(38) Penjelasan

2.6K 129 0
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Empat gadis cantik sedang berdiri di bawah panasnya terik matahari dengan posisi hormat menghadap tiang bendera. Ya, mereka dihukum oleh Buk Rini karena mereka ketahuan telat dan hendak memanjat tembok belakang sekolah. Tak ingin memperpanjang masalah, akhirnya Zahra beserta ketiga sahabatnya memilih menjalankan hukuman mereka.

"Panas banget gila," keluh Zahra. Ia mengelap pelipisnya yang penuh dengan keringat.

Putri mendengus. "Ini jam istirahatnya masih lama gak sih? Putri udah capek banget nih."

"Masih lama woy!" Ica menoyor pelan kepala Putri.

Bila menyenggol lengan Zahra saat melihat Alfin dkk yang ingin menghampiri mereka. "Itu mereka kayaknya mau nyamperin kita deh," ujar Bila yang didengar juga oleh Ica dan Putri.

Wajah mereka mendadak pucat. Mereka yakin sekali habis ini pasti mereka akan mendapatkan siraman rohani dari kekasih mereka masing masing.

"Kenapa dihukum?" tanya Alfin. Keempat cowok itu menatap datar Zahra dkk.

Zahra memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tak mau melihat wajah Alfin. Jangan lupakan jika Zahra masih kecewa atas apa yang dilakukan Alfin.

"Telat," jawab Zahra singkat tanpa menatap Alfin.

"Kenapa bisa telat?"

"Kesiangan."

Alfin terseyum miris saat Zahra tak mau menatapnya. Lalu ia menarik tangan Zahra agar ikut bersamanya. Saat Zahra hendak menepis tangan Alfin, justru Alfin malah mempererat cekalannya yang membuat Zahra sedikit meringis sakit. Akhirnya Zahra pun pasrah mengikuti Alfin yang membawanya entah kemana.

"Eh itu Zahra mau dibawa ke mana?!" teriak Putri.

"Udah biarin aja mereka selesain masalah mereka," ujar Rakha.

Ica yang merasa kakinya pegal langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Tak perduli dengan Rivan yang sedang menatapnya garang.

"Lo itu kapan berubahnya sih? Gak capek apa dihukum terus? Suka banget sih cari masalah, sekali sekali cari jadoh kek. Eh jangan deng, kan jodoh lo itu gue," omel Rivan seraya berkacak pinggang seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

Gadis bermata sipit itu memutarkan kedua bola matanya malas. "Bacot lo monyet!"

Rivan menyentil kening Ica. "Dosa lo ngatain calon suami."

Ica berdecih. "Dih emang siapa yang mau nikah sama lo?"

"Ya lo lah!" ucap Rivan ngegas.

"kenapa kalian malah ribut sih? Udah ah kha, dari pada dengerin bacotan mereka mending kita pergi dari sini," ajak Putri yang menarik tangan Rakha.

"Terus kalo Buk Rini ngeliat kamu pergi dari sini gimana?" tanya Rakha.

Putri memegang kepalanya pura pura pusing. "Aduh, kok kepala Putri tiba tiba pusing gini sih?"

Ica mendelik. "Perasaan tadi pagi baik baik aja," cibir Ica.

Bila memutar bola mata jengah. Ia sudah sangat hafal dengan sifat sahabatnya itu. Si Ratu drama ketiga setelah Zahra dan Ica!

Rakha yang melihat Putri kesakitan seperti itu pun tak tega. Ia langsung menuntun Putri dan membawanya pergi. Dalam hati Putri bersorak senang. Lumayan kan bisa kabur dari hukuman Buk Rini titisan momo itu.

"Aku mau ikut Putri," ujar Bila.

"Terus hukuman kamu gimana?" tanya Bagas.

"Bodoamat." Bila mengangkat kedua bahunya acuh. Lalu ia segera menyusul Putri. Bagas menggelengkan kepalanya dan menyusul gadisnya itu.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang