62 - Pacarnya Kangmas
Tengah malam saat hampir semua orang rumah sudah terlelap ke alam mimpi, Ardan justru masih terjaga seorang diri. Terima kasih kepada kangmas yang berhasil membuatnya insomnia hanya karena ucapannya tadi.
"Namanya Resya. Dia dokter di sini."
Resya. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu, tapi di mana?
Akhirnya Ardan bangun, keluar kamar lalu masuk ke kamar Arkha. Niatnya ingin bertanya, siapa tahu Arkha kenal Resya, tapi si anak kedua ternyata sudah tidur. Jika Arkha saja yang sering begadang sudah tidur apa lagi si bungsu di kamar sebelah.
Ardan hanya menghela nafas kecewa lalu kembali ke kamarnya. Biar besok saja ia diskusikan dengan abang dan adiknya tentang teman kangmas ini.
Pemuda itu baru akan membuka pintu kamar kangmas saat mendengar pintu kamar mandi terbuka dan muncul sang adik yang baru keluar dari sana.
"Loh, Kak Ardan belum tidur?" tanya Ayen. Merasa mendapat kesempatan, Ardan segera menarik si bungsu ke kamarnya tak lupa menutup pintu.
"Lo ngapain ikut masuk ke kamar gue dah?" Ayen bertanya bingung.
"Ada yang mau gue diskusiin sama lo sama bang Arkha, tapi bang Arkha udah tidur duluan."
"Diskusi? Soal apa?" Si bungsu beranjak masuk ke dalam selimut. Cuaca malam cukup dingin, ia tak mau bolak-balik ke kamar mandi karena kebelet pipis.
"Mas Aresh kayanya punya pacar deh, Yen." Ardan membuka sesi gibahnya.
"Hah? Serius?" Dan ditanggapi dengan antusias oleh si bungsu.
"Iya. Tadi dia nelpon sama cewek, katanya besok mau dia jemput terus di anterin ke rumah sakit."
"Ceweknya sakit?"
"Bukan, ceweknya dokter."
"Tunggu deh, Kak--- bukannya mas Aresh mau stay di sini buat seminggu ke depan. Terus kalau mau ngejemput ceweknya dia harus ke Jakarta lagi dong?"
"Emang kata siapa ceweknya anak Jakarta?"
"Lah, terus?"
"Dia anak sini."
Lalu sesi gibahpun terus berlanjut hingga malam semakin larut. Bagi mereka calon kakak ipar lebih penting dari pada jam tidur. Karena itu pagi harinya Ardan dan Ayen bangun dengan lingkaran hitam menghiasi bawah mata.
"Lo berdua lagi cosplay jadi panda?" Pertanyaan menyebalkan Arkha terdengar di telinga, buat si bungsu merotasikan bola mata malas.
"Ini tuh hasil dari rapat penting kami tadi malam!" bisik Ardan bangga. Arkha seketika menatap keduanya curiga.
"Lo berdua rapat gak ngajak-ngajak gue? Jangan-jangan ngegibahin gue lagi?!"
"Diem bego! Suara lo kaya toa masjid tahu gak?!" balas Ayen kesal.
"Ya abisnya lo berdua gak ngajak-ngajak gue!"
"Elonya udah tidur bang Arkha, makanya gue cuman rapat sama Ayen."
"Alasan---"
"Bacot! Nanti gue kasih tahu kalau mas Aresh udah berangkat."
"Mas Aresh mau berangkat ke mana?" tanya Arkha bingung.
Belum sempat Ardan menjawab orang yang tengah dibicarakan muncul. Pakaian rapi dan parfum yang tercium segar membuat Arkha mengernyit heran. Seingatnya yang akan mengantar Ayen sekolah adalah Ardan, tapi kenapa kangmasnya sudah rapi begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Keluarga DERREN [ SEGERA TERBIT ]
Ficção AdolescenteBangchan Areshta Derren harus kelimpungan mengurus ketiga adik nakalnya. Ia harus berperan sebagai kangmas, ayah sekaligus ibu untuk mereka setelah orang tua mereka meninggal lima tahun lalu. Aresh yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataa...