🍃 25 - Warna Baru

1K 205 57
                                    

25 - Warna Baru

 

Kilas balik Arkha masih gantung ya? Sengaja hehe masih ada satu part tersisa.

Tapi untuk sekarang biar kita kembali ke realita di mana sudah ada Jihan di hidup Arkha.

Ini keluarga Derren
bukan keluarga Arkha wkwkwk
 
______________________


 

Jihan baru selesai mandi saat umi tiba-tiba memanggilnya dari luar kamar.

"Neng?" panggil umi.

"Iya, Umi?" Jihan segera keluar kamar.

"Neng, barusan umi ketemu Akha di warungnya mas Lucas." Umi tiba-tiba laporan. Jihan yang tak mengerti maksud umi hanya bisa merespon dengan tatapan bingung.

"Tahu gak, barusan Akha bilang apa sama umi?"

"Bilang apa emang?"

Umi berdehem lalu memulai reka ulang saat Arkha bicara padanya tadi. "Umi, maaf sebelumnya kalau Arkha lancang dan gak sopan, Arkha tahu ini bukan tempat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan---"

"Kak Arkha suka sama umi?" sela Jihan kaget yang langsung dapat geplakan sayang di lengan dari umi.

"Jangan dipotong dulu atuh, Neng, umi belum selesai."

Gadis itu hanya meringis. "Ya-ya udah lanjut," sahutnya pelan.

Umi lagi-lagi berdehem. "... Umi, Arkha suka sama anak gadis umi. Boleh gak kalau Arkha deketin anak gadis umi?--- ya ampun Neng, Arkha tuh dewasa banget ya, suka umi sama yang berani kaya dia." Umi terlihat begitu antusias sementara Jihan malah terdiam.

"Ke-kenapa umi sesenang itu?" tanya Jihan pelan.

"Ya umi seneng dong, Neng. Kapan lagi ada pemuda yang berani izin langsung sama ibunya sebelum ngedeketin anak gadisnya coba?"

"Umi gak usah sesenang itu, kalau dia berani minta izin langsung ke abah baru dibilang berani." Abah ikut nyahut dari ruang tengah.

Umi memanyunkan bibir sebal. Suaminya galak begitu siapa yang berani dekat-dekat. "Lihat aja, pokoknya kalau Akha sampai berani minta izin ke abah, umi bakal langsung nerima Akha jadi menantu."

Sontak Jihan dan abah Jaka membulatkan mata kaget sementara umi sudah lebih dulu melenggang ke dapur.

"Neng, jangan dipikirin ucapan umi kamu itu. Kamu jangan deket-deket sama si anak ayam itu kalau gak suka."

"Iya, Abah," jawab Jihan lalu kembali masuk kamar.

Jihan yang tadinya hendak membuka buku malah termenung di depan meja belajar. Pikirannya penuh oleh si dua bersaudara, Ardan dan Arkha.

Arkha yang selalu menggombalinya hampir setiap mereka bertemu. Tapi Jihan tidak pernah berharap lelaki itu benar-benar menyukainya, seperti kata Ayen dulu, Arkha itu playboy, pasti sudah sering menggombali para gadis, sedang dirinya tak pernah dekat dengan lelaki manapun. Wajar 'kan kalau Jihan terus membatasi diri agar tidak termakan kata-kata manis Arkha.

Tapi ... apakah mungkin hatinya tidak goyah setelah Arkha meminta izin langsung pada umi untuk mendekatinya?

Sedangkan Ardan ...

Jihan menegakan tubuh lalu mengambil handphonenya, membuka salah satu nomor yang masuk di aplikasi chatting dengan foto profil background gelapnya langit malah dengan taburan bintang.

[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang