23. Pengungkapan

279 30 0
                                    

Tadi siang saat kak Mark, Jeno dan Haechan baru pulang sekolah mereka sangat terkejut saat ku beri tau aku akan kembali ke Amerika gara gara masalah ini, mereka pun kaget karena aku dibawa bolos oleh Changbin dan teman temannya. Sore ini aku dan Renjun sudah duduk di teras belakang rumah, karena ada yang ingin dibicarakan oleh Renjun padaku.

"Mau ngomong apa Jun?"

Renjun terlihat gugup, "gue suka lo jin" aku membulatkan mata terkejut.

"Jun-"

"Gue tau lo ga ada perasaan ke gue, gue cuma mau ngungkapin aja" Renjun tersenyum sambil mengusap puncak kepalaku.

"Maaf ya Jun makasih juga lo baik terus selalu ada buat gue" aku menatap Renjun dalam.

"Ga usah gitu liatnya jin, kalo gue makin suka gimana?" Ucapannya membuatku buru buru mengalihkan pandanganku. Renjun terkekeh melihatku.

Sekarang Renjun berdiri didepanku sedikit menunduk menatapku yang sedang duduk, "Jaemin keliatannya suka juga kok sama lo semangat ya perjuanginnya, kalo lo dibuat sakit hati sama dia bolehkan gue maju perjuangin lo?" aku terkejut karena ternyata Renjun mengetahui siapa orang yang kusuka.

"Lo tau?" Tanyaku, Renjun mengangguk dan tersenyum. Ia mengulurkan tangannya untuk mengajakku masuk ke dalam rumah.

Saat baru masuk ke dalam kita berpapasan dengan Jaemin yang ingin menuju dapur menatap kita dingin, Renjun menepuk bahuku lalu pergi duluan. Sepertinya dia sengaja agar aku berdua dengan Jaemin.

"Ngobrolin apa?" Tanyanya.

"Ntar Yeri ngambek kalo lo nanyain cewe lain" ketusku sambil jalan meninggalkan Jaemin, tapi belum jauh tanganku dicekal Jaemin.

Ia menatapku dalam dalam, "lo- cemburu?" Tanyanya lagi dengan serius. Aku harus apa sekarang? Aku sangat sangat berdebar, bahkan saking gugupnya aku sampai lupa bernafas.

Disaat saat seperti ini bisa bisanya pengganggu datang, "heh heh ga ada yang boleh sentuh Heejin selain gue" aku dan Jaemin sama sama terkejut dengan kedatangan penganggu ini.

Jaemin melepaskan cekalannya, "apa sih Chan" ucapku kemudian berlalu menuju kamar.

Aku menyiapkan barang barangku untuk pulang besok jam sembilan pagi, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan lagi jadi Haechan mengajukan diri untuk mengantarku menuju bandara.

• • •

Kringgg

Alarmku berbunyi tepat pukul tujuh pagi agar tidak terburu buru. Setelah mandi dan bersiap aku turun kebawah yang ternyata sudah pada berangkat ke sekolah kecuali Haechan. Sebenarnya mereka ingin ikut mengantarku tapi aku melarang mereka. Lagian aku bersama Haechan.

Karena udaranya masih sejuk aku memutuskan untuk ke teras depan, ku lihat ada seseorang yang seperti ku kenal perawakannya.

"Hyunjin?" Batinku, aku sedikit gelisah melihat keberadaan Hyunjin yang berada tepat di depan pagar rumah.

"Hai jin" sapanya yang membuatku semakin takut.

Tiba tiba Haechan datang dari dalam, "kenapa jin? Kok kaya takut" kemudian Haechan menyadari keberadaan Hyunjin.

"Dia juga ikutan bawa lo jin?" Haechan terlihat ingin menghajar Hyunjin tapi aku menahan tangannya.

"Ada apa?" Tanyaku memberanikan diri. Sebenarnya aku ingat kalau Hyunjin menolongku, tapi tetap saja aku takut.

"Gue mau minta maaf udah bikin lo takut" ucapnya dengan penuh penyesalan. "Gue pamit dulu" lalu dia pergi.

Entah sejak kapan aku meneteskan air mata, Haechan yang melihat itu membantu mengusap air mataku. "Anjir belek lo ih" ujarnya berusaha mencairkan suasana.

Tapi aku malah menatapnya tajam, "Chaan" kemudian dia tertawa sambil menepuk nepuk puncak kepalaku. Dan tidak lama setelah itu aku diantar Haechan menuju Bandara.

"Kalo ada apa apa langsung kabarin" ucap Haechan dengan menyakinkan, aku hanya mengangguk paham.

"Kalo Jaemin udah punya cewe bilang ya" aku memelas, Haechan merespon dengan tatapan malas. Dasar menyebalkan.

° ° °

Tambah ga jelas ga sii? Maap bangett😭
Bantu vote comment dungg
Makasii yang udah baca❤️

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang