tersebut.
"Ah, bapak-bapak candak si ibuna ka leubeut mobil. Supados gancang dugi ka puskesmas. Enggal!"
(Bapak-bapak bawa ibunya ke dalam mobil. Supaya cepat sampai ke puskesmas. Cepat!)
Perempuan yang dipanggil Bu dokter itu segera memberi perintah. Tanpa menunggu, mereka langsung masuk ke dalam mobil.
Si ibu yang mau lahiran ditemani suaminya di jok belakang. Perempuan tadi hendak ikut duduk di belakang tapi Aresh lebih dulu menyela.
"Mbak, saya gak tahu jalan menuju rumah sakit atau puskesmasnya lewat mana. Saya baru di sini."
Akhirnya perempuan itu membuka pintu di samping Aresh lalu masuk. "Ah iya, Pak. Saya tunjukin jalannya. Rada cepet ya, Pak bawa mobilnya."
Aresh mengangguk tapi kemudian menyodorkan ponselnya ke perempuan itu.
"Mbak, saya harus fokus nyetir tapi saya juga harus ngehubungin adik saya yang lagi nunggu dijemput. Tolong panggilin kontak atas nama Derren Arkhana ya, Mbak."
Si Mbak tadi mengangguk menuruti ucapan Aresh, tidak lupa meloadspeaker panggilannya.
["Hallo Mas?"]
"Kha, Mas ke rumah sakit dulu. Kamu gak papa 'kan nunggu bentar?"
["Ke rumah sakit? Siapa yang sakit Mas? Mas gak kecelakaan pas bawa Jea sama Ardan tadi 'kan?"] Suara Arkha terdengar khawatir.
"Enggak, kita selamat kok. Jea sama Ardan udah istirahat di rumah nenek. Sekarang Mas lagi nganterin ibu-ibu yang mau lahiran."
["Ya ampun, ya udah santai aja Mas, aku juga lagi istirahat di warung kok."]
"Jaga prilakumu. Awas kamu baru nyampe beberapa menit udah bikin ulah!"
["Iya, Mas tenang aja. Aku gak bakal bikin ulah."]
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]
Ficção AdolescenteBangchan Areshta Derren harus kelimpungan mengurus ketiga adik nakalnya. Ia harus berperan sebagai kangmas, ayah sekaligus ibu untuk mereka setelah orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Aresh yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataa...