(19) Nyaman

5.4K 248 2
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Alfin terus saja memandang wajah cantik milik Zahra yang sedang tertidur di mobilnya. Ya, sepulang sekolah Alfin menyuruh Zahra untuk pulang bersamanya. Awalnya Zahra menolak, tetapi Alfin tetap memaksanya. Akhirnya Zahra pun terpaksa untuk pulang bersama Alfin.

Lalu bagaimana dengan Bila, Ica, dan Putri? Yang pasti mereka dengan senang hati pulang bersama sang kekasih. Tetapi tidak untuk Ica. Ya! tadi sempat terjadilah adu mulut antara Ica dan Rivan dan berakhir Ica yang diantar pulang oleh Rivan. Itu pun sangat sangat terpaksa!

Mobil sport milik Alfin sudah terparkir rapi di depan Appartement pribadi milik Alfin. Appartement ini adalah hadiah ulang tahunnya yang diberikan oleh Pratama-Daddy Alfin.

Karena tak tega membangunkan Zahra yang kelihatannya sangat lelah, Alfin memilih untuk tidak membangunkannya. Dengan perlahan Alfin menggendong Zahra lalu memindahkannya di kasur milik Alfin.  Lalu Alfin berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

******

Zahra terbangun dari tidurnya. Ia bingung sejak kapan warna cat kamarnya berubah menjadi hitam putih?

Zahra terduduk di kasur sambil mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul.

"Sejak kapan kamar gue direnovasi gini?" gumam Zahra dengan nyawa yang belum terkumpul.

Ceklek ...

Alfin keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan baju. Ia hanya mengenakan celana pendek selututnya.

Zahra menoleh, lalu sedetik kemudian ia berteriak.

"Aaaaaaa!!!!" teriak Zahra saat melihat Alfin yang keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan baju.

"Lo ngapain di kamar gue!!" ujar Zahra yang masih berteriak.

Alfin menutup telinganya rapat rapat untuk menghindari teriakan maut Zahra.

Lalu ia menatap datar Zahra. "Heh munaroh! Lo itu sekarang di Appartement gue."

Zahra mengedarkan pandangannya dan memicingkan matanya. "Lo gak apa apain gue kan?"

Terlintas di benak Alfin untuk menjahili gadis di depannya ini.

Lalu Alfin mulai melangkahkan kakinya mendekati Zahra.

"Heh mau ngapain lo!!" teriak Zahra yang mulai panik.

Alfin menulikan perkataan Zahra. Ia malah makin mendekat ke arah Zahra yang membuat Zahra semakin panik.

"STOPP! BERHENTI DI SITU!! DAN JANGAN MENDEKAT!" pekik Zahra.

"Cuma gue grape grape dikit doang," bohong Alfin.

Zahra membelakkan matanya. Lalu ia menyibakkan selimut yang dipakai  untuk melihat tubuhnya. Ia bernapas lega saat melihat tubuhnya yang masih lengkap dengan seragam yang ia pakai.

Alfin terbahak melihat ekspresi Zahra.
"Gue bercanda elah,"

"Lagian gue nggak napsu juga tuh sama badan lo." lanjutnya.

Zahra hanya memandang Alfin dengan pandangan tak suka. Lalu ia bangkit dari kasur Alfin.

Sebelah alis Alfin terangkat. "Mau kemana lo?"

"Mau pulang!" ketus Zahra.

"Lo ngak liat? Tuh hujan deres," ujar Alfin yang menunjuk ke arah jendela.

Zahra melirik ke arah jendela. Dan benar saja, tiba tiba hujan turun dengan derasnya. Lalu ia menghela napasnya kesal. Terpaksa ia harus menunggu di Appartement Alfin sampai hujannya reda.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang