EPISODE 13. Kencan

126 25 10
                                    

Burung gagak memang bukan suatu hal baru untuk dilihat di tengah lingkungan masyarakat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Burung gagak memang bukan suatu hal baru untuk dilihat di tengah lingkungan masyarakat. Namun tetap saja keberadaan burung itu selalu menarik perhatian karena konon berkaitan dengan pertanda akan hilangnya masa seseorang untuk hidup. Eisha sendiri tentu pernah melihat burung gagak bahkan yang berwarna putih, tapi sesuatu yang baru menimpanya tidak gagal membuat otaknya pusing.

Dia tidak salah lihat bukan saat melihat tidak ada satu orang pun yang melihat burung gagak putih itu bertengger di sebuah gerbang? Tidak ada orang yang sengaja menghentikan kendaraan atau berjalan untuk melihatnya seperti yang biasa dilakukan masyarakatnya. Suatu hal aneh yang membuat Eisha yakin kalau hanya dia yang melihat burung aneh itu.

“Lo kenapa bengong? Mikirin pacar lo?”

Eisha mengangkat kepalanya dan melihat Ira yang baru saja kembali dari kantin dengan sebotol air mineral. Ia buru-buru menggeleng lalu memberi senyum singkat.

“Nih.” Ira menyodorkan botol air mineral yang tadi dibawa padanya. “Masih baru. Gue sengaja beli buat lo.”

“Makasih.”

Tangan Eisha bergerak membuka segel botol itu lantas meminumnya. Bersamaan dengan itu Ira sibuk mengeluarkan buku paket dari dalam tasnya dan meletakkannya di meja mereka. Itu adalah buku paket bahasa indonesia. Tadi mereka mendapat tugas untuk meresensi sebuah buku novel dan guru mereka ingin kelasnya bekerja dengan teman sebangkunya masing-masing.

“Kapan kita ngerjain ini?”

“Gimana kalau gue aja yang ngerjain, jadi nggak usah—“

“Eisha, kalau gue perlu ingetin ini tuh tugas kelompok, bukan tugas individu.” Ira menyahut, membuat Eisha kicep seketika.

“Gimana kalau nanti pulang sekolah kita ngerjain ini? Lo kan punya banyak novel. Kita kerjain di rumah lo, sekalian main gitu.”

Eisha ingin menolak tapi tidak memiliki alasan yang cukup kuat dan masuk akal untuk menolaknya. Sangat tidak mungkin jika dia mengatakan yang sebenarnya tentang dirinya yang harus mengunjungi makam keluarganya sepulang sekolah. Tidak, itu terlalu pribadi untuk dikatakan. Lalu apa? Apa ia harus beralasan kalau tiba-tiba kucing primadona di sekitar tempat tinggalnya yang sedang mengandung mendadak melahirkan dan Eisha dengan senang hati jadi bidan dadakan?

“Mau, kan?”

Dengan terpaksa Eisha mengangguk menyetujui ide Ira. Ia rasa keluarganya tidak akan membencinya hanya karena dirinya melewatkan satu hari tanpa mengunjungi mereka. Bagaimanapun keluarganya akan selalu tersimpan dalam benaknya dan tidak mungkin terlupakan.

Namun hal tidak terduga terjadi saat pulang sekolah. Hal itu terjadi begitu saja, tanpa sebuah petunjuk serupa dengan tsunami atau angin topan yang akan datang berkunjung. Di depan gerbang sekolah, tepatnya di salah satu sudut dalamnya ada Moza yang sudah berdiri dengan tampannya di sana. Eisha sedang berjalan dengan Ira dan gadis itu langsung heboh sendiri dan menggandeng tangannya semakin dekat ke arah Moza.

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang