Aku baru sampai rumah disambut oleh beberapa satpam dan asisten rumah tangga disini. Aku tersenyum ramah menyapa mereka. (Kurang lebih rumahnya kaya di atas)
"Mama sama papa adakan bi?" Tanyaku pada art yang sudah senior.
"Ada non" jawabnya lembut, setelah mendengar itu aku tersenyum tipis lalu masuk ke dalam mencari keberadaan mereka.
Ternyata di dalam aku juga disambut oleh orang tuaku, mamanya Haechan dan beberapa temanku. "Welcome sayang, amankan?" Mamaku merentangkan tangannya berniat memelukku. Disusul oleh papaku, Suho.
"Ngga ma, aku mau konsul sama om Joshua" ucapku dalam pelukan mamaku.
"Kamu pasti stress ngadepin Haechan ya?" Tanya tante Hyoyeon, mamanya Haechan.
Aku terkekeh, "bukan taan" sambil beralih memeluk tante Hyoyeon. Fyi, ceritanya mamanya Haechan tuh kakak papanya Heejin(ga penting ya infonya?😭)
"Gue ga dipeluk nih?" Tanya seseorang dengan muka bete.
"Dahlah kita dilupain" ucap yang lainnya.
"Sini sini peluk juga" aku merentangkan tanganku belum sempat memeluk mereka, tanganku keburu dicekal oleh papa. Itu membuat mereka kecewa dan yang lain tertawa.
• • •
Disisi lain Mark, Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin melewati hari hari yang sepi tanpa Heejin dirumah ataupun di sekolah. Terutama Jaemin yang terlihat tidak memiliki keinginan untuk hidup.
"Yaelah ini si Jaemin mengenaskan gini butuh asupan Heejin kayanya" Renjun tiba tiba duduk disebelah Jaemin yang sedang memainkan ponselnya di sofa.
"Sesuka itu Jaem sama Heejin?" Mark ikut duduk di sofa itu dengan semangka ditangannya. Jaemin hanya menghela nafasnya.
"Halah akting lo, kemaren kemaren sok sok-an nyuekin Heejin sekarang begini" Sewot Haechan.
"Dasar gengsi" Jeno ikut menimpali.
"Berisik njing" ucap Jaemin dengan santai sambil tetap melihat handphonenya.
"Lah? Apa katanya? Kampret" Renjun terkaget kaget mendengar ucapan Jaemin ia pun melayangkan tubuhnya diatas Jaemin, dan diikuti oleh yang lainnya.
"Eh woy gue mati nih ga bisa nafas" yang lain tertawa terbahak bahak melihat Jaemin menderita, lalu kembali berdiri.
"Dikira badan kalian ga berat?" Lanjut Jaemin dengan nafas yang belum beraturan.
"Haechan nih paling berbobot" Jeno menepuk nepuk kepala Haechan.
"Gue mulu kebiasaan" jawab Haechan sambil jalan menuju dapur.
"Chan lo ga mau telpon Heejin?" Tanya Jaemin setelah menyelesaikan minumnya.
"Telpon sendiri aja kek lagian punya nomernya kan?" Haechan memasang muka menyebalkannya.
"Kebiasaan muka lo bikin pengen nampol"
• • •
Beberapa minggu kemudian aku sudah bisa kembali tinggal di Korea untuk melanjutkan sekolahku. Dan tinggal dengan Haechan dan teman temannya. Kali ini aku tidak datang sendiri, tapi bersama teman pria ku di Amerika.
Ding dong
° ° °
Maap bangettt pendek+makin ga jelas manteman, makin buntu🥺
Semoga sukaa, makasii banget buat yang baca & vote lope sekebon❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021