Sepertinya Jeno berubah pikiran. "Nih lo yang bawa" ucapnya dengan muka yang memerah, tentu bukan karena aku tidak sengaja memeluknya kan? Mungkin dia kepanasan.
Aku pun akhirnya mengambil alih sepeda yang tadi dikendarai oleh Jeno, sampai kembali kerumah. Kalo ditanya capek atau ngga, jelas capek secara badannya si Jeno lebih besar dariku.
Saat sudah dihalaman rumah, Jeno buka suara. "Kayanya pegel banget ya jin" Jeno tertawa setelah melihat aku bercucuran keringat, tidak banyak sih tapi beberapa terlihat.
Aku ikut tertawa meskipun sebenarnya malu, "iyalah gila lo berat"
"Kan lo yang minta gantian" Jeno mengacak rambutku pelan, aku hanya terkekeh sambil membuka pintu rumah.
Aku dan Jeno masuk kerumah masih dengan tawa, dan ini yang kesekian kalinya aku dibuat terkejut oleh Haechan tapi kali ini Renjun ikut sedikit heboh. Aku dan Jeno saling menatap dengan tatapan bingung.
Haechan melompat lompat di depanku, "HEEJIN LO TINGGAL DISINI YEAYY!!!" Akupun entah kenapa jadi mengikuti Haechan lompat lompat sambil kita berpegangan tangan. Sepertinya virus bobrok Haechan bisa menular.
Tidak lama kemudian aku dan Haechan menghentikan aktivitas lompat lompat tadi aku baru sadar mereka menatapku memasang ekspresi julid dalam hati mereka seperti bicara "ternyata Heejin mirip Haechan", aku yang ditatap seperti itu hanya nyengir.
"Gue mandi dulu, bye" aku melambaikan tangan sambil tetap berjalan menuju kamarku, ralat kamar Haechan.
Saat selesai mandi aku langsung turun untuk mencuci pakaian karena malas jika sudah menumpuk. Kulihat ruang tengah masih berantakan mungkin nanti Haechan akan merapihkannya.
Saat aku sampai diruangan tempat cuci, ternyata mesin cuci penuh dengan pakaian. Padahal mood ku sedang bagus untuk mencuci pakaian, tapi setelah melihat itu aku jadi malas mencuci.
Aku langsung mengetuk pintu setiap kamar dengan sedikit keras agar para penghuninya keluar. Beberapa dari mereka memasang muka kesal termasuk Haechan.
"Kenapa sih?" Tanyanya.
"Bikin peraturan sama tugas bersih bersih yuk, ga pada nyadar kalo rumahnya berantakan?" Aku terheran heran dengan mereka bisa bisanya rumah seberantakan ini ga ada yang berniat merapihkan.
"Gue setuju" Jaemin melipat tangannya didepan dada.
"Tapi segini mending loh daripada pas kita baru dateng" kali ini Mark yang bicara.
"Ya pokoknya ayo kita bagi tugas" ucapku lagi, tapi tetap tidak ada yang menyetujui saranku selain Jaemin. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar, ceritanya ngambek.
3 jam berlalu aku hanya menghabiskan waktu menonton drama didalam kamar. Tiba tiba seseorang mengetok pintu kamar lalu langsung masuk tanpa persetujuanku dulu, ternyata Haechan.
"Jin lo ga ada niatan keluar kamer?" Tanya Haechan dengan berdiri di samping ranjang. Aku tidak ada niatan menjawab pertanyaan Haechan. "Padahal kalo keluar lo pasti kaget" lanjut lelaki itu.
Aku masih tidak berniat mengalihkan pandanganku dari laptop. Tapi Haechan malah menarik rambutku yang kebetulan sedang kuikat seperti ekor kuda.
Aku menatapnya tajam. "Keluar ayo" Haechan menarik narik rambutku dengan sok imut, sungguh anak itu selalu menambah emosi.
Tiba tiba kak Mark, Renjun, dan Jeno ikut masuk ke kamar. "Maap ya jin, kitakan ga setuju ada peraturan bukan ga setuju beres beres kok" ucap Jeno diiringi dengan anggukan oleh Mark dan Renjun.
Beda lagi dengan Haechan si kampret itu malah menarik rambutku lebih keras lalu kabur sambil teriak meminta maaf, "MAAF JIN GA SENGAJAA"
Aku beranjak dari dudukku dan mengejar Haechan, "anjir lo Chan" umpatku. Aku tidak mengerti mengapa teman temannya bisa mau berteman dengan dia.
Saat sampai ditangga aku terpeleset karena ternyata ada beberapa anak tangga yang basah. Tapi untungnya seseorang menangkapku dan membuatku tidak terjatuh. Seseorang itu adalah...
° ° °
Makasih banyak banget yang udah baca
Vote comment jangan lupa💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemburu || Jaemin
Fanfiction"Yang lo pikirin emang boleh gue lakuin?"-Jaemin Jangan lupa tinggalin jejak yaa Inspired by web drama: can i step in ©aku, 2021