Aku sedang berada di teras belakang rumah sambil memainkan ponselku ditemani french fries dan Hot Sauce. Tiba - tiba Jeno datang dan bisa ku lihat ada Jaemin juga, tapi hanya di pintu tidak ikut mendekat.
Aku menatap Jeno yang sudah berdiri di depan ku lalu mengangkat salah satu alisku dengan maksud bertanya "ada apa?"
"Lo beneran punya pacar? Si Chenle ga beneran kan?" Tanyanya sedikit heboh, dengan ekspresi seperti anak kecil.
Aku terkekeh kecil melihat ekspresi Jeno, "gue masih nunggu seseorang nih yang sebenernya ga pasti juga si" aku membesarkan suaraku agar terdengar jelas oleh Jaemin yang ada di pintu. Sedangkan Jeno hanya mengangguk angguk.
"Yeayy" terdengar suara samar dari balik pintu, sepertinya itu suara Jaemin.
"Chenle sama Jisung adik kelas gue dulu" kali ini aku berusaha mengucapkannya dengan suara normal karena aku sedang menahan rasa senang mendengar respon Jaemin dari balik pintu.
Jeno menghembuskan nafas lega, "ya udah ayo masuk" ucapnya sambil merangkulku dengan semangat sampai rambutku terjambak:")
• • •
Di hari minggu yang cerah ini aku tidak sengaja bangun pagi karena alarm, sebenarnya bisa saja kembali tidur tapi saat aku ingin melanjutkan tidur perutku berbunyi karena kelaparan. Padahal tadi malam makan banyak, heran.
Jadi aku memutuskan turun kebawah untuk mencari makanan. Dan entah aku harus bilang sialnya atau senangnya di meja makan ada Jaemin yang sepertinya kelaparan juga, karena ada roti di tangannya. Setelah aku melihatnya tidak lama kemudian dia menyadari keberadaanku, itu membuat mata kita saling bertemu.
Aku menyengir canggung, "hai" sapaku.
Jaemin tersenyum manis, ah tidak tapi Jaemin tersenyum sangat sangat sangat manis. Sepertinya itu senyum terindahnya yang pernah aku liat. Keadaanku sekarang... Aku ingin menjelaskan keadaanku tapi itu sangat sulit di jelaskan.
"Udah bangun?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur. Double kill ga tuh? Udah disenyumin terus ditanyain pake suara kaya gitu.
"Ga Jaem ini arwah gue" batinku sedikit kesal dengan pertanyaannya. Jadi aku memutuskan menjawabnya dengan anggukan dan senyuman.
Aku mencari roti di lemari makanan tapi tidak juga ketemu, Jaemin menyadari aku sedang mencari sesuatu yang tidak ketemu.
"Nyari apa?" Tanyanya sambil bangun dari duduknya.
"Roti" jawabku seadanya.
"Nih tapi udah gue kasih selai sama udah gue tumpuk gini gapapa? Tadi tinggal tiga udah gue makan satu sisa ini" tawarnya menyodorkan piring berisi dua lembar roti tawar yang sudah disatukan.
"Potongan aja gimana? Lo tadi malem makan dikit" usulku sambil memotong rotinya.
Aku duduk disebelahnya, "ayo makan".
Setelah itu hening beberapa detik sampai akhirnya kita tidak sengaja membuka suara bersamaan.
"Gue-" ucap Jaemin.
"Lo-" ucapku.
"Lo mau ngomong apa?" Tanyanya.
"Lo duluan aja" jawabku karena penasaran.
Jaemin menatapku dalam "gue mau minta maaf, dulu gue nyuekin lo dan deket sama Yeri" ucapannya terdengar sangat tulus.
"Kenapa? Lo ada alesannya kan?" Tanyaku yang memang sangat penasaran dengan itu, sebenarnya disisi lain aku sudah ingin melupakan hal-hal itu. Kemudian Jaemin menjelaskan alasannya tentang itu.
"Jadi lo maafin gue kan?" Tanya Jaemin. Aku mengangguk lalu Jaemin menepuk puncak kepalaku pelan.
"Lo ada janji ga hari ini?" Tanyanya aku menjawab dengan gelengan kepala.
"Jalan mau?"
° ° °
Ngefeel ga sih? Maapin kalo makin ga jelas & mengecewakan:"
Semoga sukaa, eh iya kayanya beberapa chapter lagi tamat manteman😭
Makasiiii banget yang udah baca, vote sama komen❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021