41 - Kilas Balik
Tentang Nana
2 tahun lalu ...
Semester pertama Ayen di SMA hanya dibayang-bayangi sosok kedua kakaknya, Arkha dan Ardan. Bahkan bungsu Derren itu tak segan-segan menerima bullyan dari kakak kelas yang iri pada kakaknya.
"Oh, ini adiknya si Arkha?" celetuk salah seorang kakak kelas yang tak Ayen kenal. Tapi, jika nama abangnya dibawa-bawa sudah pasti alasannya hanya dua, yang pertama orang itu iri, yang kedua orang itu ditolak cintanya. Karena kakak kelasnya ini laki-laki sudah pasti poin pertama yang jadi alasannya.
"Kenapa ya, Kak?" tanya Ayen pura-pura bodoh. Sungguh ia muak. Ayen baru sekolah tiga bulan dan sudah begitu banyak bullyan yang ia terima.
"Abang lo yang brengsek itu udah ngerebut cewek gue sampe gue diputusin gitu aja."
"Terus?" balas Ayen malas. Ayolah, Ayen tak ada urusan dengan mereka. Apapun masalah mereka harusnya selesaikan saja dengan yang bersangkutan.
"Lo sama nyebelinnya ya kaya abang lo!" Cowok dengan nama Kevin Narendra itu menoyor dahinya kuat hingga Ayen mundur beberapa langkah. "Mending cakep, ini udah cupu banyak gaya lagi!"
Ayen tak kenal dengan Kevin, tapi Ayen tahu kalau Kevin itu bukan orang sembarangan terbukti dari eratnya genggaman Nana di tangannya.
"Maaf, Kak kalau kami gak sopan, tapi kami harus ke kelas sekarang," ucap Nana, satu-satunya gadis yang masih mau berteman dengannya. Sahabatnya sedari SMP. Nana yang selalu memberitahu Ayen tentang mereka yang selalu melabraknya, tak jarang Nana ikut kena imbas jika membela dirinya.
"Oh, ini siapa nih, cantik-cantik kok mainnya sama cewek cupu ini." Cowok lain di samping Kevin mengerling genit pada Nana. Sungguh kelakuannya sangat tak terpuji, benar-benar tidak mencerminkan kelakuan seorang siswa.
Ayen buru-buru menyembunyikan Nana di balik punggungnya.
"Gak usah gangguin temenku!" ucapnya tajam. Entah mendapat keberanian dari mana, tapi Ayen tak ingin Nana terluka.
Kevin menyeringai. "Kayanya gue gak jadi marah deh meskipun abang lo ngambil Joya dari gue---" Ia melirik Nana yang kini sudah menunduk. Kevin menjilat bibir bawahnya sensual dengan mata terpaku menatap wajah cantik Nana. "Asal dia yang gantiin Joya jadi jalang gue."
Ayen menahan amarahnya yang mulai naik ke ubun-ubun. Sialan!
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Kevin. Semua yang melihat jelas menganga kaget begitupun Nana, padahal tadi ia sudah memperingatkan Ayen kalau kakak kelasnya ini bukan orang sembarangan.
Kevin memegangi pipinya yang panas lalu melirik Ayen tajam. Tangannya dengan cepat terangkat mencengkram rahang Ayen buat gadis itu kesakitan dan sulit bernafas.
"Berani lo main-main sama gue?"
"Le-lepas!" Ayen meronta namun tenaganya malah melemah karena cengkraman Kevin makin kuat.
"Kevin Narendra!" Beruntung guru BK segera datang melerai pertengkaran itu. Menyelamatkan Ayen dari malaikat maut.
Kevin melepaskan cengkramannya, menatap guru BK datar lalu melenggang begitu saja setelah berbisik pada Nana. "Sampai ketemu nanti malam, cantik."
Tak ada yang berani melawan kevin karena dia anak dari donatur terbesar sekolah. Semua tunduk padanya, tak terkecuali guru BK yang hanya mampu menegurnya lalu membawa Ayen ke UKS.
Untungnya tak ada luka. Ayen memilih untuk kembali ke kelas. Ia ingin menemui Nana. Ia khawatir sahabatnya terluka.
Namun belum sempat langkahnya sampai di kelas, dua orang gadis sudah lebih dulu menyeretnya menuju toilet kosong lalu mendorongnya hingga tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]
Novela JuvenilBangchan Areshta Derren harus kelimpungan mengurus ketiga adik nakalnya. Ia harus berperan sebagai kangmas, ayah sekaligus ibu untuk mereka setelah orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Aresh yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataa...