Extra Episode 4

132 20 7
                                    

"Kak, kita mau ke mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, kita mau ke mana?"

"Coba tebak?"

Eisha menyentakkan kepalanya ke arah Moza yang sedang fokus menyetir. Wajah cowok itu tersenyum sepanjang waktu, membuat wajahnya sangat kontras dengan langit yang mendung di luar mobil.

"Mau ke luar Jakarta?"

"Benar, sih, tapi coba tebak lebih spesifik lagi."

Eisha nggak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Ini adalah kencan pertamanya dan entah bagaimana Moza berhasil mendapatkan izin dari om Restu untuk membawanya keluar bahkan sampai menginap. Tadinya Eisha takut, tapi om Restu pastinya sudah memikirkan matang-matang sebelum membuat Eisha berada di dalam mobil Moza ketika hari mulai beranjak siang.

"Gue ... nggak tahu."

Moza mengalihkan pandangannya sesaat pada Eisha lalu berdehem. Menyadari kalau walau gadis itu sudah lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya, tapi harusnya dia nggak bertanya terlalu banyak. Oke, Moza jangan lakukan sesuatu sekaligus. Pelan-pelan aja asal hasilnya kelihatan jelas.

"Gue mau ngajak lo ke Bandung, ke rumah gue."

Eisha membuka mulut, berusaha untuk segera menanggapi cowok itu tapi dia lebih dulu kehabisan kata-kata. Apa katanya tadi? Ke rumahnya? Apa itu berarti Eisha akan bertemu dengan orangtua cowok itu? Bukankah Moza bilang kalau ini adalah kencan? Memangnya kencan mana yang mengharuskan untuk menghadap orangtua?

Kenapa mendadak Eisha jadi gugup?!

"Orangtua gue lagi nggak ada di rumah."

"A—apa?"

"Lagi liburan berdua dan baru berangkat kemarin. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat dan untuk tempat nginep gue rasa lebih baik buat tidur di rumah gue. Lo setuju?"

"Gue rasa gue nggak punya pilihan."

Moza berdehem, baru menyadari kalau sejak awal nggak melibatkan apa-apa mengenai keputusan kencan mereka. Apa dia melakukan kesalahan?

"Tapi nggak apa. Gue yakin lo pasti akan jaga gue."

Jujur saja, mendengarnya bikin Moza merasa dag dig dug sendiri. Sebagian dari dirinya sangat senang sedangkan yang lain berusaha mengingatkan untuk tidak berekspresi terlalu berlebihan. Ini bahkan belum final dari apa yang Moza rencanakan hari ini.

Mobil Moza akhirnya terparkir di halaman rumahnya saat waktu makan siang. Sesuai perkiraannya di rumah hanya ada mbak-mbak juga satpam yang lagi enak santai-santai di tempatnya masing-masing.

"Hayo ... siapa ini Dek Moza?"

Saat keluar dari mobil suara satpam rumahnya sudah terdengar dan jelas berniat mengejeknya. Bukannya Moza yang malu, tapi Eisha yang langsung mengalihkan pandangan padahal tadinya mau menyapa.

"Jangan gitu dong Pak, kan jadi nggak enak. Lagi pula aku juga udah izin sama mama-papa."

"Hehehe ... maaf, Dek. Kalau gitu sini mobilnya biar saya masukin ke garasi."

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang