Dia jongkok di depanku sambil menyodorkan tangannya, "kenalan dulu deh gue Hyunjin"
"Lah iya lo diiket ya?" Lanjutnya sambil menepuk nepuk puncak kepalaku.
Aku mendengus kesal, "lepasin gue manfaatnya apa sih lo giniin gue??"
"Buat seru seruan aja, terus kayanya gue suka lo deh" Hyunjin menyeringai seram. Ah tapi dia juga tampan.
Hyunjin menyentuh daguku, "boleh ga gue-" ucapannya terputus karena kedatangan Changbin dan teman satunya.
"Nunggu Guanlin sampe mabuk duluan dia" ucap pria yang tidak ku ketahui namanya dengan memapah Changbin yang mabuk.
"Masih terang gini?" Hyunjin menggelengkan kepalanya.
Changbin tiba tiba berjalan kearahku, aku yang semula duduk kini berdiri karena Changbin menarik kerah seragamku. Hyunjin dan pria tadi sedikit terkejut dengan tindakan Changbin.
"Ni cewe masa ga kita manfaatin? Diemin doang?" Tanyanya dengan suara khas orang yang sedang mabuk.
"Bin bin lo mabuk" Hyunjin dan pria tadi sedikit menarik Changbin agar menjauh dariku.
Sambil masih memegang kerah seragamku Changbin mendorongku membuat aku terjatuh dan kancing seragamku lagi lagi lepas. Hyunjin melindungiku dari Changbin jarak wajah kita sangat dekat sekarang aku sangat takut. Sedari tadi air mataku mengalir dengan keringat yang bercucuran karena sedikit sirkulasi udara disini.
Hyunjin menatap mataku, "tenang gue ga liat kok" sambil melepaskan ikatan ditanganku yang sulit karena posisi kita berhadapan dan tanganku dibelakangku.
Brakk
Kudengar suara gebrakan pintu."Wah bener bener ngaco lo semua" itu suara Renjun.
"Untunglah Renjun selalu ada saat gue butuh bantuan" batinku lega.
Kemudian ada seseorang menendang Hyunjin yang sedang menutupiku dengan badannya, ternyata orang itu Jaemin. Ternyata kali ini Renjun datang bersama Jaemin. Jaemin peduli padaku?
"Bangsat lo apain Heejin" Jaemin melepas jaketnya lalu menutupiku. Setelah itu dia lanjut memukuli Hyunjin bertubi tubi diiringi dengan menyebutkan berbagai macam nama hewan. Ngeri ga tuh?
"Jaem dia ga ngapa-ngapain gue" gumamku pelan karena lelah dan takut melihat ini. Tapi Jaemin sama sekali tidak mempedulikan perkataanku. Aku mencoba melepaskan ikatan ditanganku sendiri, karena sudah sedikit longgar karena bantuan Hyunjin tadi.
Sampai akhirnya ikatan itu terlepas juga, kulihat Renjun sudah terduduk lemas setelah menghajar Changbin dan temannya. Sementara Jaemin masih saja memukuli Hyunjin, tanpa memberi kesempatan bicara.
Aku ingin berdiri tapi aku terlalu lemas untuk melakukan itu, mungkin Renjun menyadari itu ia mendekatiku dengan jalan yang masih sedikit sempoyongan. Dia duduk disebelahku memelukku dari samping berniat untuk menenangkanku.
"Jaem udah, anak orang bisa mati" ucapnya terengah engah. Dan akhirnya Jaemin berhenti memukuli Hyunjin yang melawannya juga sesekali.
Aku menangis dalam pelukan Renjun, "lo ga kenapa napa kan?" Renjun menangkup wajahku.
Aku menggeleng, "kayanya gue mau balik beberapa hari Jun" bisikku sambil sesegukan.
• • •
Jaemin sedari tadi memperhatikan Renjun dan Heejin belum berniat untuk mengganggu, meskipun ia kesal dan cemburu. Harusnya dia yang ada diposisi itu bukan Renjun.
Setelah Jaemin sudah tidak bisa lagi menahan rasa cemburunya, dia beranjak dari duduknya.
"Ayo balik" ucapnya dingin.
Renjun menatap Jaemin yang berlalu melewatinya. "Lo bisa nyetirnya kan?" Tanya Heejin ragu. Renjun mengangguk sambil tersenyum menepuk puncak kepalaku.
• • •
Aku dibonceng oleh Jaemin karena luka Renjun lebih banyak takut tidak kuat jika membonceng seseorang. Aku tidak berpegangan pada Jaemin, tapi pegangan pada jok belakang.
"Lo serius mau pegangan kaya gitu?" Tanya Jaemin padaku.
"Kalo pegang lo ntar gue di bully lagi" aku menyindir. Jaemin melajukan motornya dengan pelan begitu juga dengan Renjun yang berada di depan kita.
Beberapa puluh menit berlalu akhirnya kita sampai dirumah yang masih sepi karena sekarang masih jam sekolah. Aku bergegas menuju kamar menyiapkan barang barang untuk balik ke Amerika. Saat aku sudah dikamar tiba tiba Renjun dan Jaemin berdiri diambang pintu.
"Lo beneran bakal pergi?" Tanya Renjun, kulihat mukanya sedih. Aku mengangguk.
"Hari ini juga?" Kali ini Jaemin yang bertanya.
Aku menggeleng, "besok"
Kita hening beberapa detik, "sore bisa ngobrol dulu ga jin? Berdua aja" ajakan Renjun membuatku bingung harus menjawab apa, karena ada Jaemin juga disini.
Aku takut dia cemburu, meskipun aku tidak tau dia menyukaiku atau tidak. Tapi jika mengingat bahwa dia pernah mencium pipiku, sepertinya memang dia menyukaiku. Karena tidak mungkin seseorang iseng mencium jika tidak memiliki perasaan kan?
Aku melirik Jaemin yang memasang ekspresi dingin lalu kembali menatap Renjun, "bisa Jun, ga usah keluar rumah ya? Gue takut" Renjun mengangguk.
° ° °
Bener bener nambah ga jelas, maap ya😭
Semoga sukaa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021