(12) Balas dendam Winda

6K 275 13
                                    

Happy Reading🦋
.
.
.

Kringgg

Surga dunianya para murid telah berbunyi. Namun guru yang mengajar di kelas 12 IPA 3 belum menghentikan aktivitasnya. Guru itu masih setia menulis di papan tulis seolah olah bunyi bel tersebut hanya suara angin lalu baginya.

"Buk! ini udah bel istirahat, lanjutin besok ajalah buk. Kayak nggak ada hari lain aja!" kesal Bobby.

Bu Ani yang notabenya sebagai guru IPA menoleh ke arah Bobby. "Udah bel ya nak?" tanya Bu Ani dengan wajah tak berdosanya.

"UDAH DARI TADI BUK!!" geram seluruh murid.

"Yasudah kalo gitu, materi hari ini cukup sampai di sini dan kita lajutkan besok. Kalo gitu saya permisi," ujar Bu Ani yang langsung keluar dari kelas.

Setelah kepergian Bu Ani, anak anak IPA 3 bersorak ria.

"HUAAA BOBBY LO EMANG PENYELAMAT CACING CACING DI PERUT GUE!!" teriak Ica.

"Coba aja lo tadi nggak bilang, mungkin sampe besok juga nggak bakal kelar pelajaran Bu Ani," ujar Zahra.

"Oh jelas dong, Bobby gitu lho. Apa sih yang enggak buat neng Zahra." Bobby menyisir rambutnya kebelakang dengan jarinya dan sesekali mengedipkan sebelah matanya.

"Lain kali nggak usah lo puji gitu ra. Liat noh baru aja digituin, langsung besar kepala dia," celetuk teman sekelas Zahra yang bernama Dito.

Bobby menatap sengit Dito. "Sirik aja lo siluman monyet!"

Zahra yang mendengar itu hanya terkekeh dan memilih mengajak Bila, Ica, dan Putri ke kantin.

"Kantin yok!" ajak Zahra.

"Kalian duluan aja deh, Putri mau ke toilet dulu," ujar Putri.

"Mau gue anterin?" tawar Bila.

"Nggak usah, biar Putri sendiri aja."

"Ya udah nanti lo langsung ke kantin aja ya," ujar Ica.

Putri mengangguk. "Oke, Putri duluan ya."

******

Saat dikantin, Zahra melihat semua meja sudah dipenuhi oleh seluruh murid. Tinggal tersisa empat meja yang masih kosong, itu pun meja yang ditempati oleh Alfin dkk.

"Yahh, udah penuh semua. Terus kita duduk dimana? Mana perut gue laper banget lagi," keluh Ica. Ia celingak celinguk berharap ada tempat yang masih tersisa. Matanya berhenti saat melihat empat meja yang masih kosong di arah pojok kantin.

"Nah! itu ada yang kosong," seru Ica yang menunjuk empat meja yang kosong.

"Hah! Nggak ada meja lain? Ogah gue kalo harus semeja sama mereka," tolak Zahra yang melihat hanya meja Alfin dkk yang masih tersisa.

"Gue juga males," timpal Bila.

"Nggak ada meja lain lagi, kalian mau makan sambil berdiri gitu?" ujar Ica.

Dengan kesal, Ica menarik tangan Zahra dan Bila menuju meja Alfin dkk. Zahra yang ditarik tangannya oleh Ica hanya bisa pasrah. Lagian benar apa yang dikatakan Ica kalo tidak ada lagi meja yang tersisa.

Zahra, Bila, dan Ica menghampiri meja Alfin dkk.

"Kita boleh gabung nggak?" tanya Ica.

Alfin dkk yang sedari tadi sibuk memakan makanan mereka langsung menoleh ke arah Zahra, Bila, dan Ica.

"Eh neng Ica, mau duduk disini ya? Sini sini duduk sama abang," ujar Rivan yang menepuk nepuk kursi di sebelahnya menyuruh Ica untuk duduk.

Ica memutar bola matanya malas dan dengan terpaksa ia duduk di samping Rivan.

Together With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang