29. Topi kelinci

236 29 7
                                    


Kita berangkat ke tempat wahana bermain menggunakan mobil orang tua Haechan karena besar, dan Jeno yang mengendarainya. Posisi duduknya Renjun di depan bersama Jeno yang mengendarai mobil, kak Mark dibelakang bersama Jaemin, sedangkan aku di tengah bersama Haechan karena ia terus memaksa.

Udah gitu yang namanya Haechan tetaplah Haechan sepanjang jalan ada aja yang menjadi pembicaraannya. Harapan akan jalan berdua bersama Jaemin dengan tenang dan romantis hilang sudah. Sekarang malah perjalanan yang berisik dan heboh, kacau sudah khayalanku. Gara gara si kampret kampret ini.

Saat aku sedang melihat jalanan bahuku terasa ditepuk seseorang dari belakang membuatku menoleh ternyata itu Jaemin kini jadi telunjuknya menyentuh pipiku. Entah kenapa aku mudah salah tingkah dengan tindakan Jaemin.

Aku tidak bisa menahan senyum, "ada apa?" Tanyaku pelan.

Jaemin menggeleng kemudian menyuruh untuk menunjukkan tanganku, tanpa pikir panjang aku mengangkat tanganku tidak tinggi hanya sampai Jaemin melihatnya.

Lalu ia memajukan tubuhnya menyandarkan kepalanya pada kursiku dan meraih tanganku. Aku terdiam sejenak untuk menetralkan jantungku yang sudah tidak karuan. Dan hanya terduduk kaku selama perjalanan karena kepalaku dan Jaemin yang sangat berdekatan.

Aku belum sadar ternyata saat itu kak Mark memergoki kita berpegangan tangan, "Chan Jaemin sama Heejin gandengan gila, mereka udah jadian?" Bisiknya pada Haechan.

Haechan yang mendengar itu tersentak, "JIN LO PEGANGAN TANGAN SAMA JAEMIN??" Tanyanya dengan suara yang besar. Aku terkejut saat ketahuan refleks melepaskan tanganku.

Sementara kak Mark mengusap kasar wajahnya, "ngomong ke orang yang salah nih gue" batinnya.

"Kalian udah jadian??" Tanya Jeno tetap fokus pada jalan. Ku lihat Renjun hanya diam menatap jalan.

"Di ganggu mulu gimana mau ngajak pacaran" jawab Jaemin membuatku menoleh ke belakang.

"Bener kan?" Ucapnya padaku.

"Lagian cowo sama cewe ga boleh pergi berdua doang ke tiga nya setan" celetuk Haechan dengan tanpa dosa.

"Lo setan nya" kata Jeno yang langsung di sauti tawa kak Mark, udah kayak tim hore dia.

"Gue ke enam bukan ke tiga" jawab Haechan.

"Anjir serah lo Chan serah, gue ngedenger Haechan ngomong udah emosi" Renjun memasang muka kesalnya.

"Tuh yang lagi emosi setannya" balas Haechan.

• • •


Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya kita sampai di sebuah wahana bermain. Aku berniat untuk mengajak Jaemin membeli aksesoris kepala couple.

"Jaem beli topi couple yuk" aku sedikit berbisik, tapi sayangnya di dengar oleh Renjun yang berada di belakang aku dan Jaemin.

"Gaes gaes Heejin mau topi couple katanya, ayo kita beli" ucap Renjun bersemangat. Betapa penyabarnya aku.

"Wah lo mau berapa topi Jin?" Tanya Haechan dengan menyakinkan.

"Ntar Jeno bayar tenang aja" lanjutnya membuat Jeno yang disebut menggerakkan matanya terkejut. Kak Mark bengek melihat ekspresi Jeno lalu menepuk nepuk kepala Jeno.

Kita menuju toko aksesoris dan pernak pernik disana, sampai akhirnya aku menemukan topi kelinci berwarna pink dan biru. Aku berniat memberikan yang warna biru untuk Jaemin saja, tapi setelah ketahuan yang lain mereka juga memilih yang warna biru. Sungguh mereka sangat tidak peka, tidak membiarkan aku berduaan dengan Jaemin. Ataukah mereka hanya pura pura tidak peka?

Setelah perbedaan pendapat mana yang lebih dulu kita naiki akhirnya kita memutuskan untuk menaiki wahana roller coaster aku duduk di depan gerbong bersama Jaemin, dibelakangnya Renjun, Jeno dan yang paling belakang diantara kita kak Mark dan Haechan. Saat mulai di rel yang mulai naik turun dengan curam tentu ada teriakan teriakan heboh.

"HUAAAA MAMAA" teriak Haechan.

"AAAA HAHAHAHA" Kak Mark teriak lalu ketawa sendiri, serem emang.

Renjun dan Jeno yang tadinya bertaruhan untuk tidak teriak atau berekspresi akhirnya tetap teriak juga. "WAHHH GILAAA" teriak Renjun dan Jeno bersamaan.

Sementara aku hanya teriak "AAAAAA". Jaemin tidak teriak tapi ekspresinya sangat sangat lucu. Kalian bisa membayangkan sendiri bagaimana lucunya.

Setelah melewati lika liku roller coaster yang cukup panjang kita keluar dari area rollercoaster dan aku mendapat panggilan untuk ke toilet.

"Gue mau ke wc dulu ntar kabarin ada dimana" ucapku.

"Gue temenin Heejin deh" Jaemin menggandeng tanganku untuk pergi. Sebenernya aku terkejut saat ia menggandeng tanganku, tapi aku masih bisa menyembunyikan salah tingkahku.

"WOY MAIN GANDENG AJA ANAK ORANG LO" teriak Jeno.

"HEH HEH SAPA YANG NGIJININ LO NGANTER HEEJIN" kak Mark ikut berteriak, dan mendapat lambaian tangan Jaemin yang berjalan menjauh sambil menggenggam tanganku.

• • •

Gue dan Heejin berada di sebuah tempat yang lumayan sepi, masih di dalam tempat bermain. Pemandangannya terasa menyejukkan disini. Gue tatap Heejin dalam, sampai akhirnya Heejin sadar ditatap gue.

"Kenapa?" Tanya Heejin, cantik. Entah kenapa tanpa pikir panjang gue deketin muka gue ke muka Heejin (eh gimana sih? Ya pokoknya gitu deh😅)

"HEH!"

° ° °

Ga nyangka sih udah 1k aja yang liat cerita ini, kirain ga bakal ada yang liat😭

Semoga sukaa, maap makin ga jelas gini yaa?:"
Niatnya ini chapter terakhir tapi nanti takut kepanjangan terus jadi bosen bacanya
Tunggu chapter terakhirnya yaww
Yang udah baca, vote sama komen makasii banyak💚

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang