🍃 37 - Misi Khusus

897 194 38
                                    

37 - Misi Khusus

Ardan dan Feli sampai di dapur. Seperti tujuannya dari awal, Ardan akan membuatkan mie kuah untuk Feli. Ia segera membuka lemari makan lalu menyuruh gadis itu untuk memilih mie rasa apa yang ingin ia makan.

"Rasa soto aja deh." Feli menunjuk salah satu bungkus mie yang dominan dengan warna hijau.

"Oke," jawab Ardan singkat lalu mengambil mie yang sudah Feli pilih. Ia mengambil panci lalu mulai menuang air ke dalamnya. Ia sudah terbiasa memasak mie untuk Arkha yang sering menyuruhnya ini itu.

"Eh gue aja!" Feli hendak mengambil alih gagang panci yang tengah Ardan pegang namun Ardan menjauhkannya dari jangkauan.

"Udah lo duduk di sana aja, Jel!" Ia tunjuk salah satu kursi dekat meja makan.

"Tapi---"

"Kan tadi gue udah bilang mau gue bikinin. Sekarang tuan putri duduk di sana dengan anteng, biar hamba buatkan mie kuah untuk anda."

"Ck!" Feli berdecak sebal karena Ardan tetap kekeuh ingin memasakan mie untuknya, Feli 'kan jadi tak enak. Sudah jelas mie-nya punya keluarga Ardan, lalu sekarang urusan memasakpun harus merepotkan Ardan.

Semangkuk mie kuah rasa soto tersaji di meja, Ardan segera menuang air putih ke dalam gelas lalu menyimpannya di samping mangkuk tersebut buat Feli menatapnya dengan senyuman.

"Makan!"

"Makasih Idan, lo sobat gue banget emang. Gue makan ya?!" Tanpa menunggu jawaban Ardan, Feli mengambil garpu lalu mulai mengambil mie di mangkok.

"Ah! Panas!" Hampir saja mie itu ia keluarkan lagi dari dalam mulut. Namun Feli tahan, ia mendongak, buka mulutnya lebar lalu kipas-kipas tangannya di depan mulut.

Ardan yang tersentak kaget dengan teriakan Feli jelas khawatir tapi kemudian mendengus melihat kekonyolan gadis itu.

"Dasar bego!" umpatnya pelan lalu berdiri, memutari meja hingga kini duduk di samping gadis itu. Ia mengambil alih mangkuk di hadapan Feli lalu mulai mengambil mienya dengan garpu, meniupnya perlahan lalu ia ulurkan ke hadapan mulut Feli yang kini sudah kosong setelah menelan mie panasnya barusan.

Bukannya membuka mulut, Feli justru malah bengong menatap mie di depan mulutnya juga wajah santai Ardan bergantian.

"Buka mulutnya, Jel. Tangan gue pegel nih!" ucap Ardan yang berhasil mengembalikan kesadaran Feli. Tergesa ia buka mulutnya lalu melahap mie di tangan Ardan. Ia mengunyah mie-nya pelan sambil kembali menatap Ardan yang kini sudah sibuk hendak menyendokan mie lagi untuknya. Kali ini memakai sendok agar ada kuahnya. Ardan kembali meniup mie di sendoknya tanpa menyadari tatapan Feli. Sedangkan gadis itu memilih diam saja, membiarkan Ardan menyuapinya tanpa protes sedikitpun.

Kegiatan makan yang semula rusuh karena kecerobohan Feli, kini berubah hening. Gadis itu tak bersuara sedikitpun. Begitupun dengan Ardan yang sibuk meniupi mie di mangkok lalu menyuapi Feli begitu saja.

"Lo juga makan, Dan." Feli bersuara memecah keheningan. Ardan hanya berdehem lalu kembali mengarahkan sendok ke mulut Feli sebelum gadis itu menolak.

"Gue masih kecang," ujar Ardan saat mengerti alasan Feli menutup mulut.

"Tapi masa gue makan sendiri, sih?"

"Kan gue temenin."

"Ya lo juga makan dong---sini gantian gue suapin." Feli mengambil alih sendok di tangan Ardan lalu berbalik menyuapinya.

Apakah Ardan bisa menolak?

Tentu saja tidak!

Ia tak bisa menolak saat tatapan Feli berbinar menanti dirinya membuka mulut untuk menerima suapan itu. Mau tak mau, Ardan menerimanya.

[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang