3. Penguntit?

655 55 2
                                    

Haechan mengantarkanku ke kamarnya, sementara dia tidur dikamar temannya. Aku mandi lalu mengganti pakaianku menggunakan sweater dan celana training dengan warna senada. Akupun turun untuk makan.

"Chan ada ramenkan?" Tanyaku pada Haechan yang sedang bermain game bersama Jeno. Aku bingung kapan Haechan akan berhenti memainkan game?

"Ga ada, lo laper?" Haechan tetap fokus dengan gamenya.

"Iya, gue mau beli ramen dulu deh" Aku langsung menuju pintu untuk keluar mencari ramen.

"Emang lo tau dimana?" Tanya Haechan menoleh sekilas.

Aku menggeleng, "ga sih tapi pasti ga jauh ada toserba"

"Udah malem biar gue temenin" Renjun mendekat ke arahku.

"Oke yuk"

Aku dan Renjun menuju toserba terdekat awalnya tidak ada yang berniat bicara tapi akhirnya aku membuka suara karena sudah tidak tahan dengan kesunyian ini.

"Lo satu sekolah sama Haechan?" Tanyaku menoleh ke Renjun sekilas, lalu menatap jalan lagi.

"Iya gue sama Jeno satu sekolah sama Haechan, kalo Jaemin bareng bang Mark" Renjun menghentikan langkahnya. "Oh iya lo juga SMA ya" ucapnya sambil melihat ke arahku.

"Iya gue di dream high school berarti kita ga satu sekolah ya" aku mengakhiri kalimatku dengan menghela nafas berat. Kemudian kita melanjutkan perjalanan menuju toserba.

"Lo ada temennya kok Jaemin sama bang Mark" jawab Renjun santai, sedangkan aku kembali menghela nafas. Aku satu sekolah dengan orang yang tidak setuju aku tinggal disini, itu agak canggung. Karena aku berpikiran mereka membenciku.

Sepertinya Renjun memahamiku, "kalo udah deket Jaemin ga sedingin gitu kok orangnya bang Mark juga baik" lanjutnya, sepertinya itu akan menjadi kalimat terakhir membahas sekolah. Karena kita sudah sampai di toserbanya.

"Yang lain belum pada makan jugakan?" Tanyaku pada Renjun disebelahku yang sedang memilih ramen. Renjun mengangguk. Jadi aku mengambil lebih dari 5 ramen instan.

"Lo mau es krim ga? Gue traktir deh" tawarku saat melihat es krim lalu aku menoleh kearah Renjun yang ternyata sedang menatapku.

"Eh? Oke kalo lo traktir" jawabnya diakhiri cengiran.

"Anaknya seru juga ternyata" batin Renjun.

Setelah selesai membayar aku dan Renjun langsung pulang dengan memakan es krim di jalan. Ah iya sih jangan makan sambil jalan, cuma gimana lagi mau es krim tapi kalo dibawa pulang pasti pada mau juga kalo makan didepan toserba khawatir pulang terlalu malam. Jadi terpaksa makan sambil jalan, jangan ditiru ya?!

Aku dan Renjun hening karena serius dengan es krim masing masing. Karena jalannya sedang sepi jadi aku bisa mendengar langkah kaki selain aku dan Renjun dari arah belakang. Aku sedikit menoleh ke arah Renjun, dan ternyata dia juga menoleh ke arahku dengan ekspresi panik. Sepertinya dia mendengar juga.

Aku dan Renjun memutuskan untuk tidak menoleh kearah belakang dan mempercepat langkah kami. Namun orang yang mengikuti kita itu ikut mempercepat langkahnya. Sampai akhirnya aku kesal memutuskan untuk berhenti dan menengok kebelakang, diikuti oleh Renjun yang juga geram.






° ° °

Makasii banyak yang udah baca cerita ga jelas ini
Semoga tetep suka meskipun ga jelas😭
Jangan lupa vote comment makasiii 💚

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang