(33) Zahra Sakit

3.3K 149 3
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

"Ca!" panggil Rivan. Lalu ia menghampiri kekasihnya diikuti oleh ketiga sahabatnya.

"Apaan?" sahut Ica.

"Lho, kayaknya personel kalian kurang satu deh," ujar Rivan.

"Zahra mana?" tanya Bagas saat sudah ngeh.

"Zahra sakit," jawab Bila.

Ya, memang tadi pagi saat Bila mengetuk ngetuk pintu kamar Zahra tak ada sahutan dari sang empu. Untungnya pintu kamar Zahra tak terkunci dan memudahkan Bila, Ica, dan Putri untuk masuk. Ketika Ica menyentuh tubuh Zahra untuk membangunkannya, ia terkejut saat merasakan badan Zahra yang begitu panas. Bukan hanya badannya saja yang panas, tapi Zahra juga sempat memanggil manggil nama Alfin dengan mata yang terpejam. Putri pun menyarankan agar Zahra dibawa ke rumah sakit, namun Zahra menolaknya.

Ica menghela napasnya kasar. Lalu ia menyuruh Zahra untuk tidak bersekolah dulu. Butuh perjuangan untuk membujuk Zahra agar mau beristirahat di rumah. Dan akhirnya Zahra pun menurut.

"Zahra sakit?" beo Rakha.

"Iya kha, tadi pagi pas kita mau bangunin Zahra badannya itu panas banget. Kita udah bujuk dia supaya mau di bawa ke rumah sakit, eh tapi dia nya gak mau. Yaudah kita suruh dia istirahat di rumah aja," jelas Putri.

Ica menatap Alfin sinis.

"Iya, dan itu semua gara gara lo!" tunjuk Ica pada Alfin.

"Kok gue?" tanya Alfin tak terima.

Ica menatap tajam Alfin. "Coba aja kalo lo dengerin dulu penjelasan Zahra kemarin, mungkin Zahra gak sampe down kayak gini BANGSAT!" teriak Ica.

Alfin terkekeh pelan. "Penjelasan apa lagi coba? Jelas jelas gue liat sendiri kalo waktu itu dia pulang dan jalan bareng Felix!"

Ketiga sahabat Alfin memilih diam. Karena mereka sama sekali tak tahu tentang permasalahan ini. Mereka menatap Bila dan Putri meminta penjelasan. Bila mengangguk dan mengatakan 'nanti' tanpa bersuara.

"Emang lo tau apa alesannya Zahra ngelakuin itu hah?!"

Ica menarik napasnya. "DIA NGELAKUIN ITU KARENA TERPAKSA! KEMARIN DIA TANDING BASKET SAMA FELIX, DAN FELIX BILANG KALO ZAHRA MENANG DIA GAK AKAN GANGGU HIDUP ZAHRA LAGI, TAPI SEBALIKNYA KALO FELIX YANG MENANG ZAHRA HARUS NURUTIN SEMUA PERMINTAAN FELIX!" setelah mengatakan itu, air mata Ica lolos begitu saja. Rivan yang melihat Ica seperti itu langsung memeluk tubuh Ica.

Alfin terdiam saat mendengar penjelasan Ica. Ia mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh Ica tadi.

"Dan lo tau? Zahra berusaha buat menangin pertandingan itu sampe sampe kakinya cedera, tapi itulah yang membuat Zahra kalah dan harus menuruti permintaan Felix," lirih Ica yang masih berada di pelukan Rivan.

Lagi lagi Alfin terdiam.

"J-jadi kaki Zahra cedera gara gara pertandingan basket kemarin?" tanya Alfin.

Bila dan Putri mengangguk.

"Dan yang harus lo tau kalo si Felix yang udah buat kaki Zahra cedera," ujar Bila.

Tangan Alfin terkepal dan rahang kokohnya mengeras. Ia sangat menyesali kenapa ia tidak mendengarkan penjelasan Zahra kemarin.

"Gue mau ketemu Zahra," ujar Alfin.

Ica terkekeh sinis. "Mau ngapain lo? Belum puas lo ngebentak dia kemarin?"

"Gue nyesel, please gue mau ketemu Zahra," mohon Alfin yang menatap teman temannya sendu.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang