Pagi ini aku belum mandi tapi udah turun kebawah buat minum, karena tenggorokanku terasa kering saat baru bangun.Ku dapati ruang tengah yang keadaannya sungguh berantakan pasti kerjaan Haechan, karena pelakunya sedang tidur di sofa ruang tengah. Sebenarnya dirumah ini ada enam kamar tidur termasuk kamar orang tuanya Haechan, Haechan bisa saja tidur dikamar orang tuanya jika tidak mau dengan temannya. Tapi mungkin semalam dia ketiduran jadi tergeletak disofa.
Belum sempat minum aku memutuskan untuk kembali ke kamar mengambil selimut. Ku selimuti Haechan perlahan khawatir dia akan bangun. Karena meskipun menyebalkan tapi dia tetaplah sepupuku.
Tidak berniat membereskan kekacauan itu, aku segera menuju dapur untuk minum namun tidak sengaja berpapasan dengan Jaemin dari arah dapur.
Aku menghentikan Jaemin, "lo tadi liat ya?" Tanyaku. Dan dia mengangguk.
"Jangan kasih tau yang lain ya, gue malu" aku nyengir. Jujur 'kadang' aku tidak menunjukkan rasa sayangku pada seseorang karena malu.
"Oke" Jaemin tersenyum tipis tapi aku malah langsung berekspresi kaget karena Jaemin senyum.
Aku pun minum, tidak lama kemudian Jeno datang dengan menggunakan kaos hitam dan training abu, dia juga menggunakan helmet khusus sepeda.
"Lo mau main sepeda?" Tanyaku dengan gelas yang sudah kosong ditangan.
"Iya, mau ikut?"
"Boleh?" Akupun antusias, dan Jeno menjawab dengan anggukan.
"Tapi gue belum mandi gppkan?" Tanyaku lagi.
Jeno mengacak rambutku pelan, "gapapalah" aku tersenyum senang lalu menaruh gelas yang tadi ku pegang kemudian mencepol rambutku asal.
• • •
Dirumah Haechan bangun dan sedikit membuat keributan. Jika tidak ribut bukan Haechan namanya.
"Woi woi Heejin ilang" Haechan sedikit berteriak saat mengecek kamar dan tidak mendapati Heejin didalamnya.
"Hah?! Serius lo?" Mark panik.
"Jangan bercanda deh Chan masih pagi juga" Renjun setengah sadar dengan rambut yang berdiri.
"Ga bercanda woi"
"Pergi sama Jeno dia" ucap Jaemin santai.
"Anjir untung ga ilang" Haechan mengelus dadanya.
Mereka duduk diruang tengah sambil melamun kecuali Jaemin dia memainkan handphonenya. Beberapa menit berlalu.
"Ah iya gue udah setuju kalo Heejin tinggal disini" Renjun tersenyum sedangkan Mark dan Jaemin menoleh membulatkan matanya.
"Dia seru terus keliatannya bukan cewe yang manja dan ngerepotin, jadi gue setuju" lanjutnya.
Haechan yang mendengar itu menunjukkan smirknya, "ya iya ga nurutin gue aja sih dari awal"
Sedangkan Mark dan Jaemin hanya bisa diam pasrah menerima kenyataan.
• • •
Sedari tadi hanya Jeno yang mengendarai sepeda sedangkan aku duduk dibelakangnya. Aku berniat menawari gantian mengendarai untuk yang kesekian kalinya, karena tadi dia hanya menolak tawaranku.
"Gantian deh Jen, atau gue jalan aja nih" ancamku agar Jeno luluh.
"Ya udah, gue aja yang jalan lo naik sepeda" ucapnya sambil tetap mengayuh sepedanya dengan lumayan cepat.
Aku sedang tidak berpegangan dan ternyata ada polisi tidur didepan jadi membuat sepedanya sedikit oleng itu otomatis membuatku memeluk Jeno karena takut terjatuh. Tidak lama kemudian sepedanya kembali seimbang, dan Jeno memberhentikannya.
° ° °
Ada yang nungguin ga?:(
Semoga tetep suka
Bantu ramein yuk biar semangat, hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021