Saat sampai ditangga aku terpeleset karena ternyata ada beberapa anak tangga yang basah. Tapi untungnya seseorang menangkapku dan membuatku tidak terjatuh. Seseorang itu adalah...
Mark. Ya kak Mark, dia menangkap badanku agar punggungku tidak sampai jatuh membentur tangga. Kita sempat bertatapan selama 3 detik sebelum kak Mark memposisikanku berdiri dengan tangannya tetap dibahuku. Jujur aku seperti sedang berada disebuah drama percintaan.
Disaat kak Mark membantuku menuruni tangga aku baru sadar sepertinya kakiku terkilir karena saat berjalan sangat sakit. Awas aja si Haechan.
"Mangkannya hati hati" bisik kak Mark. Sementara Haechan anak itu menggaruk tekuknya dengan muka tanpa dosa.
"Lo sih Chan bikin emosi orang aja" sahut Renjun, aku padamu lah Jun.
Aku sudah terduduk disofa. "Coba cari di internet cara ngobatin kaki terkilir gimana" kak Mark yang sedang jongkok di depanku, tidak menyangka dia orang yang perhatian.
Jaemin berjalan mendekat, "gue bisa bang" kemudian Jaemin yang sekarang didepanku.
Haechan dan yang lainnya duduk disebelahku. "Maap ya jin" Haechan bergelantungan ditanganku dengan sok imut.
"IYA" teriakku karena Jaemin menekan kakiku.
"Ga usah ngegas kali"
"Ngga anjir kaki gue sakit jadi teriak" aku menatap tajam Haechan. Berapa detik kemudian, "kak Mark makasih ya Jaemin makasih juga" aku tersenyum sambil melihat Mark dan Jaemin bergantian.
Jaemin menjawab dengan deheman sedangkan Mark mengangguk tersenyum. Sumpah jika Jaemin tidak tampan mungkin aku akan menampolnya. Karena dia terlalu sedikit bicara.
• • •
Hari semakin larut sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam dan kita sedang dengan kesibukannya sendiri sendiri. Aku sedang streaming music video salah satu boyband favoritku, Haechan bermain game bersama Jeno diruang tengah sama denganku, sedangkan sisanya berada dikamar entah apa yang mereka lakukan.
Tiba tiba lampu padam aku ingin mengumpat karena aku menggunakan WiFi rumah tapi sudah didului oleh Haechan dan Jeno.
"Njing kok mati"
"Bangsat ga ada yang iseng matiin listrik kan?" Jeno emosi. Bersamaan dengan itu kak Mark, Renjun dan Jaemin sepertinya keluar kamar karena terdengar suara pintu.
"Njun lilin lo keluarin deh sini biar ga terlalu gelap" terdengar suara kak Mark.
"Ehh sakit woi kaki gue ya ampun siapa yang dudukin, belum juga sembuh" sewotku yang sedang berselonjoran di sofa.
"Ehe sowi" coba tebak siapa yang ternyata menduduki kakiku. Jika kalian mengira itu Haechan salah, orang itu kak Mark.
"Ya ampun ini lilin mahal loh asal kalian tau aja" Renjun membawa lilin aromaterapi dari kamarnya dengan keadaan sudah menyala.
Kita hening beberapa menit, "ga tau ah gue mau keluar aja" Jeno bangun dari tempat duduknya sambil menarik tangan Haechan yang disebelahnya.
"Ngapa lo narik gue nyet" dia sedikit terkejut tapi akhirnya ngikut juga.
"Gue ikut deh males banget diem doang disini" Renjun ikut pergi.
"Jangan lupa bawa oleh oleh pulangnya" pintaku sedikit berteriak.
Sekarang hanya tersisa aku, Jaemin dan kak Mark. "Jaem kira kira diantara cowo cowo dirumah ini ada ga yang bakal suka sama Heejin" ucapan kak Mark membuatku membulatkan mata dengan sempurna.
"Ya mana gue tau bang, gue bukan dukun" bisa bisanya Jaemin mengucapkan itu dengan ekspresi datar sedangkan kak Mark dan aku tertawa. Oke, mungkin kita sereceh itu.
Kak Mark sekarang menatapku, "kalo lo jin menurut lo diantara kita siapa yang paling lo suka?"
° ° °
Makasih yang udah baca
Vote comment yuk💚❤️💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021