45 - Ada Apa dengan Ardan?
____________________
Ardan baru keluar dari dapur saat mendengar deru motor abangnya memasuki halaman.
Ia hanya melongok dari tangga saat melihat Arkha memasuki rumah dengan wajah berseri.
"Cerah banget muka lo, Bang?" goda Ardan. Namun seperti biasa, Arkha pasti akan menyahutinya dengan jawaban menyebalkan.
"Iya dong, 'kan bentar lagi populasi jomlo ganteng berkurang."
Langkah Ardan terhenti di ujung tangga. "Maksud lo?"
Arkha tersenyum manis. "Gue on the way punya pacar."
Tiba-tiba Ardan merasa ada yang mengganjal di hatinya. Ia berbalik menatap abangnya lalu mengerjap linglung. "Lo ... mau nembak Jihan?"
"Iya."
"Secepat ini?"
"Gak cepet kok. Udah sebulan lebih kita kenal, menurut gue ini gak terlalu cepet," balas Arkha santai.
"Mending lo pikirin lagi deh, Bang!" Alis Arkha bertaut bingung. Tak mengerti dengan ucapan adiknya.
"Cari cewek lain jangan Jihan!" Kalimat tegas Ardan berhasil mengganggu kebahagiaannya hari ini.
"Maksud lo apa?!"
"Selama ini gue gak pernah ikut campur masalah percintaan lo. Terserah lo mau mainin cewek manapun, tapi kali ini enggak. Gue gak bisa diem kalau cewek yang bakal lo mainin itu Jihan!"
"Lo suka sama Jihan?" tanya Arkha retoris yang sukses buat Ardan terkekeh hambar. Ia beralih menatap Arkha tajam.
"Harusnya gue yang nanya, lo yakin suka sama Jihan?"
"Tentu. Gue suka sama dia!"
"Tcih! Lo yakin yang lo sukai itu Jihan? Bukan ... Jiana?" balas Ardan yang sukses membuat mulut Arkha bungkam.
"Bang, Jihan tuh cewek polos, cewek baik-baik. Jangan mainin dia---"
"Gue gak mainin dia, Ardanta!"
"Enggak! Lo mainin dia!"
"Gue beneran suk---"
"Lo cuman jadiin dia pelampiasan karena kepergian Jiana!"
"Gue gak pernah jadiin Jihan pelampiasan!"
"You did! Lo cuman jadiin dia pelampiasan, kaya cewek-cewek lo yang lainnya. Lo gak beneran suka sama dia."
"Cih, tahu apa lo tentang perasaan gue?!"
"Gue tahu. Selama lo belum ketemu Jiana, perasaan lo gak tulus, semua hanya tipu daya buat ngelupain mantan lo itu, iya 'kan?!" Nafas Ardan sedikit memburu karena emosi. Tatapan tajamnya tak beralih dari manik hitam Arkha. Suasana ruang tengah pun jadi tegang.
"Gak ada yang bisa buktiin perasaan lo ke Jihan itu tulus, Bang! Dan menurut gue yang tahu kehidupan percintaan lo selama ini. Gue gak percaya kalau lo beneran tulus suka sama Jihan."
"Coba lo ketemu Jiana sekarang, dan lihat gimana perasaan lo setelah ketemu dia, apa bener yang lo suka itu Jihan, atau justru masih cewek yang sama yang selama ini bikin lo jadi brengsek?!"
Rahang Arkha mengeras. "Gak usah sok suci lo, Ardanta! Gak usah ikut campur urusan gue. Urusin aja masalah cinta lo sama Feli!" Lalu Arkha berbalik keluar rumah. Memacu motornya dengan cepat tanpa tujuan.
Ah, mungkin warung Lucas bisa ia jadikan pelarian, dengan alasan nongkrong, meski sedikit aneh nongkrong sore sore begini. Yang jelas ia tak ingin berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]
Novela JuvenilBangchan Areshta Derren harus kelimpungan mengurus ketiga adik nakalnya. Ia harus berperan sebagai kangmas, ayah sekaligus ibu untuk mereka setelah orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Aresh yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataa...