52 - Kita Teman 'kan?
Nancy tengah bersantai sembari menscrool aplikasi instagram. Gerakan tangannya terhenti saat melihat sebuah postingan di berandanya. Ia langsung mengecek profil seseorang lalu membelalak saat sebuah foto terpampang di layar. Bibirnya menyunggingkan seringai licik.
Keluar dari aplikasi instagram, ia langsung menghubungi seseorang.
["Ada apa menghubungiku?"] Suara di sebrang sana terdengar begitu dingin.
"Gue lihat ada yang ngetag foto lo di IG, dan boom! Ternyata ada Jeara juga di foto itu." Tak ada sahutan. Nancy kembali bicara.
"Dia bilang ke gue katanya lagi ikut bisnis kakaknya ke LN, tapi ternyata dia malah di sana bareng lo? Pantes aja, si Jeara gak balik-balik, padahal kemarin gue lihat kakaknya di hotel."
["Kamu lihat kakaknya di hotel?"] Suara Renjun tidak sedingin tadi, lebih terdengar seperti terkejut mendengar ucapannya barusan.
"Iya, dia habis meeting kayanya, soalnya dia gak sendiri, udah gitu pakai pakaian formal lagi---"
["Bukannya perusahaan kakaknya bangkrut?"]
"Bangkrut? Hey, Derrens Group gak mungkin bangkrut, Rendika, tunggu---" Nancy menjeda ucapannya. "Jangan bilang kalau Jeara dibuang ke desa terpencil sama kakaknya dengan alasan bangkrut?!" Gadis itu menutup mulutnya dramatis.
["Apa maksud kamu?"]
"Ya, Jeara pasti dibuang ke desa sebagai hukuman gara-gara dia suka ngebully anak-anak Pelita. Padahal gue belum ngasih video bullying itu ke kakaknya tapi tuh anak udah dibuang aja? Hahaha ..." Ia tertawa keras, merasa bahagia menyadari bahwa Ayen mungkin benar-benar dibuang oleh kakaknya.
"Kayanya gue tahu cara bikin Jeara menderita, gue gak perlu susah-susah nyelakain si Nana." Tawa Nancy kembali mengudara.
["Jangan berani-berani nyentuh Jeara,Nancy!"] Suara dingin Renjun kembali terdengar dan itu sukses membuat Nancy mengernyitkan dahi tak suka.
"Wow, ada apa nih, kok lo peduli banget sama apa yang bakal gue lakuin ke dia? Jangan bilang kalau lo deket sama dia," ujarnya pelan.
["Itu bukan urusan kamu!"]
"Hahaha jadi bener ya lo deket sama dia, sampe foto bareng gitu--- atau lo emang sengaja ngedeketin dia buat balas dendam soal Kevin?" Renjun diam.
"Ah, kayanya bukan ya? Lo ngedeketin dia bukan buat balas dendam, tapi bener-bener buat berteman sama dia. Gue kecewa nih sama lo, Rendika," ujar Nancy dengan nada sedih dibuat-buat.
["Aku bukan kamu. Gak ada alasan buat balas dendam, karena aku gak pernah punya masalah apapun sama dia."]
"Oh ya?" Nancy terkekeh sinis, sebelah tangannya sibuk memainkan kuku jari dengan angkuh. "Lo lupa, Rendika? Lo itu adiknya Kevin. Masalah Kevin otomatis masalah lo juga! Ah, gue jadi penasaran---"
Seringai kembali tersungging di bibir Nancy. "Gimana ya reaksi Jeara, kalau dia tahu temennya ini ternyata adik dari seorang Kevin Narendra?"
["Apa mau kamu sebenarnya, Nancy?!"]
"Kirimin gue video di handphone Jeara waktu dia nyiksa Kevin. Dengan begitu gue gak akan bilang ke dia tentang siapa lo sebenarnya."
____________________
Ayen suka basket, tapi ia tidak suka olahraga apapun selain basket, karena olahraga hanya akan membuat make up-nya luntur oleh keringat. Gadis itu mencebik sebal lalu memasukan handphone ke dalam tas, berjalan ke luar mengikuti intruksi guru untuk segera berkumpul di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]
Roman pour AdolescentsBangchan Areshta Derren harus kelimpungan mengurus ketiga adik nakalnya. Ia harus berperan sebagai kangmas, ayah sekaligus ibu untuk mereka setelah orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Aresh yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataa...