Chapter bonus

339 27 4
                                    

Jadi ini tu aku buat sebagai ucapan makasih buat kalian yang udah baca *eaa
Tapi maap kalo ga ngefeel:")

° ° °

Beberapa hari telah berlalu setelah aku dan Jaemin resmi jadian, selama itu tentu hubungan kita tidak selalu berjalan mulus. Kita cemburu, marahan, tapi kembali bersama lagi sebelum dua puluh empat jam. Keren kan? Ngga juga sih ya?

"Gila ini tas bawa apaan? Berat banget" ucap Haechan julid.

"Gue bawa batu buat nimpuk lo disana puas?" Sewotku.

"Ga puas gue" ucapnya lagi menguji kesabaran semua orang.

"Sabar jin sabar" kak Mark menenangkan, aku mengusap dadaku menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya.

"Udah masuk semua kan?" Tanya Jeno memastikan.

"UDAHH" teriak Haechan di telinga Jaemin dan langsung mendapat tampolan dipipinya.

Liburan kali ini kita sudah memesan sebuah villa untuk kita tinggali beberapa hari kedepan.

• • •


Setelah menempuh waktu kurang lebih tiga jam, akhirnya kita sampai di villa yang kita pesan. Tidak mewah tapi nyaman dan luas untuk kita tempati.

"Wahh Jen lo parah sih ga berhenti dulu di tempat makan, laper banget njir" keluh Haechan menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Gue juga laper kali, kalo berhenti dulu ntar kelamaan" balas Jeno.

"Cemilan kita abis semua lagi" ucap kak Mark.

"Ya udah gue beli makanan dulu deh" ucapku.

"Gue temenin" kata Jaemin yang langsung ku jawab senyuman.

"Udah kek ibu sama bapak mau cari makan buat anaknya ga sih woy?" Tanya kak Mark diiringi tawanya.

"GA" jawab Renjun, Jeno dan Haechan bersamaan lalu setelah itu mereka tertawa juga bersamaan.

Aku dan Jaemin pergi menuju mini market hanya dengan berjalan kaki, karena jaraknya dari villa kita tidak terlalu jauh. Tiba tiba saat ditengah perjalanan sendalku putus, karena aku kesandung batu.

"Putus Jaem" ucapku sambil menatapi sendalku.

Jaemin menatapku, "kenapa tiba tiba ngajak putus?" Tanyanya panik.

Aku terkekeh melihat ekspresinya, mengapa dia bisa sangat menggemaskan?

"Ini lohh sendal aku" jawabku menunjukkan sendal dikaki ku.

"Huh kirain apa" ia mengacak acak rambutku. Jaemin jongkok di depanku "naik, sendalnya buang aja ya? Ntar aku beliin lagi"

Aku masih diam tidak berniat untuk naik dipunggungnya, aku tidak tega jika Jaemin harus menggendong ku bahkan ia belum istirahat setelah perjalanan yang cukup lama.

Jaemin yang menyadari tidak ada pergerakanku, jadi ia menarik tangan ku dan dilingkarkan ke lehernya. "Kenapa lama sayang?" Tanyanya lembut sambil mengangkatku yang ada di punggungnya.

Aku berdebar kencang dan takut debarannya terasa sampai ke punggungnya, ini pertama kalinya Jaemin selembut itu. Sebelumnya dia lembut tapi tak selembut ini dan kali ini bonus kata 'sayang'.

Beberapa menit setelah itu kita pun sampai di minimarket yang sebenarnya tidak mini. Pertama tama kita membeli sendal jepit untukku, setelah itu kita mencari bahan bahan untuk keperluan kita di villa. Sampai tiba tiba ada anak kecil mendekat ke arah kita.

Cemburu || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang