EPISODE 10. Good Mood

128 27 13
                                    

Eisha kesal dengan cara Moza berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eisha kesal dengan cara Moza berbicara. Laki-laki itu bicara seolah tahu apa yang dialaminya dan menjadi dirinya. Ia paling benci orang yang berkata seakan pernah mengalami apa yang pernah dia alami. Moza adalah orang asing yang paling sok tahu yang pernah ia alami seumur hidupnya. Ira yang bahkan sudah menjadi teman sebangkunya tidak pernah sepenasaran itu dengan hidupnya.

“Yeay! Kak Eisha udah pulang.”

Perhatian Eisha langsung tertuju pada suara itu saat kakinya melangkah ke pekarangan rumah pamannya. Di sana sudah ada Zio yang masih memakai seragam putih merahnya dan berlari ke arahnya. Bocah itu berlari dengan ceria dengan tangan yang memegang sebuah buku lalu mengulurkannya pada Eisha.

“Apa ini?” Eisha bertanya dengan tubuh yang bergerak menekuk kakinya.

Zio merebut buku itu lagi lalu membukanya dan mencari sejenak. Wajah bocah itu masih seceria biasanya dan semakin terlihat ceria ketika menemukan apa yang dicarinya sejak tadi. Bocah itu mengulurkan lagi bukunya dengan menunjuk salah satu halamannya.

“Ini. Tugas Zio kemarin dapat nilai seratus! Tadi aku juga minta bintang dan dikasih sepuluh. Ini!” Dengan ceria dan suara keras Zio menunjuk bintang yang dimaksud dengan antusias.

“Zio pinter, kan?”

Eisha memandang Zio sejenak lantas tersenyum tipis dan mengangguk. Bocah itu senang dengan jawabannya lantas menarik tangannya dan memaksanya untuk berdiri. Mengajaknya masuk ke rumah yang terlihat sepi di sore hari. Sungguh pemandangan yang tidak biasa.

“Papa belum pulang, terus tadi Zio mau diajak mama nganterin kak Galuh ke bidan tapi Zio nggak mau. Nanti bosen nunggu. Zio nggak suka.”

Seakan menjawab apa yang ditanyakannya dalam hati Zio dengan polosnya kenapa rumah masih sepi bahkan ketika sudah sore. Eisha tidak menjawab dan membiarkan bocah itu menuntunnya ke kamarnya yang banyak dipenuhi mural berbagai binatang yang membuat suasana menjadi ceria.

“Kak Eisha temenin Zio sampai mama sama kak Galuh pulang, ya?”

Eisha mengangguk lalu melepas tasnya dan meletakkannya di kaki ranjang. Zio tersenyum ceria dengan responnya lalu naik ke atas ranjang setelah sebelumnya mengambil sebuah puzzle sederhana bergambar bus kecil ramah berwarna biru.

“Kak Eisha temenin Zio main ini, ya?”

Kepala Eisha mengangguk lagi lantas membiarkan potongan puzzle tercecer di kasur dan dengan semangat mulai menyusunnya. Eisha memperhatikan semuanya dengan mulut tertutup rapat sembari sesekali membantu Zio saat kesusahan.

“Kak Eisha tadi ke mana? Kok lama pulangnya? Zio tadi nungguin Kak Eisha di teras lama banget.” Zio mulai berceloteh dengan tangan yang masih sibuk dengan potongan besar puzzle.

“Tadi kak Eisha harus ketemu sama teman sebentar.”

“Tapi Zio nunggunya nggak sebentar. Pasti Kak Eisha suka banget main sama teman Kakak, ya?”

MENDUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang