30. Jadian (end)

414 30 4
                                    

Setelah keluar dari toilet aku melihat Jaemin melamun sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"HEH!" aku menyadarkan dia dari lamunannya.

Jaemin terlihat sangat terkejut, "e-eh lo udah?" Tanyanya gugup.

"Udah"

"Lo mikirin apa sampe kaget banget gitu?" Tanyaku penasaran.

"Lo mau tau gue mikirin apa?" Tanya Jaemin dengan tatapannya yang melemahkanku, aku mengangguk antusias.

"Main itu dulu kalo lo bisa mecahin lebih banyak dari gue, gue kasih tau" ucapnya menunjuk pada permainan melempar anak panah kecil untuk memecahkan balon dari jarak sekitar satu meter.

"Oke" jawabku dengan percaya diri.

"Mba mau dua ronde ya" pintaku pada penjaganya.

"Sepuluh kali ya mas mba, maksimal waktu selama dua menit" ucap mba itu sambil memberikan anak panah itu pada aku dan Jaemin masing-masing sepuluh, aku dan Jaemin hanya mengangguk paham.

Beberapa balon telah ku pecahkan sedangkan Jaemin ia baru memecahkan dua balon entah karena dia mengalah atau memang tidak bisa, sampai akhirnya anak panah kita habis tepat waktu.

"Liat liat gue mecahin tujuh balon" pamerku dengan sombong, tapi Jaemin malah terkekeh kecil sambil menepuk pundak kepalaku.

"Silahkan mba hadiahnya bisa milih cuma dapet yang bagian sini" ucap mba penjaga sambil menunjukan jejeran hadiah kecil.

"Gantungan ini bisa dapet dua kan mba?"

"Iya mba, mau itu?" Tanyanya, aku mengangguk.

"Terimakasih mas mba"

"Iya mba" jawab aku dan Jaemin bersamaan.

• • •

Kita sedang mencari tempat untuk duduk sebentar, untuk memberi tau apa yang tadi Jaemin pikirkan. Sampai akhirnya kita menemukan tempat duduk kosong.

"Akhirnya bisa punya barang samaan berdua" ucapku lalu memberikan salah satu gantungan kunci yang ku dapat tadi.

"Jadi lo mikirin apa tadi?"

"G-gue?" Jaemin terlihat sedikit gugup dan malu.

"Iya lah, ya kali gue nanya ke angin yang lewat tadi" ucapku karena sudah penasaran.

"Liat sana jin" Jaemin menyuruhku untuk melihat kedepan.

Setelah kulihat di depanku tidak ada yang menarik aku langsung kembali menoleh ke arah Jaemin, "lo suruh liat apaan?" Tanyaku sebelum menoleh.

Saat aku sudah menoleh ke arah Jaemin ternyata wajahnya semakin dekat dengan wajahku, tentu saja jantungku tidak karuan karena hal itu. Jarak wajah kita hanya beberapa centi, bahkan aku lupa bernafas.

"Tadi gue mikir gini" ucapnya sambil tetap menatap mataku, wah gila sih.

"Terus hampir gini" lanjut Jaemin lalu mencium bibirku.

'Cup'

Jaemin kembali menatapku, "lo mau ga jadi pacar gue? Untungnya kali ini ga ada yang ganggu" ucap Jaemin lagi sementara aku?? Aku tentu terdiam membeku tidak percaya dengan apa yang telah terjadi, karena sejujurnya ini sangat tiba tiba jadi aku tidak mempersiapkan diri.

"Lo kok diem? Maaf gue ga sopan" ucapan Jaemin menyadarkan ku, aku segera menggeleng.

"Ng-ngga gue kaget aja" tapi sepertinya Jaemin merasa bersalah akan tindakannya itu, jadi aku memutuskan untuk...

'Cup' mencium pipi Jaemin membuat si pemilik membulatkan matanya terkejut.

"Gue mau jadi pacar lo, kenapa pake nanya?" Ucapku sambil cemberut.

"Please ga usah gitu mulutnya, kok nyiumnya di pipi? Tapi gapapa deh daripada ga sama sekali" Jaemin menepuk puncak kepalaku lalu memelukku erat.

Belum lama pelukan itu berlangsung tiba tiba terdengar suara para pengganggu. "TUH KAN BENER AJA DUGAAN GUE, MEREKA MANFAATIN KESEMPATAN. DARI TADI DITUNGGUIN MALAH PELUK PELUKAN" ucap Haechan dengan suara lantangnya sambil berlari kecil lalu duduk di antara aku dan Jaemin.

"Bener bener ni anak dua" ucap kak Mark sambil menggelengkan kepalanya.

"Wah gara gara kalian kita stress dengerin ocehan Haechan yang ga ada abisnya" kata Jeno yang terlihat jelas dari mukanya ia lelah.

"Dah lah ayo cari makan" Renjun menarik kak Mark dan Jeno.

Aku dan Jaemin saling menatap beberapa detik, "OOO OOO APA NIH? UDAH JADIAN?" Seru Haechan *pas OOO OOO pake nada yang di konten 7lliln

Setelah mendengar itu kak Mark, Renjun dan Jeno kembali menoleh bersamaan, "BENERAN?" Tanya mereka kompak.

"IYA IYA UDAH" jawab aku dan Jaemin bersamaan juga.

"Mana buktinya?" Tanya Jeno dengan muka polos. Karena greget melihat ekspresi Jeno, aku dan yang lainnya pergi berjalan duluan tanpa menjawab pertanyaannya.

° ° °

Ya ampun ini ngetik apaan? Maap kalo aneh banget😭
Paling suka chapter berapa? Komen dung boleh gaa?
Bakal ada spesial chapter manteman, tapi ga tau upload kapan:) maunya sih secepatnya yaa
Makasii banget buat yang udah baca cerita ga jelas ini:"

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang