EPISODE 24. Affection Between Us

103 23 7
                                    

Eisha pulang tepat setelah makan malam dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eisha pulang tepat setelah makan malam dengan selamat. Namun bukan pak Mur yang mengantarnya melainkan tante Tyas yang sedikit memaksa untuk mengantarnya. Eisha tidak masalah karena hal yang terpenting adalah bisa sampai rumah dengan selamat. Saat pulang dia tidak berpamitan pada Moza karena laki-laki itu sudah tertidur lebih dulu.

Saat masuk ke rumah tantenya sedang duduk di ruang tamu bersama Zio yang menggenggam pensil dan menulis sesuatu di bukunya. Sudah bisa ditebak jika bocah itu sedang mengerjakan tugas rumah dibantu oleh mamanya. Tadi sebelum benar-benar pergi menjenguk Moza Eisha sempat mengirim pesan pada Tari tentang keterlambatannya pulang hingga saat melihatnya wanita itu tersenyum.

“Udah pulang? Dianter siapa?”

“Mamanya kak Moza.”

“Udah pulang orangnya?”

“Udah. Tadi langsung pulang soalnya takut kak Moza butuh apa-apa.”

Jawabannya begitu sederhana dan apa adanya namun nyatanya Tari menanggapinya dengan berlebihan. Mereka berbicara sebentar lalu Tari menyuruhnya masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat. Eisha menurut lalu naik ke lantai dua dan merebahkan diri sejenak lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi Eisha hanya ingin diam dan membaca novel yang belum selesai dibacanya. Tidak ada tugas yang harus dikumpulkan esok hari dan untuk hari ini dia terlalu lelah untuk belajar.

“Kak Eisha.”

Kepalanya kontan tertumbuk pada daun pintu kamarnya yang diketuk dengan suara Galuh yang mengikutinya. Sepertinya rencana Eisha untuk membaca novel dan beristirahat harus sedikit tertunda, Karenanya tangan perempuan itu bergerak kembali meletakkan novelnya di atas meja belajar lalu berjalan untuk membuka pintu lebar-lebar.

“Galuh, ada apa?”

Galuh yang sedang menggenggam buku paket dan sebuah buku tulis memandangnya ragu tapi akhirnya memutuskan untuk bicara. “Aku ada tugas. Kak Eisha bisa nggak bantu aku kalau nggak sibuk?”

Kalau nggak sibuk? Kemungkinan besar Eisha malah tidak akan mampu menolak permintaan adik-adik sepupunya itu. Eisha tersenyum sekilas lalu memberi jalan bagi Galuh untuk masuk dan mereka sudah duduk di atas lantai yang dilapisi karpet yang ada di kaki ranjang.

Galuh mulai membuka bukunya dan menjelaskan apa saja tugasnya hingga akhirnya mengatakan ketidakmengertiannya pada tugas itu. Dengan tubuh yang sebenarnya sudah pegal Eisha mulai mengambil alih pensil adiknya untuk memberikan coretan tipis yang mudah dihapus dengan mulut yang mulai menjelaskan. Galuh mendengarkannya dengan seksama sesekali mencuri pandang ke arah Eisha yang berwajah lelah.

“Kamu ngerti?”

Galuh mengangguk. “Iya.”

“Kalau gitu kamu coba kerjain dulu, nanti kalau masih bingung Kak Eisha bantu.”

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang