14. Gudang

354 31 4
                                    

Beberapa hari berlalu aku dan Jaemin semakin dekat tapi status kita tidak lebih dari sahabat:(

Istirahat kali ini hanya aku dan Jaemin, kak Mark sudah pulang karena guru pelajaran setelah istirahatnya akan pergi rapat. Jaemin berjalan menuju kantin sambil menggenggam tanganku, selama itu aku berdebar dan bibirku selalu tersenyum.

Setelah memesan kita memakan makanannya. Kita membicarakan hal hal yang tidak penting tapi lucu. Padahal terkadang kita dirumah juga banyak saling bicara. Tapi belum pernah kehabisan topik.

"Tau ga?" Aku bertanya dengan antusias.

Jaemin mengangkat alisnya, "apa apa?"

"Bapak yang jaga toserba deket rumah istrinya banyak anjir"

"Gue ga sengaja denger dari orang ngobrol" lanjutku.

Jaemin membulatkan matanya, "padahal gantengan gue kemana mana ya?"

"Jadi lo mau sama istrinya bapak itu?" Tanpa pikir panjang Jaemin menggelengkan kepalanya.

Setelah istirahat tadi Jaemin dihukum karena sepanjang jam pelajaran dia tidak memperhatikan guru galak ini mengajar saat ditanya tugas ia juga ternyata lupa membawa bukunya, tapi dia mengatakan itu dengan ekspresi datar. Aku menepuk jidat melihat kelakuannya.

Dia menatapku sedih mulutnya membentuk kalimat, "jangan kangen" lalu tersenyum. Ada saja yang dihukum bukan khawatir malah tersenyum.

Aku harus menunggu bel pulang agar bisa menemuinya, aku tidak berani ijin karena ini masih jam pelajaran pak Jhonny sampai bel pulang berbunyi. Menit demi menit berlalu, akhirnya bel pulang berbunyi. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil tas Jaemin tentu tas aku juga, dan menuju lapangan outdoor.

Kulihat ada adik kelas cewe yang dihukum juga, tapi tunggu saat dari jauh aku ingin memanggil Jaemin. Adik kelas itu sempoyongan dan terjatuh Jaemin yang belum menyadari keberadaanku ia langsung membawa adik kelas itu ke UKS.

Aku berniat untuk mengikutinya tapi sayang ada yang menarik tanganku dari belakang, setelah aku berbalik ternyata itu Yeri dan beberapa temannya. Mereka menarik kedua tanganku membuatku menjatuhkan tas milik Jaemin yang tadi kubawa.

"Anjir apanih?" Aku terkejut dan memberontak sayangnya tenagaku tidak cukup besar untuk bisa lepas.

"Lo nurut ajalah cewe murahan" ucap teman pria Yeri, aku belum melihat nametag nya. Aku diam menuruti mereka, karena percuma memberontak akan menghabiskan tenagaku.

Aku dibawa ke suatu gudang masih di area sekolah, saat baru saja masuk aku langsung didorong hingga terjatuh. Lututku tentu sakit untungnya aku mengenakan legging akhir akhir ini jadi lantainya tidak langsung mengenai kulitku.

Ada lima orang disini termasuk aku, dua orang kembali memegang tanganku, pria tadi dan wanita yang kuketahui bernama Giselle mantan kak Mark. Satu wanita yang kuketahui bernama Ning Ning merekam kami. Mereka tidak hanya melakukan tugasnya itu, sesekali menjambak rambutku, ikut menampar, dan mencakarku.

Dan Yeri dia menampar pipiku dengan satu tangan sementara tangan satunya menjambak rambutku. Sebenarnya aku ingin melawan tapi tenaga orang yang memegangiku cukup kuat.

"Kenapa lo giniin gue?" Tanyaku menahan sakit, Yeri malah menampar pipi sebelahku.

Dia menguatkan jambakkannya pada rambutku, "kenapa lo dateng dateng dan deket sama Jaemin? Selama ini gue masih sabar dan lo untung Jaemin selalu disebelah lo, tapi makin kesini kalian makin deket itu buat gue ilang kesabaran" tangan satunya mencekikku. Beberapa detik aku diam sampai akhirnya terasa sesak aku menendangnya agar melepas cekikkannya.

Setelah aku menendangnya, pria yang memegangi tanganku ia menampar pipiku dengan tangan satunya. Aku merasa pipiku panas sudut bibirku sepertinya sobek dengan rambut sudah berantakan dan tanganku merah ada beberapa luka juga karena cakaran.

Yeri kembali berdiri dengan senyum menyeramkan memegang kedua pipiku dengan satu tangan, "lo jangan jangan udah pernah berhubungan sama mereka" dia membuka satu kancing seragamku. Sekarang aku mulai takut, mereka semakin menyeramkan. Aku benar benar berharap seseorang datang membantuku.

"Jangan ri please" aku berkaca kaca sekarang. Aku kembali memberontak yang memegangiku semakin mengeratkannya.

Yeri membuka satu kancingku lagi membuat kedua kancing itu jatuh, membuat aku menangis semakin kencang karena bajuku sedikit terbuka. Jelas aku malu dan takut tentunya. Apalagi dari awal tadi mereka merekam ini.

° ° °

Sebenernya ga tega jadiin jahatnya:"
Maap banyak kurangnya
Makasii yang udah baca ❤️

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang