EPISODE 35. Forever Goodbye

95 22 4
                                    

Eisha sedikit tidak mengerti dengan Moza yang melarangnya untuk ikut di warung yang sempat dilihatnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eisha sedikit tidak mengerti dengan Moza yang melarangnya untuk ikut di warung yang sempat dilihatnya tadi. Selama mengenalnya laki-laki itu cenderung menurutinya dan selalu mendengarkannya. Hal ini jadi hal baru baginya namun tidak dalam artian yang buruk.

Langit siang itu terlihat begitu cerah tanpa ada satupun awan putih yang menghiasi langit biru. Sepertinya hari ini sampai larut malam tidak akan terjadi hujan karena matahari terlalu cerah. Kepala Eisha menunduk. Menatap pada ponselnya untuk meredakan kebosanan dan rasa ngantuk yang datang karena keteduhan dan kesejukan di sana. Sangat tidak lucu jika Moza datang nanti Eisha malah ketiduran.

Namun tidak berapa lama suara daun kering yang terinjak terdengar, menarik perhatiannya begitu saja. Saat mendongak apa yang ditemukannya pertama kali adalah burung gagak putih, lagi. Eisha mengernyit karena ini adalah kali pertamanya melihat burung gagak putih itu mendarat begitu saja di tanah. Eisha berdiri dari bawah pohon lantas melangkah untuk mendekati hewan eksotis itu. Ia kira burung itu akan langsung terbang begitu tahu dia akan mendekat, namun ternyata matanya hanya memperhatikan setiap gerakan Eisha tapa ada tanda-tanda akan terbang.

“Aneh,” gumamnya namun masih berusaha mendekati burung itu.

Ketika jarak antara dirinya dan burung itu hanya beberapa langkah Eisha mulai merangkak untuk melihat lebih jelas. Namun sesuatu yang tidak terduga terjadi kemudian. Dengan mendadak ada kabut kelabu yang begitu pekat yang menyelimuti tubuh burung itu. Eisha membuka dan semakin dibuat tercengang saat menemukan sebuah kaki di depan matanya.

Apa yang baru saja dilihatnya?

Reflek Eisha mendongak untuk melihat siapa siluman burung gagak di depannya, dan seakan kejadian aneh tadi belum cukup ia harus dibuat kaget saat mengenali raut wajah itu. Tubuhnya terjungkal ke belakang dan membuat bagian belakang tubuhnya beradu keras dengan tanah hingga membuatnya meringis. Dan tanpa diduga sosok itu mendekat lantas membantunya untuk berdiri.

Eisha ingat siapa yang di hadapannya dan memikirkan hal itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dan matanya mulai menangis.

“Kamu nggak apa-apa?”

Dan suara itu, Eisha jelas tahu dan sangat mengenali jika itu adalah suara kakaknya. Walau ia sama sekali tidak dekat dengan Deven tapi adik mana yang tidak akan mengenal suara kakaknya dengan baik?

“Kak ... Deven?” Eisha memanggil dengan tidak yakin sembari tetap berusaha menormalkan napasnya yang mendadak sulit bekerjasama.

Laki-laki di depannya mengangguk lantas begitu saja lutut Eisha melemas dan luruh ke tanah. Membuatnya beradu dengan bebatuan kecil yang membuatnya sakit namun tetap tidak dipedulikannya dan suara tangis lirih mulai terdengar di sekitarnya. Apa sebenarnya yang sedang terjadi di hadapannya? Kenapa burung gagak putih itu mendadak berubah menjadi kakaknya?

Lalu seakan menjawab semua pertanyaan yang bersarang di kepalanya Deven ikut menekuk lututnya dan menjatuhkannya di atas tanah berumput jarang. Membuat tingginya jadi seimbang dengan adiknya yang sudah terlihat lebih besar dari terakhir kali dilihatnya dari kejauhan.

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang