2. Can i step in?

1K 66 0
                                    

Aku baru saja tiba dirumah sepupuku, Haechan namanya. Mungkin udah sekitar 4 tahun ga ketemu dia karena kita sedang tinggal di negara yang berbeda. Tapi sekarang aku memutuskan untuk kembali tinggal ke negara asalku dan melanjutkan sekolahku disini.

Orang tuaku menyuruhku tinggal dengan Haechan karena katanya Haechan sedang sendiri dirumahnya pasti kesepian.

Saat aku sudah sampai di depan rumah Haechan tentu aku langsung menekan bel rumahnya.

'Ding dong'

Tidak lama akhirnya ada yang membukakan pintu. Tapi tunggu, itu bukan Haechan. Aku tidak salah alamatkan?

Aku mengangkat tanganku berniat menyapa tapi sebelum aku mengucapkan "hai" lelaki itu sudah meneriaki nama Haechan, untunglah sepertinya aku tidak salah alamat.

"LEE HAECHAN" teriak lelaki itu.

Tidak lama Haechan pun datang diiringi dengan cengiran, "udah nyampe jin?"

Aku hanya menjawab dengan deheman dan membatin, "pake nanya segala ni anak". Haechan mengambil alih koper ditanganku dan menyuruhku untuk masuk ke dalam rumahnya.

Saat aku masuk ke dalam rumahnya yang ternyata tidak sepi, ada beberapa orang didalamnya. Aku sedikit bingung dengan keadaan ini karena orang yang berada di dalam rumahnya menatapku dengan tatapan terkejut. Dan keadaan rumahnya kacau berantakan.

"Guys guys jadi ini jin, nah jin mereka temen gue" Haechan sedikit gugup, aku kurang tau kenapa.

"Cewe??" Pekik mereka serentak kecuali Haechan dan yang membukakan pintu tadi. Sepertinya Haechan gugup karena temannya mengira aku cowo.

Aku tersenyum ramah, "hai gue Jeon Heejin"

"Lo cewe atau cowo yang nyamar jadi cewe?" Tanya salah satu dari mereka, pertanyaan sedikit menyebalkan tapi dia bertanya dengan memiringkan kepalanya dan ekspresinya imut menurutku.

"Maap maap Jeno mulutnya lagi ga punya filter" ucap salah satu dari mereka lagi. "Gue Renjun" lanjutnya.

"Biasanya lo lebih parah kali" gumam lelaki yang diketahui bernama Jeno. Aku tersenyum tipis.

"Bentar jangan kenalan dulu jadi kita tinggal bareng cewe??" Tanya seseorang yang beda lagi.

"Iyalah bang, kalo ngga gue bisa kena marah" jawab Haechan.

"Ya biarin kan lo yang dimarahin" orang yang membukakan pintu tadi buka suara lalu Haechan meliriknya dengan sinis.

"Ya udah kita rundingin aja, Heejin pake headphone full volume dulu ya" ucap seseorang yang dipanggil "bang" oleh mereka. Aku hanya mengangguk nurut, masih sedikit terkejut dengan situasi ini.

Aku pun menerima headphone yang diberikan, lagunya asik jadi aku terhanyut dalam lagu itu. Aku sama sekali tidak bisa mendengar mereka, dan telingaku sedikit sakit karena suara yang terlalu besar.


• • •

Haechan dan lainnya sedang merundingkan apakah Heejin akan tinggal disini atau tidak.

"Jadi siapa yang setuju dia tinggal disini?" Tanya Mark serius. Kemudian Haechan dan Jeno mengangkat tangannya.

Hening sejenak.

"Udah cuma 2?" Tanya Renjun dengan alis diangkat sebelah.

"Berarti udah diputusin, dia ga tinggal disini" Jaemin langsung menyimpulkan dan menuju Heejin yang berada di ruang tengah.



• • •

Seseorang melepas headphone yang sedang ku pakai dari belakang. Akupun menoleh mata kita bertemu beberapa detik, ternyata lelaki yang membukakan pintu tadi.

"Lo ga tinggal disini" ucapnya dingin. Untung dia ganteng, jadi tidak apa sikapnya dingin.

"Maap yaa gue setuju lo disini, tapi mereka ga" Jeno melirik Mark, Renjun dan lelaki dingin tadi.

"Ah santai aja, tapi gue boleh tinggal sampe pagi ga? Udah mau malem" ucapku diakhiri dengan cengiran. Mereka spontan melirik jendela.

"Boleh lah" Haechan membuka suara. Jika dipikir pikir seharusnya aku bisa saja tetap meminta tinggal disini toh ini rumah sepupuku. Tapi karena aku tidak keberatan dengan itu jadi ga masalah, hihi.

"Btw gue belum ngenalin mereka ke lo ya jin? Ini bang Mark lebih tua setahun dari kita sisanya seumuran, ini Jeno, Jaemin, Renjun" ucap Haechan sambil menunjuk satu persatu.

Aku mengangguk angguk paham, "salam kenal guys" mereka menjawab dengan anggukan dan senyuman. Kecuali si Jaemin yang membukakan pintu tadi, setelah dikenalkan oleh Haechan dia berlalu menuju kamarnya. Aku curiga dia kesambet.

Lalu Haechan mengantarkanku ke kamarnya, sementara dia tidur dikamar yang ditempati temannya. Aku mandi lalu mengganti pakaianku menggunakan sweater dan celana training dengan warna senada. Akupun turun untuk makan.


"Chan ada ramenkan?" Tanyaku pada Haechan yang sedang bermain game bersama Jeno. Aku bingung kapan Haechan akan berhenti memainkan game?

° ° °


Maapin kalo ga jelas huhu
Makasih banyak yang udah baca
Bantu vote comment yuk💚

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang