19. Cemburu

594 32 1
                                    

Disisi lain Jaemin juga sedang berada di mall bersama Yeri saat sedang menunggu Yeri memilih pakaian Jaemin mendapati Heejin yang sedang berjalan bersama Renjun. Ia tak suka melihat itu, tapi tidak ada yang bisa dilakukan selain menahan rasa cemburunya itu. Iya, Jaemin cemburu juga seperti yang dirasakan Heejin tadi.

"Sayang kamu liatin apa sih? Akunya kok di diemin" Yeri merangkul tangan Jaemin.

"Hah— lo udah selesai?"

"Udah, sekarang aku mau kita photo box deh" Yeri sedikit manja.

"Dimana letaknya?" Jaemin bertanya lagi.

"Deket daerah permainan" ucap Yeri sambil sedikit menarik tangan Jaemin agar jalan lebih cepat.

• • •

Aku dan Renjun sudah memainkan beberapa permainan skor kita seri, sekarang kita tinggal memainkan permainan terakhir yaitu basket. Saat baru mau menuju mesin permainan basket mataku bertemu dengan mata seseorang yang membuatku tidak karuan. Jaemin, siapa lagi. Mataku bertemu dengan matanya, tapi tidak berniat untuk menyapa. Sungguh itu menyesakkan dada.

Kembali lagi ke permainan tadi aku menang di house of dead dan Renjun menang di air hockey, permainan basket ini penentuan pemenang diantara kita. Yang kalah mentraktir makan.

"Kuylah gesek jin" ucapan Renjun membuat aku langsung menggesekkan kartu permainan untuk memulainya.

"Santai ajalah gue mah yang penting masuk" Renjun melempar bola dengan tenang sementara aku seperti sedang emosi karena melempar bola dengan keras. Beberapa kali aku harus mengambil bola yang keluar keluar dari mesinnya sampai orang disekitar ada yang terganggu.

Tapi ternyata aku yang menang, "yeay gue menang" entah apa yang Renjun lakukan sampai bisa kalah padahal aku tidak serius memainkan permainan terakhir, aku tidak memperhatikan Renjun saat bermain tadi. Pikiranku terbayang Jaemin bersama Yeri.

"Lo mau makan apa?" Tanya Renjun menggenggam tanganku lagi, aku hanya menerima genggamannya.

"Ramen"

"Ramen mulu, jangan yang pedes loh ya" Renjun menepuk puncak kepalaku pelan, aku hanya mengangguk sok imut. Eh? Aku memang imut.

Restoran yang kita tuju terkenal namun sepertinya hari ini sedang tidak terlalu ramai karena biasanya dari luar sudah terlihat penuh, tapi sekarang masih ada lebih dari tiga meja kosong. Aku dan Renjun sudah menduduki meja bagian pojok, menurutku bagian pojok itu ternyaman.

"Lo pesen yang mana?" Pertanyaan Renjun belum sempat ku jawab karena mataku tertuju pada seseorang yang sedang bersama orang lain. Sampai akhirnya mataku bertemu dengan matanya.

"Liatin apa sih jin?" Tanya Renjun lagi, ia menyadarkanku.

"Ngga" mataku beralih menuju buku menu, "gue ini kalo lo ini gimana?" Tawarku yang disetujui oleh Renjun.

Tidak lama kemudian pelayan datang untuk menanyakan pesanan kita. Setelah pelayannya pergi Renjun membuka pembicaraan.

"Lo sama Jaemin marahan?" Tanyanya aku hanya mengedikkan bahu.

"Lo masih ada rasa sama Yeri?" Aku iseng bertanya seperti itu.

"Adanya sama lo" jawaban Renjun membuatku melotot tak percaya. Bisa bisanya dia jawab begitu disaat seperti ini meskipun jika candaan itu akan membuat keadaan menjadi canggung. Iya kan?

"Dah lah gue mau ke toilet dulu" lanjutnya sambil pergi meninggalkanku.

Aku masih tidak percaya dengan ucapan Renjun tadi jadi aku tidak terlalu memikirkannya, kini aku sedang mencari cari sosok yang ku lihat tadi. Iya Jaemin dan Yeri, ini ketidaksengajaan yang seperti disengaja karena selalu bertemu mereka. Padahal niatku kesini untuk membuat suasana hatiku membaik, tapi bertemu mereka berdua malah semakin memburuk. Menyebalkan bukan?

Entah kenapa aku malah mencari keberadaan mereka tadi, sampai akhirnya aku menemukannya. Tidak terlalu jauh namun tidak terlalu dekat juga.

Yeri yang tampak bahagia dan Jaemin yang.. aku tidak bisa jelaskan ekspresinya. Jaemin tau waktu itu aku dibully oleh Yeri dan temannya, tapi kenapa sekarang dia menjauhiku dan dekat dengannya? Aku cemburu sekarang.

Tapi sudahlah, dia bukan milikku.

Sebelum aku mengalihkan pandanganku, lagi lagi aku tertangkap basah sedang menatapnya. Dia menatapku dengan datar menyebalkan. Jelas aku malu, jadi aku beralih menatap ponsel di meja. Sampai akhirnya Renjun datang dengan senyumannya. Tidak lama setelah Renjun datang, pesanan kita pun datang.

Aku berniat mengikat rambut, tapi Renjun merebut ikat rambutku. Lalu Renjun berdiri memasangkan jaketnya ke pundakku.

"Gue mau nyoba ngikat rambut lo yaa" tangan Renjun bergerak kaku mengikat rambutku. Aku terdiam, tidak menyangka Renjun bisa semanis ini.

• • •

Disisi lain ternyata Jaemin memperhatikan Renjun dan Heejin dari mejanya "boleh ga gue cemburu kalo lo deket sama cowo selain gue?" Batinnya.

° ° °

Maapin tambah ga jelas gini T_T
Makasih yang udah baca ❤️
Semoga tetep suka ya

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang